14

2.5K 586 147
                                    

Hari Sabtu—lagi.

Pukul 07.00 pagi masih nempel di kasur. Yoongi malas bangun, waktunya libur. Jelas, maunya malas-malasan di kasur.

Tapi, ingat punya janji buat jaga Minjee. Jadi, terpaksa bangun, seret badan masuk kamar mandi.

Tenang, Jimin bilang mau kasih bonus kok.

Hehehe!


;

Rumah ramai. Ayah, Bunda, Kakak semua di rumah. Sarapan berempat, duduk melingkar meja. Ayah tumben sibuk baca koran. Bunda baru aduk susu vanilla buat si anak bungsu. Kakaknya, jelas ajak adu mulut.

"Adikku yang manis, hari libur mau kemana? Kok sudah rapi, mau kencan, ya?"

"Mau datangi rezeki, jangan bawel." Yoongi jawabnya ketus, tanpa melirik, sibuk oles selai stroberi ke roti tawar.

"Iya, rezeki dibeliin pacar cheesecake, 'kan?" Hyunki papar senyum usil tatap Adiknya. "Bunda, boncelku dah besar~"

Selesai gigit rotinya, Yoongi alih pandang. Pasang muka gahar, melotot mata yang dibalas Hyunki senyum santai.

"Hyung, yang ketinggian. Berani panggil lagi, pantatmu kutendang."

Malas lerai, Ayah, Bunda cuma senyum simpul. Dua anaknya itu memang susah akur. Sekalinya akur susah pisah.

Oh, tapi, omong-omong Ayah penasaran. Benar anak bontotnya itu sudah punya pacar? Kadang bosan juga, Yoongi pamit keluar bukan jalan berdua, tapi ramai-ramai dengan teman.

Lipat koran, lalu minum kopinya seteguk, Ayah perhatikan Yoongi yang makan roti dengan tenang. Si bungsu baru abaikan si Kakak yang tak berhenti oceh tentang pacar dan kencan.


"Jadi, anak manis Ayah benar sudah punya kekasih?"

Refleks Yoongi berhenti kunyah, telan paksa roti yang belum hancur sempurna, "Belum, Yah!" katanya menyanggah.

"Hei, tidak usah gelagapan begitu. Punya juga tidak apa, Yoong. Bawa pulang, Bunda mau tahu calon mantu seperti apa." Bunda menimpali, menggeser gelas susu vanilla ke hadapan Yoongi yang menatapnya.

Permintaan Bunda lantas buat Ayah juga Hyunki angguk semangat.

Yoongi bukannya belum pernah ajak seseorang bertamu ke rumah untuk dikenalkan sebagai kekasih. Sudah beberapa kali, hanya hubungannya kandas di tengah jalan.

Ayah juga pernah berniat jodohkan dengan anak teman sekantornya. Tapi, Yoongi tolak mentah, dengan pergi dari rumah, numpang tidur di rumah teman.

"Tidak ada, Bunda. Tahu sendiri Hyunki Hyung usilnya seperti apa, ingin kulempar wajahnya yang sok tampan itu pakai selai." Yoongi pandang Kakaknya tak suka, ambil tempat selai pura-pura akan dilempar.

"Boncelku kejam sekali. Cheesecake minggu depan hangus, ya."

Ancaman Kakaknya dibalas dengusan malas. Alih-alih jawab Yoongi teguk susunya sampai habis.

"Yasudah, beli sendiri, wleee!"

"Ya. Besok kalau lihat satu dus besar cheesecake di kulkas jangan curi satu potong."

"Tidak akan!"

Jeda sejenak, Yoongi lirik jam dinding. Hampir pukul delapan, Jimin bilang berangkat pukul delapan tepat.

"Ayah, Bunda, Yoongi pergi dulu, ya." Beranjak dari kursi Yoongi tak lupa cium pipi kedua orang tuanya.

"Yoongi pergi dulu, Hyung." Yoongi berujar pada Hyunki sembari tinggalkan ruang makan. Tanpa melirik apalagi beri kecupan sampai jumpa nanti di pipi sang Kakak yang menyebalkan.

Antar Jemput | MinyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang