Vio segera menepi ke pinggir kolam, ketika ia teringat lagi wajah dan perubahan Ellen kemarin.
"Aaargh!!!!" Ujar Vio yang membasuh rambut dengan cepat.
"Ya Allah... Bagaimana gue bisa ngambil hati dia kembali. Sementara dia udah berbeda." Ucapnya lirih.
Tak lama ia berdiam diri, ia pun bergegas untuk mandi dan sarapan pagi.
Di meja makan...
Tanpa sadar, ia terus memikirkan Ellen tanpa hentinya.
"Mas..." Terdengar suara Bibi Yati dari pinggir. Yang mengagetkan Vio sedang mengunyah roti gandum.
"Uhuk!uhuk!!uhuk!!! Bibi iih kebiasaan banget Ya Allah..." Ucapnya sembari mengambil gelas yang berisikan susu low fat putih kesukaannya.
"Heheh maaf Mas... Nyonya memanggil Mas dari tadi, tetapi Mas hanya terbengong saja sambil makan roti itu hehee" Kata Bibi dengan sopan.
"Aah! Maaf ya Bi! Jadinya Mami nyuruh Bibi manggil Vio" Kata Vio yang mengelap susunya di atas bibir menggunakan jempolnya.
"Gapapa Mas..." Jawabnya lembut.
"Sekarang Mami ada dimana Bi??"
"Ada di ruang tamu Mas..."
"Okay. Makasiih ya Bi"
Vio pun langsung bergegas menemui Mami.
Dilihatnya jari kejauhan, Mami dan Papih sudah berpakain rapih.
"Iyaa Mi?? Kata Bibi Mami manggil Vio ya??" Tanyanya lalu duduk bersebelahan dengan Papih.
Papih hanya memainkan HP dan tak henti jari-jemarinya memencet keyboard.
"Mami dan Papih mau ke Batam. Mau meeting sama Pak Johns, lalu malam nya Mami dan Papih pesta di rumah Pak Charles, untuk merayakan 30 tahun anniversary pernikahnnya" Jawab Mamih dengan suara yang sangat-sangaat lembut.
Vio hanya mengangguk, kemudian berkata, "Lalu pulangnya kapan??"
"Besok pagi. Soalnya sore juga ada meeting di Malaysia. Duuh puyeng deeh Mami" Ujarnya seraya mengusap dahinya. Seakan otak nya ingin hancur karna beberapa hari terakhir bulak-balik luar kota.
"Ooh gitu. Jaga selalu kesehatan ya Mi, Pih. Hati-hati juga di jalan"
Mami berjalan ke arah Vio, dan berkata. "Iyaa anak kesayangan Mamii. Kamu juga harus jaga kesehatan oke??" Sembari merapikan rambutnya yang agak berantakan akibat tak memakai gel rambut.
Vio hanya mengangguk dan mencium tangan Mami.
"Papih sama Mami pergi sekarang ya Vi. Papih udah kirim uang ke Rekening kamu 30jt. Nanti cek ya, udah masuk atau belum" Ucap nya.
"Loh ko masih ngirimin uang juga!? Kan Vio udah pernah bilang ke Papih ga usah kirim uang lagi ke Vio. Vio kan Alhamdulillah udah punya usaha sendiri, yang semakin hari semakin maju." Ujarnya agak kesal.
"Gapapa. Uang Vio yang dari usaha itu tabungin aja, jadi kalo kamu butuh apa-apa pake uang yang dari Papih. Lagian Papih juga kalo ga kirim uang ke kamu sama aja kaya menelantarkan. Kan sebelum kamu menikah, orang tua terutama Papih masih berhak memberikan nafkah kepada anaknya" Balas nya sembari melihat koper yang di angkut ke dalam mobil oleh supir.
"Ya kan sekarang Vio udah...."
Papih memotong bicara Vio, dengan berkata "Ah udah yaa Papih berangkat sekarang" Ucap nya sembari memukul pelan punggung Vio.
"Assalamu'alaikum" Kata Papih.
Vio mencium tangan Papih.
"Wa'alaikumussalam"Vio mengantarkan sampai ke halaman depan.
Setelah mobil yang dinaiki Papih dan Mamih mulai meninggalkan gerbang. Ia lalu berjalan kembali ke dalam rumah dengan terburu-buru.
***Nona menuruni tangga sembari telfonan dengan pacar nya.
Setelah tangga ter-akhir ia tersadar, bahwa ada seseorang berpakaian seperti lelaki, tetapi berambut panjang.
Lalu Nona berlari dan menarik rambut lelaki itu.
"Wooy! Pencuri!!! Berani-beraninya ya lo dateng ke toko gue!!" Teriak nya."Aw-aw-aw-aw!!!!! Non! Nona!! Ini gue Vio!!" Rintih Vio seraya menahan rambutnya yang tertarik.
"Ini loe Vio?!!" Nona melepaskan tarikannya.
"Maafin gue Vi! Ya lagian lo ngapain pake baju kek gini!! Marahnya Nona."Aah tau ah! Sakit gile!! Kepala gue!!" Vio merintih kesakitan.
"Maafin gue Viooo, gue gatau kalo ini Lo. Terus lo mau ngapain lagi kesini??"
"Gue mau pesen Bunga." Tekan Vio.
"Bunga laagi???" Nona berpikir sejenak. "Aah gue tauu" Sembari mencolek punggung Vio dengan senyuman extrim-nya itu. "Lu udah tau keberadaan Ellena sekarang kan???" Tanya nya sangat penasaran.
"Aah! Apasih aah" Jawabnya Jutek. Seraya merapikan rambut palsunya itu.
"Guee yakiin, lu udah nemu kan?? Ooh ya! Lo kan ngasih Bunga cuma ke Ellen doang" Ucap nya sembari duduk di sebelah Vio.
"Cerewet banget siih lu!! Astaghfirullah!!!" Ujar nya sembari meninggalkan Nona.
"Ya Allah. Kagak boleh gitu gue kepo?!" Kesal nya. "Yaudah yaudah. Dari pada nanti kita berantem. Lu mau apa?!" Tanya nya sewot.
"Lo ga denger tadi?! Gue pengen beli Bunga Nona Leonna Veranika"
"Huuuh" Suara nafas Nona. "Sini deh, lu pasti seneng liatnya" Ajak Nona.
Nona mengambil Buket Bunga dan memberinya pada Vio.
Vio hanya mengangkat alis kanan nya.
"Iyaa. Hari ini lu kasih Bunga ini aja ke Ellena. Pasti deh dia tambah seneng" Ucap nya.
Vio hanya memandang Bunga itu."Rangkaiannya yang indah, segar, dari mawar warna-warni yang lembut ini. Membuat penerimanya akan tersenyum lebar." Ucap nya penuh kelembutan.
"Gue kali ini yakin deh sama lo"
"Jadi dari kemarin lu ga yakin ke gue??? Parah lu mah!" Kata nya seraya melihat mata Vio dengan tajam.
"Ya engga lah. Yaudah nih gue beli, berapa duit?? Tanya nya dengan lagi-lagi menarik dompet nya dari saku celana belakang.
"319.000" Jawab nya ketus.
***Lagi dan lagi... Vio memasuki gerbang rumah Ellena dengan perasaan campur aduk.
Tok...Tok...Tok...
"Assalamu'alaikum... Pakeet!..."
"Wa'alaikumussalam" Suara Ellen yang membuat detak jantung Vio semakin cepat."Yaa Mas?!" Tanya Ellen dari pinggir rumah, yang terdapat banyak tanaman Bunga-Bunga.
"Aah ya. Ini ada paket Bunga Mba..." Kata Vio dengan tangannya yang gemeteran.
"Masyaa Allah... Paket Bunga lagi yaaa. Siapa nama pengirimnya Mas?? Tanya nya seraya mendekati Vio.
"Em.. Saya tidak tahu Mba..." Makin gemeteran. "Ini Bunga nya..." Vio memberikan pada Ellen dengan detak jantung yang berdebar cepat.
Ellen mengambil Bunga itu dengan tersenyum lebar.
Apaaa??? Dia tersenyum?? Berarti yang di katakan Nona benar!!" Dalam hati Vio dengan perasaan senang.
"Maksih ya Mas...." Kata Ellen tanpa melihat mata Vio. Tetapi ia tersenyum dengan sangaat maniis.
Ellena pun pergi dengan rasa senang, di ambilnya Vas Bunga bening itu dan di taruhnya Buket Bunga itu dengan rapih.
***Vio tak hentinya senyam-senyum di pinggir kolam.
Di temani dengan buah Apel dan buah Pisang, serta susu Almond, untuk makan malam."Ya Allah... Hamba senang sekali... Apakah dia rasakan seperti yang hamba rasakan???" Tanya nya kepada Allah, seraya menatap langit yang gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga di hari ke-8 [TAMAT]
General FictionMemang, kita bisa memilih bahkan bisa menentukan siapa jodoh kita. Tapi, Apakah kamu tak ingat siapa yang menyatukan Adam dan Hawa?? Urusan jodoh sudah ada yang mengatur. Kita hanya bisa ber-ikhtiar dan berusaha. Seperti hal nya kisah ini, Tuhan bi...