Hari ke-5 (2)

8 3 0
                                    

"Non, gue pulang sekarang yaaa. Pak Tejo udah di parkiran" Ucap Ellen sembari memasukan HP-nya ke dalam Tote Bag.

"Ko cepet-cepet amat sih?!" Gumam Nona.

"Cepet gimana?? Hahah. 3 jam lebih kita ngobrol Non... Lain kali lo deh ke rumah gue..." Jawab Ellen.

"Iyaa deh... Tapi ga sekarang-sekarang yaa. Banyak acara sebulan ini"

"Iyaa, gue tunggu kedatangan lo di rumah" Pinta nya.

Akhirnya Nona mengantarkan Ellen sampai parkiran. Disana, sudah ada Pak Tejo yang menunggu di dalam mobil.
Ellen pun lalu menaiki mobil dan melambaikan tangan ke Nona, Nona pun membalasanya.

Vio turun dari mobil. Terlihat olehnya, Nona seperti menunggu sesorang di sebelah pintu masuk.

"Hei, Non! Lagi nunggu siapa??" Panggil Vio yang berada di samping Nona.

Nona terkagetkan. "Vi--Vi-Vi-Vioooo" Sembari melihat ke arah jalan lalu ke wajah Vio.

"Kenapa si lu?" Ketus Vio.

"Lo-lo--lo baru datang?????" Tanya Nona dengan gugup.

"Iya. Terus kenapa??" Tanya lagi Vio yang penasaran.

"Udah yu ah masuk" Nona menarik tangan Vio masuk ke dalam Toko.

Setelah di dalam, Vio melepaskan tangan Nona yang menariknya.
"Ih kenapa sih lu?!!" Geram Vio.

"Gua gapapa. Oh ya, lu mau apa kesini??" Nona mengalihkan pembicaraan.

"Gue mau ngajak makan lo"

"Yeaay! Makanan gratis kembaliii ahahaha" Riang Nona.

"Tapi ada syaratnya"

"Ko pake syarat segala?! Biasanya juga engga!" Kesal Nona.

"Kalo lu mau makan gratisan, gue minta tolong ke elo, buat pilihin Bunga" Pinta Vio.

"Bunga lagi?" Resah Nona.

"Ya" Jawab Vio sembari mengangguk.

Maksudnya apaan coba?? Kenapa dia kirim lagi Bunga ke Ellen?! pake penyamaran segala lagi?! Ah! kacau lu Vi!


***

Setelah Vio mengajak makan Nona di Restoran mewah. Ia kembali lagi ke kantornya untuk mengadakan meeting.

Setelah selesai, ia melangkahkan kakinya menuju parkiran motor.
Dia melajukan motor satpam dengan hati-hati.


Dir rumah Ellen...

Tok..Tok...Tok

"Assalamu'alaikum... Pakeeet" Teriak Vio.

"Wa'alaikumussalam, Ya bentar" Jawab Ellen.

Cklek

"Eeh Mas paket lagii" Ujarnya sembari melihat Bunga yang Vio bawa.

"Ini Mba, ada kiriman paket Bunga lagi" Vio pun memberikannya.

12 tangkai Mawar Merah, yang dilengkapi dengan Babybreath.

Waduh! Lupa lagi gue tanya ke Nona, apa makna di dalam Bunga ini. Argh!

Nona menerimanya dengan ragu-ragu.

Vio lalu membalikkan badannya menuju motor yang terparkir di luar gerbang. Tanpa pamitan terlebih dahulu ke Ellen.
Ellen tak menghiraukannya, sementar Vio? Ya! Dia lupa pamitan sama Ellen.

Aduuuh kenapa gue jadi deg-degan gini??

Dalam benaknya seraya membuka gerbang.

Ellen duduk di kursi teras depan. Sembari memandang Bunga itu.
"Andai saja dia yang kasih Bunga ini" Ucap Ellen tak sadar.

Tiba-tiba Papah datang dari dalam. "El, tadi siapa??" Sembari melihat ke arah gerbang.

"Mas yang anterin paket Bunga..." Jawab Ellen lirih.

"Loh, dapet Bunga lagi?? Sampai kapan orang misterius itu mengirim Bunga pada kamu?" Tanya Papah kembali seraya duduk di kursi.

"Entah, Pah" Balasnya lagi-lagi lirih.

"Terus, tadi gimana jawaban Nona?"

***

"Non, udah 4 hari ada yang anterin Bunga ke gue. Tapi entah siapa... Apakah lo tau siapa orangnya?" Tanya nya lirih.

"Bunga di gue??" Balas nya yang pura-pura tak tahu.

"Iyaa. Sebenarnya, hari pertama Bunga itu datang, gue ga menghiraukannya. Tapi, hari-hari berikutnya datang lagi Bunga itu. Gue cuma pengen tau siapa orang yang kirim Bunga itu..." Jelas nya.

"Eem... Bentar-bentar, gue tanya dulu ke karyawan gue"

Lalu Nona pergi ke ruangan yang tak dituju, akhirnya ia masuk ke ruangan Asistennya.

"Aduh gimana ini?? Gua gak tega ke Ellen kalo gue bohong ke dia. Gue juga kasian ama Vio kalo gue kasih tau" Ucap Nona sembari bulak-balik di dalam kantor Asistennya.

"Eeh tapiiiii, kan Vio ga kasih tau ke gue, dia kirim Bunga itu ke siapa. Ya walaupun gue udah tau Vio kasih Bunga ke Ellen. Astaghfirullah!!" Geram Nona. Akhirnya dia ke berjalan ke ruang santai.

Dia dukuk, lalu berkata "Sorry Ell. Gue tau siapa pengirimnya, tapii pihak pengirim tidak ingin membocorkan namanya ke pihak penerima."

Ellen hanya menjawabnya dengan mengangguk dan tersenyum.

Bunga di hari ke-8 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang