"Sepertinya telinga lo masih berfungsi dengan baik. Jangan biasakan orang mengulang dua kali"
-Rizky Aditya-
••••
Kukkuruyukkkk
Mulai terdengar suara ayam jago berkokok diiringi dering jam weker. Sehingga membuat seorang gadis bangun dari mimpinya yang indah. Aisha, ia memang sengaja menyetel alarm agar bisa bangun pagi. Seperti perkataan mamanya.
Sejak seminggu yang lalu, bi Inah meminta izin untuk berhenti bekerja. Ia tidak memberi tahu apa alasannya berhenti. Tapi gadis itu mengerti, semua itu pasti ada hubungannya dengan Rizky, putra dari bi Inah. Aisha hanya ingin merubah kebiasaannya, ia berfikir perkataan mamanya memang benar dan tidak ada salahnya jika ia mulai bangun pagi, karena tidak selalu ada orang yang akan membangunkannya. Dirinya hanya ingin mandiri dan mulai tak bergantung pada orang lain.
Flashback on
Pagi yang indah di hari minggu. Tak ada tanda-tanda gadis itu akan bangun. Bi Inah pun tidak membangunkannya. Padahal, bi Inah selalu membangunkannya walau hari libur sekalipun. Kalau sang nona tidak meminta untuk tidak dibangunkan. Bibi kesayangannya itu akan tetap membangunkannya.
Hingga pada akhirnya, Aisha bangun jam 08.30. Ia sontak melompat dari kasur setelah melihat jam.
"Biii!! Kenapa ngga bangunin Asha?" teriaknya sambil menggerutu di kasur seperti anak kecil.
Beberapa detik kemudian, ia mendengar seperti ada suara langkah kaki. Ia mengira bi Inah yang datang. Namun, ternyata Karina yang memasuki kamarnya.
"Kamu kenapa teriak-teriak, Sha?"
"Mana bi Inah, Ma? Kenapa bi Inah ngga bangunin Asha?" gerutu Aisha mencebik.
"Bi Inah udah ngga kerja disini nak," jelas Karina sambil mengelus rambut putrinya.
"Lohh kok mendadak? Kok ngga bilang Asha? Kok nggak ada yang ngasih tau Asha sih?" decak gadis itu sebal.
"Jam 11 bi Inah dijemput anaknya, dia minta agar bi Inah ikut pulang bersamanya," jelas Karina.
Aisha bertanya apakah laki-laki itu Rizky? tapi itu hanya dalam pikirannya.
"Terus kalau bi Inah pergi, siapa yang bangunin Asha pagi-pagi?" tanyanya dengan tatapan melas.
"Usia kamu berapa sayang?"
"Emm-- 16 tahun, Ma? Kenapa?" Aisha mengerutkan dahinya bingung.
"Kamu udah besarkan? Kamu harus mulai belajar untuk bangun sendiri sayang," tutur karina lembut.
"Tapi Asha nggak bisa bangun pagi, Ma," ujarnya sambil memasamkan muka.
"Kalau kamu belum bisa bangun pagi, kan ada jam weker. Kamu bisa nyalain alarm. Lama kelamaan kamu akan terbiasa sayang." Aisha menatap mamanya malas.
"Tapi, apa Mama ngga mau ngebangunin Asha?" tanya Aisha sambil memajukan bibirnya beberapa senti.
"Bukannya Mama nggak mau sayang. Tapi kamu harus mulai belajar. Nanti kalau kamu sudah menikah, kan Mama ngga selalu sama kamu dan bangunin kamu." Karina menempatkan duduknya diatas kasur. "Lagi pula kamu sudah besar. Harus bisa urus diri kamu sendiri. Kalau kamu menikah, kamu juga harus urus suami mu nanti," Aisha menatap Mamanya tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Friend [ H I A T U S ]
Roman pour AdolescentsAisha dan Rizky, sahabat yang diibaratkan sepasang merpati putih. Yang selamanya akan tetap bersama, sampai maut yang memisahkan. "Serius, Sha!" "Jawab dulu pertanyaan gue?!" "Yang mana?" jawab Rizky sok lupa. "Kapan kita pacaran?" tanya Asha. Rizk...