03√

10.6K 529 14
                                    

ENJOY READING
SEMOGA SUKA ❤












Hari sudah gelap namun Nayna baru saja menampakan dirinya kembali setelah sesi menangis tadi, kaki jenjang nya melangkah gesit menuruni satu persatu anakan tangga, perutnya lapar ia belum makan sejak pagi. Nayna melangkah santai menuju ruang makan rumahnya.

Sesampainya di ruang makan ia melihat bundanya sedang berdiri di depan meja pantry seperti sedang membuat sesuatu.

"Oma dah pulang Bun?" Tanya nya langsung pada Niken yang membuat wanita itu terkejut dengan suara anak nya.

"Heh kmu ni ngagetin bunda aja, untung bunda gak jantungan" sebal niken, melirik nayna sekilas dan hanya di balas cengiran polos Nayna

"Oma udah pulang tadi sore, mau pamit sama kamu tapi kamu tidur." Lanjutnya

"Oh gitu". Jawab nayna dengan mengganggu kan kepalanya, matanya terus bergerak melihat gerakan bunda nya yang sedang membuat susu.

"Bun nay laper mau makan dong" Ucap nya memegang perut ratanya

"Iya bntar, bunda panasin sayurnya dulu" Ucap Niken tersenyum dan mengusap puncak kepala Nayna sayang.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya makanan gadis manis itu sudah siap tanpa berucap sepatah kata pun ia langsung menyantap nya dengan lahap, Niken hanya menggelengkan kepala nya melihat itu. Sudah biasa bagi Niken melihat anak tersayang nya makan begitu lahap, Nayna termasuk pemakan jenis segala makanan jadi ia tak perlu pusing memikirkan menu makan anaknya satu ini.

"Pelan pelan nay makan nya" Tegur Niken pelan

"Abisnya masakan bunda enak banget, mana nay laper banget pula" Jawab nya.

"Dasar kamu"

Niken terus memperhatikan Nayna, ia merasa sangat beruntung memiliki anak seperti Nayna.

"Nay bunda mau bicara sama kamu" ucap Niken menatap anaknya

"Bicara apa bun?" balasnya sambil mengunyah.

"Abisin dulu makan nya dong" balas Niken

Niken tersenyum kalau Nayna menghabiskan makanannya cepat tanpa tersisa.

"Ah.. kenyang nya" Niken terkekeh mendengar ucapan anak satu satunya ini

"Nay dah selesai makan nih bun, bunda mau ngomong apa ?" Tanya nya antusias dengan senyuman tak pernah luntur dari wajah cantik nya

Niken menghela nafas panjang dan menatap dalam anak nya.
"Hmm... Nay kalau misal bunda pergi ninggalin nay, nay ikhlas?" Tanya Niken hati hati

Senyum nayna luntur dan raut wajah nya berganti bingung.

"Kenapa bunda nanya begitu? kalau bunda pergi nay juga harus ikut, nay gak mau jauh dari bunda, jadi dimana ada bunda disitu ada nay."  Terang Nayna tegas

"Tapi kamu harus mandiri sayang, kalo semisal Allah sudah manggil bunda nay gak boleh sedih gak boleh nangis nay harus iklasin bunda ya" Mohon Niken, tak ada raut sedih di wajah Niken hanya terdapat raut damai menyejukan jika kita menatapnya.

"Bundaaaaa" rengek Nayna tak terima atas ucapan bunda nya barusan.

"Bunda gak boleh ngomong gituu bunda harus lihat nay sukses, bunda harus dampingi nay bun Nay udah gak punya ayah dari nay lahir dan sekarang nay gak mau kehilangan bunda pokoknya kemanapun bunda pergi nay harus ikut bersama bunda" ucap nay dengan mata yang sudah berkaca kaca, hatinya resah mendengar bunda nya bicara seperti itu, tidak seperti biasanya bunda nya seperti ini.

NAYNA [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang