08 - Hard To Believe

3.7K 145 13
                                    

"Benar memang kau sudah melupakannya, apa kau sama sekali tidak mengingatku Ale" Ucap Xander sambil menatap netra biru itu dengan tatapan sendu.

"Tunggu-tunggu ia memanggilku dengan
panggilan Ale ? Jangan bilang jika pria yang berada disampingku ini adalah dia..
Alex? " - Batin Alexis menegang.

"Oh tidak. Ini tidak mungkin k-kau bohong kan?" Ucap Alexis sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena ia sungguh tidak percaya.

"JAWABB! KAU BOHONG KAN?" Ucap Alexis dengan nada suara yang ditinggikan.

"Tidak. Untuk apa aku berbohong, jika kalau memang kebenarannya seperti itu?" Ucap Xander santai.

"Tidak mungkin" Ucap Alexis yang masih tidak percaya, lalu ingatan-ingatan masa lalu terlintas dibenaknya.

Flashback On

Seorang anak laki-laki sedang duduk termenung dibawah pohon besar  dan rindang. Dia Alex.

Ia merenungi nasibnya yang sangat teramat buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia merenungi nasibnya yang sangat teramat buruk. Ibunya meninggal 3 bulan yang lalu dan ayahnya pergi entah kemana. Ia sering melihat anak-anak lain yang bahagia bersama keluarganya, sedangkan dia hanyalah seorang anak yang mungkin tidak diharapkan oleh kedua orangtuanya.

Saat sedang melamunkan tentang kisahnya yang sangat menyedihkan itu,tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu yang jatuh.

"Duakk"

Lantas Alex langsung melihat kearah bunyi tersebut. Dilihatnya seorang gadis yang mungkin menurutnya umurnya sekitar 7 tahun terjatuh dari sepeda lalu menangis.

Sebenarnya ia enggan menghampiri gadis itu, toh ia tidak peduli juga. Tapi tidak tahu kepedulian dari mana ia langsung berjalan kearah gadis yang sedang menangis itu. Ia tidak bisa melihat wajah gadis itu, karena gadis itu menundukkan kepalanya.

"Hiks, hiks. Sakitt" Tangis gadis itu yang masih saja menangis.

"Dasar cengeng" Ucap Alex dingin, bukannya menolong ia malah mengejek gadis yang malang itu.

"Hiks, hiks. Jahat" Tangis gadis itu yang makin menjadi.

Alex menghembuskan nafasnya jengah, lalu ia berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan gadis itu.

"Sudah Jangan nangis lagi, aku hanya bercanda."Lalu gadis itu mendongak menatap manik mata Alex. Alex dapat melihat manik mata gadis itu berwarna biru dan itu sangat cantik.

My Bastard DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang