Hari ke-4 (3)

11 4 0
                                    

Waktu menunjukan pukul 19.20 WIB.

Vio merelaksasi tubuh dan pikirannya di bathtub.

Saat penat tiba, kebiasaan Vio memang begitu. Merelaksasikan tubuhnya dengan berendam air hangat di bathtub.

Sementara itu, Nona memasuki rumah Vio dengan Gaun Pesta pendek warna cream. Membawa tas Tory Bruch Fleming berwarna blossom, serta dipadukan dengan higheels yang senada dengan tasnya.
"Bii, Bi Yatii" Panggil Nona yang berdiam di ujung tangga.

Bi Yati yang tengah mencuci piring lalu bergegasa menuju ruang tamu, setelah ia mendengar teriakan Nona.

Bibi datang dari arah belakang Nona. "Iyaa Mba Nona..." Ucapnya terpesona melihat Nona memakai Gaun yang cantik itu.

"Eeeh Bibi" Sembari menyodorkan tangannya ke Bi Yati untuk cium tangan.

Bi Yati mengangkat tangannya ke depan dadanya. "Eeh jangan Mba, Bibi lagi cuci piring. Bau sabuun"

"Gak apa-apa kali Bii.." Nona memaksakan tangannya. ia pun berhasil mencium tangan Bi Yati.

"Bau sabun ya Mba??" Tanya Bibi.

"Ga Biii, cuma bau amiiis" Sinis Nona sembari merasakan bau yang ada ditangan kanannya.

Begitu pun dengan Bibi, ia juga mencium bau tangan kanannya.

"Engga laaah Biii hahahaha. Bercanda doang Nona maah, hahaha" Canda Nona yang tak bisa mengentikan tawanya.

"Iish Mba Nona maaah" lirih Bibi.

"Yaudaah Bii, Nona ke kamar Vio dulu ya Bii" Nona pun menaiki tangga dengan pelan supaya tak terjatuh. Setelah Nona tak terlihat lagi, akhirnya Bibi pergi melanjutkan mencuci piring.

Cklek

Vio membuka matanya ketika mendengar suara pintu terbuka.

"Viii. Vioooo!! Dimana lo??" Teriak Nona sembari celingak-celinguk di dalam kamar Vio.

"Siapa lo???" Teriak Vio, yang berada di dalam kamar mandi.

"Jangan pura-pura ga kenal suara gue yang indah ini" Terang Nona.

Vio hanya terkekeh mendengar Nona bicara begitu.
"Tungguin di luar kamar, bentar lagi gue beres" Ucap Vio yang masih berendam di bathtub.

"Awas ye kalo lama-lama, gue juga ini lagi nungguin Harris" Desis Nona seraya melangkahkan kakinya keluar kamar.

Setelah selesai berendam lalu mandi. Vio berjalan keluar kamar, dengan piyama bermotif yang berbahan satin.

"Tumben lu dateng kesini malem-malem?" Tanya Vio pada Nona yang tengah duduk di sofa sembari memainkan HP-nya

Nona menengok ke arah Vio, lalu berkata "Ada yang mau gue tanyain,"

"Tanya apa?? Terus lo mau kemana?" Tanya Vio sembari duduk disebelah Nona.

"Gue mau ke pesta ulang tahun temennya Harris" Vio hanya mengangguk.

"Pasti lo udah tau rumah baru Ellen kan?" Jelas Ellen.

"Kalo gue udah tau, lu mau apa?? Kalaupun sampe sekarang gue belum tau rumah baru Ellen, emang lu mau cari?!" Ketus Vio.

Nona diam sejenak.

"Ya---ya--. Gue cuma pengen tau doang" Celetuk nya.

"Oh ya... Gu---"

Nona memotong pembicaraan Vio. "Tapi, Bunga-Bunga itu di kasih buat siapa kalau bukan untuk Ellen??"

Vio hanya terdiam.

"Gue yakin... Lo ga akan kasih Bunga pada siapaun. Kecuali Ellen. Emang lo itu orangnya romantis. Tapi, lo lebih romantis pada Ellen,"

Dret...

Dret...

Pesan masuk di HP Nona. Ia pun langsung mengeceknya.
"Harris udah di depan. Gue pergi sekarang ya, Viii" Ucap Nona seraya beranjak dari sofa.

"Yaudah gue anterin lo sampe gerbang rumah"
Vio pun mengikuti Nona.

Dengan setelan jas blossom juga dasi bercorak abu. Harris menyender pada pintu depan mobil sport putihnya. Dengan gaya bak cool boy, yang menambah ketampanannya.

Vio lalu menghampiri Harris, sementara Nona beridam diri di dekat gerbang.
Kedua anak muda itu bercengkrama, layaknya seorang Adik Kaka.
Bisa dibilang, Vio yang menjodohkan Nona dengan Harris.

Harris adalah anak muda yang cerdas, menguasai 4 bahasa adalah kelebihannya. Yaitu, Inggris, Mandarin, Arab, serta Bahasa Perancis. Ia sekarang bekerja sebagai Penerjemah Bahasa di Negeri kita ini. Meskipun Papahnya mempunyai bisnis Travel dimana-mana, tapi ia memenfaatkan kelebihannya untuk mengasah kembali semua bahasa itu.

"Abis pulang dari hongkong tambah kerenan juga lo! hahahah" Sindir Vio seraya menepuk pundak Harris.

"Bisa aja lu mah hahaha"

"Bentar lagi acaranya dimulai looh!" Sambung Nona yang sebal karena dicuekin. Nona akhirnya menghampiri mereka berdua.

"Yaudah ya Vi, gue jalan dulu" Sembari membukakan pintu mobil depan untuk Nona.

"Oke. Hati-hati ya..."

"Oke Thank" Ucap Harris didalam mobil. Vio membalasnya dengan melambaikan tangan.

Mobil sport warna kuning itu pun sudah pergi.

Vio hanya senyum-senyum sendiri melihat keakraban mereka.

Bunga di hari ke-8 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang