16. he cries and he says yes

385 66 15
                                    

maaf kalo jelek:(

;


Tutup saji berhasil dibuka, dan Yoongi terkejut.

Bukan dessert cokelat, melainkan sebuah kotak merah beludru yang buat Yoongi tatap lelaki di depannya kemudian panggil namanya dengan lirih,

"...Jimin?"

Yang dipanggil tersenyum manis.

Yoongi lantas buka kotak itu perlahan.

Ia senang, sungguh.

Ditatapnya benda berkilau itu sebentar, lalu tatap lagi pria dengan kemeja hitam itu berbinar,

"Jimin...."

"Ya?" Pria satu anak itu beranjak dari kursinya, dekati kursi Yoongi kemudian posisikan diri berlutut diikuti pandangan berkaca-kaca Yoongi.

Jimin geser kursi si manis agar menghadap dirinya, timbulkan bunyi decit akibat gesekan lantai dan kaki kursi.

Tangan Yoongi yang saling bertaut ia raih, kemudian digenggam lembut.

"Yoongi, aku mencintaimu...," ia tatap yang lebih muda lamat-lamat.

"Aku tahu, ini terlalu cepat. Tapi..., aku tidak bisa lagi. Menahan diri untuk tidak memilikimu. Menahan diri untuk tidak menyebutmu milikku," Jimin tersenyum.

Ibu jarinya terangkat untuk hapus air mata Yoongi yang lolos dari pelupuk mata.

"Aku ingin merawat Minjee berdua denganmu. Aku ingin setiap pagi bisa melihat wajahmu, megecup manis di bibirmu ketika kamu sedang memasak sembari memelukmu hangat. Dan, aku ingin kamu menjadi orang yang menemaniku... aku ingin kita menua bersama. Melihat Minjee bertumbuh besar, memiliki keluarga bahagia, lalu memberikan kita cucu-cucu yang manis...."

Jimin lalu raih kotak merah itu, tatap cincin emas putih berhias berlian yang gemerlapnya menyilaukan mata.

Tapi bagi Jimin, Yoongi tetap lebih berkilau dari apapun.

Senyum simpul Jimin ukir, "Yoongi, maukah kau menjadi pendampingku dan Minjee? Mari menua bersama, mari hidup bersama denganku.... Aku tak bisa menjanjikan apapun di masa depan, yang jelas aku akan selalu mencintaimu, menyayangimu dan akan menjagamu...."

Yoongi bergeming, menangis bahagia.

Tidak, bukan ragu. Bukan juga tak percayai lelaki Busan itu. Ia percaya, sepenuhnya. Ia pun sayangi Jimin.

Perlu waktu sebentar. Yoongi perlu netralkan nafas yang tersendat karena tangis.

Lantas dengan mata berair dan hidung merahnya Yoongi mengangguk mantap.

Senyum manis yang diulas setelahnya buat Jimin mengangkat sudut bibir.

Dan, cincin telah berhasil melingkar di jari manis sebelah kanan milik Yoongi.

Tanda bahwa dirinya akan segera jadi milik Park Jimin.

.

Yoongi tak tahu pasti kapan cinta itu mengusik hatinya. Yang jelas ia cintai Jimin, juga Minjee si anak kecil yang penurut dan manis.

"Aku juga mencintaimu Jimin, mencintai Minjee layaknya anakku sendiri. Baik, mari menua bersama, mari merawat Minjee bersama-sama...," ambil nafas untuk kemudian dibuang, Yoongi melanjutkan, "Tak perlu menjajikan apapun, cukup dirimu yang selalu menemaniku dan mencintaiku, Jimin."

"Terima kasih, Min Yoongi."

Jimin hampir menangis, tapi ia menahannya. Malu ketika harus menangis di depan Yoongi, dia kan pejantan tangguh, man!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antar Jemput | MinyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang