Jeon Jungkook, seorang miliuner muda yang menarik perhatian, memiliki segala sesuatu yang diimpikan banyak orang: kekayaan melimpah dan kekuatan yang membuatnya mampu mendapatkan apa pun yang diinginkannya dengan mudah. Namun, di balik kehidupan mewah yang dijalaninya, ada satu hal yang selalu mengganggu pikirannya—kekosongan di dalam hatinya. Dia merasa seolah tidak memiliki seseorang yang bisa dijadikan pasangan hidup atau istri.
Di sisi lain, ibunya, Soo Jin, tidak pernah berhenti meneror putranya dengan satu tujuan yang jelas: menjodohkan Jungkook dengan seorang gadis.
“Jungkook! Eomma ingin berbicara, jadi dengarkan baik-baik, ya? Apa kamu ingin membuat eomma mati karena sering marah?” suara Soo Jin menggema di seluruh ruang tamu, dipenuhi dengan tekanan dan harapan yang tak terucapkan.
Jungkook hanya bisa menggelengkan kepalanya, merasa pening dengan sikap ibunya yang terus-menerus mendesaknya. Ia paham betul betapa keras kepala ibunya, dan itu membuatnya bertanya-tanya—apakah sikapnya yang demikian membuat semua wanita menjauh dari dirinya? Tanpa ia sadari, pesonanya selalu berhasil menarik perhatian banyak gadis di luar sana, yang bahkan rela berkorban hanya untuk mendapatkan perhatian dari Jungkook.
“Eomma, ini lagi dan lagi! Aku tidak memiliki kekasih,” keluh Jungkook, suaranya mencerminkan keputusasaan yang mendalam.
“Kalau begitu, maukah eomma mencarikan seorang gadis untukmu?” tanya Soo Jin dengan nada yang serius, matanya bersinar penuh harapan. Jungkook menatapnya dengan wajah datar, seolah bisa membaca isi pikiran ibunya yang penuh ambisi.
“Menjodohkanku dengan seorang Jalang? Itu bukan pilihan yang baik, Eomma,” ujarnya, nada sarkastisnya sangat jelas. Soo Jin hanya memutar bola matanya, merasa jengah dengan jawaban putranya yang tidak berubah.
“Umurmu sudah 26 tahun. Kamu ingin menikah pada usia 30, bukan? Wanita mana yang mau dengan pria yang lebih tua? Bahkan wanita tidak akan mau mendekat, karena pasti mereka berpikir tenagamu tidak akan kuat lagi di ranjang,” sindir Soo Jin, membuat Jungkook memejamkan mata, merasakan beratnya ekspektasi yang terus menekannya.
“Ya ampun, Eomma, jangan mulai lagi. Kapan Appa akan pulang dan mengurus semua ini?” desah Jungkook dalam hati, merasa frustrasi dengan sikap ibunya yang tampaknya tidak pernah berubah.
“Eomma, aku bisa mencari sendiri, kok,” ujarnya, berusaha meyakinkan Soo Jin. Namun, sang ibu hanya menggelengkan kepala dengan tegas.
“Sudah lebih dari 33 kali kamu mengatakan itu, dan hasilnya tetap nihil,” balas Soo Jin, nada suaranya jelas menunjukkan ketidakpuasan.
“Eomma akan ke kantormu nanti siang. Ikutlah dengan eomma ke tempat teman-teman eomma. Eomma yakin mereka akan tertarik pada putra tampan eomma ini,” ujar Soo Jin sambil menepuk pipi Jungkook lembut, seolah ingin membangkitkan semangat putranya.
Jungkook menghembuskan napas berat, merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. “Eomma ingin menjodohkanku dengan seorang ahjuma?” tanyanya, sambil memijat keningnya yang mulai berdenyut karena stress.
“Bukan ahjuma, tapi anak-anak mereka,” jawab Soo Jin, sambil melirik jam di pergelangan tangannya. “Sebaiknya kamu segera pergi ke kantor. Bukankah kamu bilang pagi ini ada rapat penting yang harus dihadiri?”
Dengan tatapan tak percaya, Jungkook memandang ibunya. “Kalau eomma tahu betapa pentingnya rapat itu, kenapa malah menggiringku ke sofa untuk membahas soal jodoh?”
Tanpa merasa bersalah, ibunya telah merusak suasana hatinya. Jungkook mengacak rambutnya dengan frustrasi, dasinya yang longgar tampak berantakan. Dia tidak peduli lagi dengan penampilannya; yang terpenting baginya saat ini adalah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Jeon (LISKOOK)🔞
Fiksi PenggemarDi balik kesuksesan dan kekayaan Jeon Jungkook, seorang miliuner muda yang tampan dan berkarisma, terdapat satu masalah yang terus menghantuinya-tekanan dari ibunya yang tak henti-hentinya bertanya, "Kapan kamu menikah?" Dalam usaha untuk menghindar...