#2 First Meet

698 113 2
                                    

Hingga saat ini Seokjin masih saja terpuruk. Dia bahkan belum berani untuk sekedar keluar dari kamarnya sendiri. Tentu saja hal ini cukup membuat Jungkook—sang adik—merasa sangat khawatir. Terlebih lagi, dia juga tidak makan atau minum apapun.

"Hyung?" Jungkook terkejut mendapati kakaknya itu sedang tergeletak dilantai dengan tangan yang memegang botol kecil. Dia lebih terkejut saat mengetahui kalau botol kecil itu merupakan botol berisi racun. "Hyung? hyung?" dia berusaha keras untuk membangunkan kakaknya itu namun tetap saja Seokjin tak membuka matanya.

Dengan cepat Jungkook mengangkat Seokjin ke punggungnya. Dia yakin Seokjin masih bisa diselamatkan meski dia sudah meneguk habis racun dalam botol itu.

"Hyung, aku mohon bertahanlah, jangan seperti cerita Romeo and Juliet, kau harus tetap hidup," gumam Jungkook.


















Pletak

Seorang pria langsung saja mengaduh kesakitan saat seseorang memukul kepalanya. "Aw, kenapa kau sangat galak padaku?"

"Kau menjadikan seseorang sebagai tumbal lagi?"

"Aku tak punya pilihan," jawabnya enteng dan membuat sang wanita memutar malas kedua matanya. "Ayolah, Sana, manusia itu tidak akan kekal. Meskipun tak ku tumbalkan juga mereka akan tetap tiada,"

"Ck, mau ku pukul lagi dengan gardha milik kakekku agar kau sadar? kau sudah menumbalkan 2 wanita dalam kehidupan Kim Seokjin," kesal Sana yang kemudian membuat Taehyung meringis membayangkan apa yang akan terjadi jika Sana melakukan hal yang dia ucapkan.

"Lalu aku harus apa sekarang?"

"Tarik semuanya,"

"Tidak bisa,"

"Suruh siapa waktu itu melakukan perjanjian dengan kerajaan bulan?"

"Tak ada pilihan lain Sana, jika ada aku juga akan melakukan opsi lain," kesal Taehyung. "Karena aku mencintai putri kerajaan bulan, apa aku salah?"

"Sangat salah karena kerajaan bulan dan matahari tidak akan pernah bisa bersatu," jelas Sana yang kemudian memijat pelan pelipisnya. "Hentikan kutukannya,"

"Tidak mau,"

"Yak! kau yang membuat masalah, itu artinya kau yang harus bertanggung jawab,"

"Kalau begitu antar aku," jelas Taehyung yang membuat Sana mengangkat kedua bahunya. "Kenapa? kau yang memintaku untuk mencabut kutukan itu 'kan?"

"Ck, baiklah. Tapi kau harus pastikan kutukannya benar-benar hilang,"








Jungkook. Pria itu sejak tadi hanya memperlihatkan kegelisahannya. Dia bahkan tak bisa hanya untuk duduk saja.

"Ck, hyung, kenapa kau lakukan ini?" tanya Jungkook sambil menatap pintu ruangan tempat Seokjin masuk tadi. Dia terus berharap kakaknya itu masih bisa diselamatkan meskipun dia sudah meneguk habis botol berisi racun itu.

Cklek

Jungkook buru-buru bangkit saat pintu ruangan itu terbuka dan menampakan seorang dokter muda dengan jas putihnya.

"Bagaimana keadaannya?"

"Aku sudah mengeluarkan semua racunnya. Untung saja kau dengan cepat membawanya kemari, jadi aku masih bisa menyelamatkannya," jelas dokter itu yang membuat Jungkook bernapas lega. "Dia sedang dalam pengaruh anastesi sekarang, kau hanya perlu menunggunya sadar,"

"Terimakasih,"

Nayeon. Gadis itu merasa heran dengan yang saat ini terjadi. Bagaimana tidak? kemungkinan Seokjin selamat hanya sangat sedikit mengingat banyaknya ml racun yang masuk ke tubuhnya. Yap, Nayeonlah dokter yang kebetulan menangani Seokjin tadi.

"Tolong awasi pasien di kamar nomor 300," jelas Nayeon pada seorang perawat.

"Kau baik-baik saja?" tanya Jihyo yang hanya membuat Nayeon mengangguk.

"Hanya sedikit bingung saja,"

"Kau bertengkar dengan kekasihmu lagi?" tanya Jihyo yang membuat Nayeon langsung menggeleng cepat. "Lalu?"

"Sebuah keajaiban. Aku tahu itu pasti ada tapi ketika itu tak masuk akal di dunia medis, rasanya aku benar-benar tak percaya,"

"Apa seorang mayat hidup lagi?"

"Ck, bukan. Seseorang meneguk hampir 10 ml racun. Tapi dia tetap bisa di selamatkan," jelas Nayeon.









"Hyung, kau konyol. Benar-benar konyol. Aku sudah tidak punya orang lain lagi selain kau," jelas Jungkook yang saat ini menangis. "Aku tidak bisa bayangkan jika kau benar-benar tiada,"

Jungkook terkejut saat seseorang mengusap pundaknya. Dia langsung saja mendongakan kepalanya untuk tahu siapa orang yang telah menenangkannya.

"Aku sudah melihat banyak sekali kisah sedih dan bahagia disini, aku yakin ini semua akan berubah bahagia nanti," jelas perawat itu yang membuat Jungkook tersenyum.

"Terimakasih," mata Jungkook tertuju pada nametag perawat itu. "Tzuyu, nama yang bagus,"

"Aaa, kamsahamnida,"

*
*
*

"Hyung?" Jungkook langsung saja menekan bel yang ada disana untuk memanggil dokter karena Seokjin sudah sadar sekarang.

Seokjin menatap langit-langit putih saat ini. Dia bingung ada dimana sekarang. Hingga dia melirik ke arah kanan dan melihat Jungkook sedang memasang wajah bahagianya.

"Kau sudah sadar?" tanya Jungkook yang membuat Seokjin mengangguk bingung.

"Kau bisa tunggu diluar, aku akan memeriksanya dulu," jelas Nayeon yang baru saja tiba dan membuat Jungkook langsung saja pergi keluar.

Seokjin saat ini menatap lekat Nayeon yang sedang memeriksanya saat ini. Dia merasa kalau rasa sedihnya tiba-tiba saja lenyap begitu bertemu dengan Nayeon. Dia merasa kalau kehampaan yang dia rasakan berubah menjadi rasa bahagia sekarang.

"Aku menyukaimu,"

"N-ne?"

TBC🖤

30 Apr 2020

5:15 PM

Not By The Moon✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang