#1 Moon

987 110 1
                                    

Pria bernama lengkap Kim Seokjin itu sedang sibuk memperhatikan rembulan indah malam ini. Dia tak tahu kenapa malam ini bulannya benar-benar sangat cantik.

"Bulan, kau sedang apa saat ini? apa bintang menemanimu?" tanya Seokjin yang mengundang kekehan dari seseorang yang tak lain adalah Jungkook.

"Mengajak bulan bicara lagi?"

"Ya, tapi seperti biasanya dia tidak menjawab," jelas Seokjin yang membuat Jungkook langsung saja terkekeh. "Bukankah bulan malam ini benar-benar cantik? dia seperti ingin menemui seseorang yang dia cintai,"

"Sepertinya, tapi apa hyung tahu di balik keindahan bulan itu terdapat banyak rahasia yang dia sembunyikan?" tanya Jungkook yang kemudian membuat Seokjin menatapnya dengan tatapan heran. "Hyung masih saja tak percaya padaku?"

"Tidak karena kau pasti berbohong,"

Seokjin saat ini memilih untuk meraih buku yang selama ini selalu menemaninya. Namun kemudian Jungkook merebutnya dan berdecih.

"Hyung mengagumi bulan karena puisinya Juliet? ck, bulan sebenarnya membuat dunia gelap,"

"Tapi dia yang jadi penerangnya, sudah ya jangan mengoceh lagi soal bulan," jelas Seokjin yang kembali merebut buku kesukaannya itu.

Atensi Seokjin teralih pada ponselnya yang tiba-tiba saja berdering. Dia kemudian meraih ponselnya itu.

"Yeobseyo?"

"Aku takut,"

Seokjin membulatkan matanya mendengar suara kekasihnya yang terdengar bergetar.

"Kau baik-baik saja? yeobseyo?"

"Ada apa?" tanya Jungkook bingung.

"Aku harus pergi ke rumah Sowon. Antar aku," kata Seokjin dengan nada bicara yang benar-benar panik. Dia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang hingga kekasihnya itu menghubunginya dengan suara penuh ketakutannya.

"Jawab dulu ada apa?"

"Aku juga tidak tahu, cepat antar aku," jelas Seokjin yang kemudian menarik tangan adiknya itu karena pada kenyataannya dia tidak bisa menyetir hingga sekarang.

"Hyung katakan dulu,"

Seokjin memutar kedua bola matanya dan menyondongkan tubuhnya. "Intinya Sowon dalam bahaya, sekali lagi kau menanyakan ada apa, aku akan menghajarmu,"

Klise-klise menyeramkan soal keadaan Sowon saat ini benar-benar memenuhi pikirannya saat ini. Dia benar-benar takut kejadian sebelumnya terulang lagi. Ya, dia baru ingat soal bulan dan hal menyeramkan apa yang akan menimpanya.

Malam ini Seokjin duduk di balkon sambil membaca buku romantis kesukaannya. Dia kemudian tersenyum setelah melirik ke arah bulan yang saat ini terang benderang. Yap, malam ini merupakan bulan purnama.

"Bukankah malam ini benar-benar sangat indah?" gumamnya sebari menutup buku yang sejak tadi dia baca. "Kau benar-benar cantik,"

Matanya kemudian teralihkan pada seorang wanita yang terlihat berlari dari kejauhan. Dia langsung saja melambaikan tangannya dan tersenyum. Namun saat netranya menangkap pria dengan baju serba hitamnya, dia benar-benar tersentak. Hingga suara tembakan membuat Seokjin melemas. Dengan cepat dia berlari menuruni anak tangga dan menghampiri wanitanya yang tertembak di jalan depan rumahnya.

"Jisoo? Jisoo?" Seokjin menepuk-nepuk pipi kekasihnya itu kemudian mengedarkan pandangannya mencari sang pelaku namun tetap saja dia tak menemukannya.

"Hyung," Seokjin langsung saja tersadar saat Jungkook menepuk pundaknya. Dia sepertinya terlalu larut dalam jeratan kenangan pahit yang nyatanya masih melekat di dalam benaknya.

Seokjin menutup mulutnya tak percaya melihat beberapa petugas kesehatan membawa kantung jenazah dari dalam rumah Sowon. Bahkan dia juga melihat beberapa polisi ada disana.

"Hyung, apa– hyung!" Jungkook berlari mengikuti Seokjin.

"Maaf, anda tidak boleh masuk ke area ini," jelas seorang polisi yang membuat Seokjin sedikit marah. Setidaknya dia harus tahu apa yang membuat Sowon tiada. Namun untungnya, Jungkook bisa menahan dan menenangkannya.

"Hyung,"

"Aku gagal..." lirih Seokjin yang membuat Jungkook langsung memeluknya.

"Tidak hyung, ini bukan salahmu,"

*
*
*

Seokjin hanya melamun pagi ini. Bahkan hal ini membuat Jungkook sangat khawatir apalagi kakaknya itu menolak untuk makan. Dia jadi bingung harus membujuk Seokjin seperti apa lagi agar kakaknya itu mau makan.

"Hyung, Sowon noona akan sedih jika melihat hyung seperti ini,"

"Aku menyesal,"

"Aku sudah bilang itu bukan salah hyung,"

"Sekarang hyung harus makan ya," bujuk Jungkook namun tetap saja Seokjin menolaknya.

Sementara di sudut Seoul lain, seorang wanita dengan rambut sebahunya sedang sangat bahagia menunggu kekasihnya tiba. Biasanya kekasihnya itu pasti menemuinya sebelum dia berangkat bekerja.

"Kau sudah menungguku dari tadi?" tanya kekasihnya, Park Jinyoung.

"Tidak, aku juga baru saja sampai," jelasnya yang kemudian membuat Jinyoung merangkulnya dan tersenyum. "Apa oppa akan bekerja hari ini?"

"Sepertinya tidak, aku mengambil cuti,"

"Jinjja? kenapa tidak menemuiku sejak pagi?" tanya wanita itu sambil mengerucutkan bibirnya dan membuat Jinyoung terkekeh.

"Nayeonce, wajahmu jadi aneh jika seperti itu,"

"Ish, menyebalkan,"

Dia Nayeon, seorang gadis yang benar-benar dicintai oleh Jinyoung selama 3 tahun terakhir. Mereka bahkan sedang mempersiapkan pernikahan mereka dalam waktu dekat. Tadinya mereka akan menikah tahun kemarin. Namun karena Jinyoung ingin membiarkan Nayeon membangun karirnya dulu, dia rela menunggu hingga tahun ini.

TBC🖤

29 Apr 2020

4:35 PM

Not By The Moon✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang