Hari ke-5

12 4 0
                                    


Ellen turun dari mobil yang dikemudikan Papahnya.

"El..." Ucap Papah yang masih di dalam mobil.

"Ya Pah??" Jawabnya dari luar jendela.

"Inget ya, minta tolong ke Pak Tejo untuk jemput kamu" Tegas Papah.

"Iyaa Pah"

"Yaudah Papah berangkat sekarang, ya. Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumussalam"

Setelah menunggu Papah sudah pergi, Ellen langsung memasuki Toko Bunga.

Sama seperti 2 tahun lalu. Tidak ada perubahan, malahan tambah banyak Bunga-Bunga ini.

Ucap Ellen dalam hati, sembari melihat sudut per sudut Toko Bunga itu.

"Permisi Mba..." Sapa Ellen ke salah satu karyawan yang sedang membenarkan pot Bunga.

"Iya Mba? Ada yang bisa saya bantu??" Balasnya dengan sopan.

"Leonna nya ada??" Tanya Ellen.

"Ada Mba. Tapi sekarang ada di ruangannya" Seraya menunjuk ke lantai 2 menggunakan ibu jari.

"Boleh panggilkan Leonna Mba?? Sebentaar saja" Mohon Ellen.

Pegawai perempuan itu terlihat bingung. "Yaudah Mba, tunggu sebentar ya. Ohh iyaa Mba silahkan duduk di dekat kasir"

"Oiyaa. Makasih ya Mba"

Tok..Tok..Tok..

"Siapa??" Tanya Nona yang sedang sarapan bubur ayam.

"Putri Mba..."

"Buka aja pintunya, Saya lagi makan" Ucap nya sembari mengunyah bubur ayam itu.

Cklek

"Ada apa Puut?"

"Ada yang ingin bertemu Mba Leonna"

"Siapa?? Saya tidak ada janji dengan siapapun" Tegas Nona.

"Perempuan Mba, pakai baju syar'i"

Perasaan, temen gue hijrah sih hijrah. Tapi belom ada yang berpakaian syar'i. Malahan sama aja kayak belom hijrah, masih memakai pakaian yang membentuk lekuk tubuh.

"Yaudah, bilang ke dia. Tunggu sebentar, Saya mau abisin ini dulu"

"Baik Mba."

Putri pun berjalan ke lantai 1.

"Permisi Mba"

"Yaa??" Jawab Ellen seraya berdiri dari sofa itu.

"Kata Mba Leonna, tunggu sebentar Mba.."

"Ooh gituuu yaa, yaudah makasih ya Mba"

"Sama-sama"

Ellen pun melihat-lihat sudut per sudut Toko ini, Sembari memandangi Bunga-Bunga yang indah.

"Permisi Mba, Saya Leonna. Ada yang bisa Saya bantu??" Sambut Nona sari arah belakang tubuh Ellen.

Wajah Ellen kini sangat gembira. Ia lalu membalikan badannya dan, "Nona!!" Ucapnya antusias.

Begitu pun dengan Nona. "Ellen???" Lirih Nonan, sembari memeluk Ellen dengan sangat erat.

"El, lu kemana aja siih?! Gue kangen lu!" Ucap nya dengan nada menahan tangis.

"Gue juga kangen sama lu Non" Sama seperti Nona, Ellen menahan tangisnya.

"Kita ke atas aja Ell" Pinta Nona sembari memegang kedua pundak Ellen.

Selama menuju ke atas, mereka bercengkrama. Perasaan sedih dan senang ada dalam benak mereka berdua.

"Sini sini, kita duduk aja disini" Pinta Nona sembari duduk di sofa, mengarah ke kaca bening yang memperlihatkan gedung-gedung tinggi di kota ini.

Ellen menceritakan kehidupan 2 tahun kebelakang.

Setelah putus dengan Vio, perasaan Ellen kacau sekali... Seperti tak ada semangat untuk menjalani hidup.
2 minggu Ellen mengurung dirinya di dalam kamar. Tak ada aktivitas, ia hanya menangis dan menangis setiap harinya. Makan dan minum pun selalu di antarkan oleh pembantunya.

Ditambah lagi, ia dipecat oleh agency model yang diikutinya. Karna pada saat itu, Selangkah lagi jika ia datang untuk mengikuti kontes modeling, ia akan masuk dalam kategori Top Model Indonesia.

Mama dan Papahnya khawatir melihat keadaan Ellen seperti itu.
Akhirnya, Mama Ellen membawa Ustadzah untuk menyembuhkan Ellen. Bukan Ellen kerasukan, tetapii... Untuk menyembuhkan rasa kacau di dalam hatinya.
Sebenarnya, Ellen tak nyaman kedatangan Ustadzah itu setiap harinya.

Sampai dimana hari ia tersadar, Ustadzah itu berkata,
Allah itu sedang menegurmu. Allah cemburu, Allah sangat cemburu ketika kamu berpaling dari-Nya. HR Bukhari dan Muslim berkata, 'Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan cemburunya Allah itu ketika seorang melanggar apa yang diharamkan Allah kepadanya.'

Ellen pun tau apa yang dimaksud Ustadzah itu, yaitu BERPACARAN.

Akhirnya Ellen meminta pada Mama dan Papahnya untuk tinggal jauh dari kota. Yaitu di pedesaan.
Mama dan Papahnya pun menyetujui. Setelah mereka tinggal di pedesaan. Ellen mulai memebenarkan diri, mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT.

Ellen pun meminta Ustadzah itu agar ia kembali belajar Iqro. Tidak hanya Iqro, ia juga meminta bimbingan untuk berhijrah.

Bunga di hari ke-8 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang