" Loe beruntung punya fisik kaya manusia..Kalau nggak,loe pasti udah ditangkap terus diiterogasi."
Mitsuki tak menjawab apapun.Selain itu,sepertinya teman-teman Sarada yang mulai keluar dari gerbang tidak menyadari kehadiran Mitsuki disitu.
🦜🦜🦜
Sarada menatap jauh ke langit biru siang ini,tepatnya di tangga teras rumahnya.Langit sangat cerah hingga setitik awan pun tak terlihat.Matanya berkaca-kaca namun bukan karena berusaha melawan silaunya matahari.Seolah ingin berkata andai saja ia bisa menatap sinar matahari yang menyorot kuat ke bumi.
Sarada menghela napasnya dengan hati yang lelah.Rasa sedih merasuk dalam hatinya entah bagaimana dan mulai darimana ia mencurahkan isi hatinya mengingat pemuda pucat di rumahnya itu sempat berkata bahwa ia akan selalu mendengarkan keluh kesahnya.
Sarada menggeleng pelan.Ia tidak ingin melibatkan siapapun dalam kehampaan yang ia rasakan selama bertahun-tahun ini.Sementara itu Mitsuki hanya diam membisu memandang luasnya lautan di hadapannya.Tatapannya terlihat mengarah ke satu tujuan namun pikirannya melayang ke arah yang lain.
Bersamaan dengan rasa sakitnya,Mitsuki tahu saat ini Sarada sedang dipusingkan dengan berbagai masalah.Ia juga memiliki masalahnya sendiri,yaitu seorang Sarada.Ya,Sarada adalah masalah baru untuk Mitsuki.Suatu saat ia akan kembali namun ia tidak bisa meninggalkan Sarada seorang diri.Tentu saja,ia masih menyimpan banyak rahasia yang akan mengubah segalanya namun ia sadar perbedaan di antara mereka adalah tembok kokoh yang menjadi penghalang terbesar dalam hubungannya dengan gadis itu.Benar,Mitsuki mulai terpikat pada gadis berkacamata merah itu.Mungkin bisa dibilang jatuh cinta.Memang mereka baru bertemu tapi Sarada sudah mampu membuat Mitsuki jatuh cinta dalam waktu yang singkat.
Mitsuki terjatuh dengan segala pedih dan sakit dalam dadanya.Selalu saja begini jika ia sedang memikirkan Sarada atau memikirkan hal-hal yang tidak pantas diucapkan.
"Ayah,apa aku sudah membuat kesalahan ?"Ucap Mitsuki dengan suara tercekat.
🦇🦇🦇
"Apa Sarada Uchiha terlambat lagi ?"Tanya Anko-sensei yang merupakan guru kelas Sarada.
Tak ada teman Sarada di kelas yang berani menjawab pertanyaan dari guru killer mereka.Hingga kemudian Anko-sensei duduk di kursinya dengan sikapnya yang angkuh.
"Kalian tahu kan aturan saya ? Jika masih ada yang belum datang ke kelas waktu pelajaran saya,saya tidak akan memulai pelajaran di kelas tersebut !"
Sontak para siswa dan siswi terkejut dan kesal karena Sarada belum juga datang.Dan tak lama kemudian,Sarada datang tergesa-gesa dan hanya terlambat 2 menit saja ditambah pemeriksaan yang dilakukan para OSIS di gerbang.
"Selamat pagi,Anko-sensei..Maaf,saya telat.."Ucap Sarada sambil terengah-engah.
Dengan mata yang berkilat,Anko-sensei bangkit dengan penggaris kayunya.
"Masuk dan berdiri di depan kelas !"Suaranya menggema ke setiap sudut kelas.
Sarada berjalan perlahan dengan kepala tertunduk dan disambut dengan sorakan teman-temannya.
"HUUUUH !!!" Ucap mereka dengan serempak sambil melempar Sarada dengan gumpalan kertas.
"Sudah cukup ! Ayo kita dengarkan alasan dia,kenapa sampai terlambat !"
Sarada semakin menunduk malu.Ada rasa kesal juga di hatinya karena Anko-sensei selalu tepat waktu saat masuk memberikan pelajaran.
Padahal gue cuma telat sedikit..Gumam Sarada sambil menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleiades
RomanceA new cover is in progress Temporary cover by ibis paint Sudah tiga tahun Sarada tidak pernah merasakan hangatnya dekapan dari orang terkasih.Hidupnya begitu menyedihkan terus dibayangi oleh rasa kesepian yang telah menjadi temannya sejak kecil.Hing...