Untitled Part 9

21 1 0
                                    

Ikhlas Demi Kebahagiaanmu.......

Pagi itu awal masuk sekolah di SMA. Perkenalan di depan kelas bersama dengan wali kelasnya yang bernama Pak Ketut. Tiba waktuku untuk berkenalan, "absen terakhir silakan perkenalan ke depan!" kata wali kelasku. Akupun maju ke depan dengan percaya diri, "hai teman-teman, perkenalkan namaku Yesi Indrawati. Tempat tinggalku desa Tanggung, kecamatan Wlingi." cukup singkat perkenalanku itu.

Tak terasa sudah 1 semester aku menjalani hari-hari di sekolahku, dan mulai akrab berteman dengan teman-temanku. Yah, mereka adalah Virdha, Cintya, Anggun, Rena, dan Thassa. Mereka adalah sahabat dekatku, dan aku senang bisa berteman dengan mereka. "Cah, udah istirahat ayo jajan ke kantin!" ajak Cintya. "Eh iya nih, udah lapar yuk ngantin!" balas Virdha. Kami pun berenam bersama-sama jalan menuju kantin dan saat menuju ke kantin, tidak sengaja melewati masjid sekolah kami ku dengar suara yang lembut nan indah sekali, seseorang yang sedang latihan bersholawat. Hatiku tergugah ingin tahu siapa gerangan orang itu. "Subhanallah, indah sekali terdengar lantunan sholawat yang diucapnya.. begitu lembut dan menenangkan," kataku dalam hati.

Lalu aku kembali ke kelas bersama teman-temanku tadi, dan menghabiskan jajan kami. Saat kunyahan demi kunyahan menghabiskan jajan kami, tiba-tiba ada seseorang masuk ke kelas, ya.. dialah seseorang yang bersholawat tadi, namanya adalah Ilham. "Eh Ham, latihan terus aja kamu. Mau ada lomba ta?" tanya Virdha. Dan aku pun menoleh melihat jawaban dari Ilham, "eh enggak Vir, buat acara maulid nabi di sekolah." jawabnya. "Oh, wih semangat ya Ham," balas Cintya. "Hehe, iya Cin suwun." jawabnya.

Aku tau aku memang nggak berbakat dalam sholawat, aku lebih menyukai bernyanyi lagu pop, atau lagu-lagu kesenian, seperti campursari, tembang-tembang, dan lainnya. Yah, aku memilih ekstrakurikuler karawitan, karena aku menyukainya dan merasa cocok di dalamnya. "Vir, nanti latihan kah kita karawitannya?" tanyaku pada Virdha teman sebangku denganku. "Iya Yes, tadi dapat pesan dari Bu Wiwik nanti sepulang sekolah kita langsung cus latihan." jawabnya. "Oh oke Vir". Kalian dah tau kan, satu kelas yang ikut ekstrakurikuler karawitan cuma 2 orang, dan jawabannya benar sekali. Cuma aku dan Virdha teman sebangku ku. Setelah semuanya selesai akupun pulang, dengan perasaan senang dengan hari-hari ku yang berwarna di sekolah. Jangan lupakan, aku tidak menyimpan kebahagiaan ku itu sendiri namun kubagi dengan ibuku, setiap kali aku pulang sekolah.

Beberapa hari kemudian, saat aku menginjak kelas 11. Ada pemberitahuan tentang ekstrakurikuler Qira'ah, dan ya aku tertarik untuk mengikutinya. Tidak kusangka ternyata ustazah yang menjadi guru pembimbingnya adalah orang yang ku kenal, guru Qori ku sendiri di yayasan. Sekedar informasi, aku adalah seorang anak yatim, dan dari SD kelas 4 aku sudah masuk belajar di yayasan Amanah Santri. Namun masuk hanya hari Minggu saja, selebihnya masuk jika ada orang yang berhati baik meminta doa dan memberi shodaqoh kepada kami. Di sana kami diajari pelajaran tertentu yaitu Agama, Matematika, Bahasa Inggris dan Qira'ah dari ibu Laila guru yang sekarang menjadi guru Qira di sekolahku.

Lamunanku buyar seketika tiba-tiba seseorang mendekat ke bangku ku dan bertanya "Yes, kamu ingin ikut Qira'ah juga?" tanyanya. "Eh, iya Ham hehe pengen mencoba." jawabku. Padahal aku sudah pernah belajar Qira'ah juga sewaktu di Yayasan ku. "Oh, oke namamu tak catat ya." jawabnya. "Hm? Eh iya Ham." jawabku canggung. "Jangan lupa nanti mulai latihan jam 2." pesannya sebelum pergi dari bangku ku. "Oh oke Ham siap." balasku dengan senyum malu. Latihan demi latihan ku jalani sewaktu sepulang sekolah, dan aku bersyukur jadwal ekstrakurikulerku itu tidak bertabrakan dengan jadwal ekstrakurikuler karawitanku.

Lambat laun, entah mengapa aku mulai menyukainya. Menyukai sikapnya, suaranya, ibadahnya, akhlaknya, padahal sebelumnya aku tidak pernah seperti ini. Yah, aku rasa ini cinta pertamaku. Namun aku tidak berani untuk mengungkapkan perasaanku padanya, aku takut dia akan menjauh dariku dan tidak mau berteman lagi kepadaku. "Hayo melamun aja kmu Yes, melamun apa sih?" tanya Rena sahabatku, "eh enggak Ren, apa sih kmu aneh deh." jawabku dengan candaan. "Cah nanti pulang sekolah ke depot dulu yuk, sekalian ngerjain tugas kelompok sambil makan, hehe" ajak Cintya. "Oke Cin." jawab kami serempak.

Keping CeritaWhere stories live. Discover now