#22 Tentang Permusuhan

405 71 2
                                    

Taehyung terbangun kemudian terduduk. Matanya menyapu seisi kamarnya mencari sosok yang selama ini selalu mengintainya. Selanjutnya dia menggenggam pedang yang sengaja dia letakan di samping ranjangnya dan mulai beranjak.

Trang!

Taehyung hanya tersenyum saat seseorang hampir menebas lehernya dengan pedang. Untung saja dia bisa menghindarinya dengan cepat.

"Kau masih belum menyerah?"

"Kau membuatku harus kehilangan Sana, dia cinta pertamaku," Ya, dia Mark. Pria yang selama ini mencintai Sana namun tak kunjung juga mendapat balasan.

"Lalu kau ingin merebutnya? sayangnya tidak bisa," jelas Taehyung sambil menghindari beberapa serangan dari Mark. Untung saja dia merupakan prajurit, jadi dia tahu bagaimana cara mempertahankan dirinya sendiri.

Mark menyeringai saat pedangnya berhasil mengenai lengan Taehyung. Taehyung hanya meliriknya sebentar sebelum akhirnya kembali menyerang Mark dan berhasil membuat pedang Mark terlempar begitu saja.

El mulai menangis saat mendengar suara pedang terjatuh itu dan membuat Mark dengan cepat mengambil pedangnya dan bergegas pergi karena dia yakin tangisan El akan membangunkan seluruh penghuni istana itu.

Taehyung kini meringis karena luka yang dia terima di lengannya. Namun dia tetap berjalan menuju tempat tidur El untuk menggendongnya. Dia hanya tidak ingin putranya itu menangis.

"El, sudah ya, tidak perlu menangis," Taehyung berusaha menahan rasa sakitnya dan menenangkan tangisan El.

"Taehyung?!" Sana terkejut saat melihat darah yang mengalir dari lengan Taehyung. Bahkan kini darah itu juga mengenai baju El, "Kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja."

Sana langsung merebut El dari gendongan Taehyung kemudian menarik tangan Taehyung untuk ikut dengannya. Dengan perlahan Sana menidurkan El di atas ranjang mereka.  Selanjutnya dia merobek gaun tidurnya dan mulai membalut luka Taehyung dengan kain tersebut.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Sana khawatir. Namun Taehyung hanya tersenyum kemudian mengusap pipi Sana dan tersenyum, "Taehyung, jawab aku!"

"Terimakasih karena mengkhawatirkanku."

"Apa....."

"Tidak, aku hanya terluka karena terjatuh. Maaf karena membuatmu khawatir seperti ini," jelas Taehyung sambil menatap Sana dengan sangat lamat seolah dia tak akan pernah melihat istrinya itu.

"Kenapa kau melihatku seperti ini? kau seperti akan pergi selamanya."

"Aku takut itu terjadi."

Sana hanya terkekeh kemudian menarik Taehyung ke dalam pelukannya. Menurutnya Taehyung adalah pria yang sungguh membuatnya bahagia. Terlebih dia sering membuatnya tertawa hanya karena hal-hal kecil. Seperti saat ini, Taehyung malah menangis.

"Taehyungie, apa Mark datang kemari?"

Taehyung langsung melepaskan pelukannya dan mengangguk, "Dia hampir mencelakai El."

"Jadi kau..."

"Tidak, bukan dia yang melukaiku," bohong Taehyung.

"Aku akan membawakan obat untuk lukamu, jaga El."

Taehyung menatap putranya yang kini masih memejamkan matanya. Perlahan tangannya mulai mengusap pipi gembul miliknya dan tersenyum.

"Maaf karena ayah pernah berniat melenyapkanmu. Kau ternyata berubah menjadi kebahagiaan ayah sekarang."

*
*
*

"Kau sungguh baik-baik saja?" tanya Seokjin yang langsung saja membuat Taehyung mengangguk. Pria itu kemudian duduk disamping Taehyung dan meringis melihat luka Taehyung yang cukup dalam.

Not By The Moon✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang