Pagi ini, Lisa mengenakan pakaian santai yang nyaman, duduk di samping Jungkook di dalam mobil. Mereka melaju di jalanan Seoul yang ramai, dengan latar belakang gedung-gedung tinggi dan hiruk-pikuk kota. Hatinya berdebar-debar, merasakan ketegangan yang menyelimuti suasana. Hari ini adalah hari yang penting—Jungkook berencana menemui kedua orangtuanya di Thailand.
Lisa menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri, tetapi kegusaran tetap menghantuinya. Setiap detik berlalu terasa lambat, dan pikirannya dipenuhi dengan keraguan. Jungkook, yang menyadari kegusarannya, tanpa mengalihkan tatapannya dari jalan, bertanya lembut, “Apa yang kamu pikirkan?”
Suara Lisa bergetar saat ia menjawab, “Bagaimana jika Mommy dan Daddy tidak menyetujui kita?” Keberanian yang biasanya mengalir dalam dirinya seolah menguap, digantikan oleh rasa gentar.
Jungkook terdiam sejenak, matanya melirik ke arah Lisa. Ia bisa merasakan beban yang menggelayut di hati calon istrinya. “Tugasku sebagai calon suamimu adalah memperjuangkanmu,” ujarnya dengan ketegasan, berusaha menyalakan kembali semangat Lisa.
Mendengar kata-kata Jungkook, dada Lisa berdesir. Namun, ia tak bisa mengelak dari kenyataan yang menggerogoti pikirannya. “Daddy dan Mommy tidak semudah yang ada di bayanganmu,” lirihnya, suaranya hampir tak terdengar.
Lisa menatap ke luar jendela, melihat pemandangan yang berlalu dengan cepat—gerimis tipis mulai turun, membasahi jalanan dan menciptakan suasana yang melankolis. Pikiran-pikiran tentang orangtuanya, yang selalu memperhatikan dan memiliki standar tinggi, menghantuinya. Apa yang akan mereka katakan? Apakah mereka akan menerima keputusan yang telah ia buat?
Jungkook meraih tangan Lisa, menggenggamnya erat, seolah ingin menyampaikan bahwa ia akan selalu ada untuk mendukungnya. Rasa cemas di dada Lisa sedikit mereda, meskipun bayang-bayang keraguan masih mengintai dalam pikiran.
“Bersama kita bisa melalui ini,” kata Jungkook, suaranya penuh keyakinan. Lisa menatapnya, dan untuk sejenak, dunia di luar mobil menjadi samar. Hanya ada mereka berdua dalam perjalanan menuju bandara, tempat pesawat menunggu untuk membawa mereka ke Thailand, di mana Jungkook berniat untuk meminta restu dari orangtuanya.
Dalam hati, Lisa berharap agar perjalanan ini membawa kabar baik dan mengukuhkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.
***
Setelah menempuh perjalanan udara selama lima jam, pesawat akhirnya mendarat dengan mulus di Bandara Suvarnabhumi, Thailand. Begitu mereka melangkah keluar dari pesawat, hawa hangat yang khas menyambut mereka, membawa aroma rempah-rempah dan makanan jalanan yang menggoda. Lisa merasakan kegembiraan dan kecemasan berpadu dalam hatinya. Ini adalah kali pertamanya kembali ke kampung halamannya setelah sekian lama merantau di Seoul.
Saat melangkah menuju area kedatangan, suara riuh lalu lintas dan teriakan para penjual mulai memenuhi telinga mereka. Lisa tidak bisa menahan senyumnya; setiap sudut bandara dipenuhi kehidupan, mengingatkannya pada masa kecilnya yang penuh kenangan. Langit biru yang cerah dan awan putih lembut menciptakan suasana yang sempurna untuk memulai babak baru dalam hidupnya.
Setelah menunggu sejenak, mereka menaiki taksi yang akan membawa mereka ke rumah Lisa. Dalam perjalanan, pemandangan kota Bangkok terbentang di depan mata—gedung-gedung tinggi berdiri megah, sementara di sisi jalan, deretan kios kecil menjual makanan lokal yang menggugah selera. Lisa merasa bersemangat melihat semua ini, seakan setiap detik perjalanan menghidupkan kembali kenangan yang telah lama terpendam.
Ketika taksi berbelok ke jalan yang pernah dilalui saat kecil, hatinya berdebar kencang. Begitu mereka tiba di lingkungan tempat tinggalnya, rasa rindu menyelimuti dirinya. Lisa melihat rumahnya yang sederhana, terletak di kawasan tenang yang dikelilingi pepohonan rindang. Meskipun tidak megah, rumah itu memiliki kehangatan yang khas, mencerminkan cinta dan kebersamaan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Jeon (LISKOOK)🔞
FanfictionDi balik kesuksesan dan kekayaan Jeon Jungkook, seorang miliuner muda yang tampan dan berkarisma, terdapat satu masalah yang terus menghantuinya-tekanan dari ibunya yang tak henti-hentinya bertanya, "Kapan kamu menikah?" Dalam usaha untuk menghindar...