Part 2

77 6 0
                                    

"Iya mah, ini Mauven mau pulang,"

"Kamu di jalan? Pas banget, sekalian dong mampir ke minimarket beliin bahan-bahan kue buat mama,"

"Ok,"

Mauven menyudahi panggilannya dengan cepat sebelum ibunya berpesan yang aneh-aneh lagi. Sungguh Mauven ingin segera sampai ke rumah. Dia sudah sangat lelah.

"Tante Venya, ya?" Tanya Ayu yang hanya di jawab dengan anggukan oleh Mauven.

Ayu Hasta Lestari dan Mauven Fiery sudah berteman dekat sejak SMP. Ayu yang terkenal sebagai pemegang juara 2 umum di sekolah plus parasnya yang cantik membuat banyak kaum adam berlomba-lomba ingin menjadi kekasihnya.

Siapa yang tahu Ayu memendam rasanya hanya untuk teman dekatnya, Mauven Fiery.

Mauven Fiery, pemegang juara 1 umum di sekolahnya. Tampan, pintar dan tentu saja kaya raya. Namun dia benci di bilang kaya dan selalu menjawab 'kami berkecukupan'.

Saat SMA Ayu pindah ke luar negeri karena pekerjaan ayahnya dan mengambil studi kedokteran sedangkan Mauven tetap melanjutkan sekolahnya di tanah air.

Mauven yang ternyata 'masih' memegang juara 1 umum hingga SMA itu akhirnya mengikuti kelas akselerasi dan menyelesaikan SMAnya hanya dalam waktu 1 tahun lebih.

Untuk umur yang terbilang masih sangat muda, Mauven berhasil meraih gelar Dr. Dia mendapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri namun Ia menolaknya dengan alasan masih mampu. Menurutnya, masih ada yang lebih membutuhkan beasiswa itu.

"Kita mampir minimarket sebentar, gak apa-apa, kan?"

"Boleh, aku juga mau beli sesuatu,"

Mobil yang Mauven kendarai berhenti tepat di depan sebuah minimarket di pinggir jalan. Karena tempat parkir yang kecil dan ternyata sudah penuh walau hanya diisi empat mobil saja dan beberapa motor di sampingnya, Mauven memutuskan memarkir mobilnya di pinggir jalan tepat di depan minimarket bersama dengan dua mobil lainnya.

 Karena tempat parkir yang kecil dan ternyata sudah penuh walau hanya diisi empat mobil saja dan beberapa motor di sampingnya, Mauven memutuskan memarkir mobilnya di pinggir jalan tepat di depan minimarket bersama dengan dua mobil lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Hana dan Gea sekarang sudah berada di jalanan lurus yang dirasa Gea cocok untuk Hana berlatih motor.

Jalanan itu memiliki dua track dengan arah jalur yang berbeda yang langsung menembus jalan raya besar. Kedua jalur ini sering di gunakan orang-orang untuk berolahraga sampai latihan berkendara.

Tentu saja awalnya Gea menolak namun apalahdaya, lama-lama Hana terlihat menyedihkan.

Gea dan Hana yang sekarang memasuki semester dua perkuliahan itu, sudah berteman semenjak SMA.

Kuliah pun, mereka berada di perguruan yang sama dengan fakultas yang berbeda. Hana yang mengambil Kehutanan dan Gea yang mengambil Kedokteran.

Itulah sebabnya walaupun se-kampus, mereka berdua jarang bertemu karena jadwal kuliah yang padat.

Sore ini, Hana beruntung karena Gea sedang free.

"Pokoknya, gak boleh keluar ke jalan besar. Jalur Lo hanya dua jalan ini aja. Nah, sekarang tarik gasnya pelan-pelan,"

Hana mengikuti dengan menarik gas pelan-pelan. Motor yang dikendarai Hana melaju pelan menjauhi Gea yang tersenyum puas.

Selang beberapa menit Hana sudah kembali dengan senyum sumringah.

"Lo lihat gak? Gue bisa dong! Sekarang Lo naik, gue boncengin," Ujar Hana bangga.

"Eh kutu beras! Baru juga latihan sekali udah gaya bat mau goncengin gue,"

"Lah, gak percaya Lo sama gue. Gue pelan-pelan kok, kita juga cuma lewatin dua jalur ini,"

"Pelan-pelan Lo ya,"

"Iya..iya," Ujar Hana bersamaan dengan Gea yang sudah duduk di belakang.

Sepeda motor kembali melaju pelan. Seperti kata Hana, mereka hanya melewati dua jalur saja.

"Stop gih, rem," Ujar Gea dari belakang ketika mereka kembali ke tempat awal namun dia bingung karena Hana tak kunjung menarik rem malah melewati tempat tadi.

"Belom puas gue, Ge. Gue pengen nyobain  di jalan besar,"

Pernyataan Hana membuat Gea di belakang melotot panik. Sementara mereka semakin mendekati jalan raya besar.

"Ihh, Hana! Jangan gini kenapa elahh! Pertahanan Lo belom kuat kali! Kalo nabrak gimana, pe'ak!"

"Gak bakal!" Hana masih saja bersikukuh.

"Gue baru semester dua Han, Lo juga! Kuliah kedokteran mahal lagi!"

Terlambat, motor yang di kendarai Hana sudah memasuki jalan raya besar. Gea yang dari tadi berisik sekarang diam dan menelan ludah susah payah.

Motor melaju pelan namun mereka sedang sial saja. Karena saat melewati tempat pencucian motor, secara tidak sengaja mereka terkena cipratan air berkekuatan tinggi dari selang yang dipegang salah seorang karyawan di situ.

Hana yang bermaksud menghindar kehilangan konsentrasi sehingga motor yang mereka naiki melaju pasti menyimpang dari jalan raya menuju ke arah minimarket dan BRAAK!

Mereka menyerempet salah satu mobil yang terpakir di pinggir jalan depan minimarket hingga spionnya terlepas dan terlempar.

Hana yang panik mengerem mendadak bersamaan dengan Gea yang turun dari motor dan mengecek mobil yang mereka serempet.

Hana juga ikut turun dan mengambil spion mobil yang terlempar dan pecah.

"Mampus! Gea! Gimana dong?!" Hana yang memegang spion mobil itu semakin panik apalagi Gea yang mengetahui jika mereka baru saja menyerempet mobil mahal.

Tidak banyak kendaraan saat itu, sehingga hampir tidak ada yang melihat kejadian itu. Kecuali seorang pria dan wanita yang baru saja keluar dari minimarket dan mengenal spion mobil yang dipegang Hana.

To be continued

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak😊

~DewiPuteri~

Forester In Love (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang