Part 1

117 7 1
                                    

Hana, gadis manis bertubuh kurus itu untuk kesekian kalinya menyeka keringat di dahinya. Kata panas saja tidak bisa menggambarkan betapa hotnya suhu siang hari itu.

Kata kesal pun tak bisa menggambarkan suasana hatinya saat itu. Ingin sekali dia menendang sopir angkot yang masih setia 'merayu' penumpang untuk naik ke angkotnya. Padahal mereka di dalam sudah penuh sesak.

Kalau begini lebih baik dia naik ojol saja. Tetapi sialnya, tadi siang dia makan hingga lupa diri.

"Maaf ya nengs, 5 menit lagi udah jalan kok, hehe"

"Serah lu dah bambangjing" umpat Hana dalam hati. Sumpah. Hari ini dia benar-benar berdosa.

*****

Hanandya Putri Maria gadis yang akrab disapa Hana itu turun dari angkot setelah sebelumnya membayar dengan wajah kesal.

Kedua tangannya memegang dua buku paket tebal yang membuat tangannya pegal. Sekarang, dia harus berjalan sejauh 500 meter -yang dia taksir sendiri- ke rumahnya.

Yah, untuk insiden hari ini, dia sudah merencanakan sesuatu semenjak di angkot tadi.

"Gue harus belajar motor!" ujarnya sembari mencoba melupakan insiden setahun lalu.

"Gak dong! Pokoknya gue gak bakalan sial kek tahun lalu,"

Bahkan orang-orang yang juga sedang berjalan kaki dan beberapa pengendara motor pun tahu, jika gadis yang berjalan menenteng dua buku sembari berbicara sendiri itu, gila.

Dari kejauhan, Zayn -adik semata wayang Hana- melihat kakaknya dengan pandangan entahlah.

Dia lalu melajukan mobilnya mendekati Hana.

BIIIIPPPPP

"Astaga naga, bapa naga, ular naga tetangga!" Hana yang masih serius berbicara sendiri dikagetkan dengan bunyi klakson yang tiba-tiba.

"Gila ya Lo ngomong sendirian?!" ujarnya sedikit berteriak. Mobilnya kini sudah berhenti disamping Hana yang masih terkaget-kaget.

Hana berbalik dan mendapati wajah menjengkelkan adiknya dari dalam mobil.

Sebelum menerima sumpah serapah dari Hana, Zayn segera menyuruhnya naik. Beruntung Hana nurut.

Mobil pun kembali melaju menyusuri jalanan kompleks perumahan.

"Zan, ajarin gue motor dong," ujar Hana dalam mobil yang masih melaju.

Sekarang Zyan mengerti kenapa Hana tidak menyerangnya dan malah menurutinya.

"Gak usah aneh-aneh lagi kenapa sih kak?"

"Gak ada yang aneh, gue cuman minta tolong latihin gue bawa motor,"

"G.A.K!"

Baiklah, jika Zyan tidak mau lagi, Hana bisa meminta bantuan sahabat karibnya, Gea.

"Hm..hm.. ngerencanain apa Lo? Gue kasih tahu yah Hana, jangan bikin Gea sial kayak gue!"

"Diem Lo bocil!"

Hana hanya bisa bersidekap menanggapi Zyan yang mengetahui isi pikirannya.



To be continued

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak😊



~DewiPuteri~

Forester In Love (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang