My Destiny of Married [COMPLETED]

5 - takdir & matahari

"Jadi gimana sill? Apa kamu mau nurutin perkataan Oma , atau kamu masih belum siap?" Tanya reynan

"Akk-ku belum siap kak" jawab silla lirih dan menunduk, Silla tidak berani menatap reynan

"Tatap mata aku" Silla menatap mata reynan

"Kalo kamu belum siapa aku gapapa" reynan tersenyum

Silla menatap mata reynan lekat terlihat kekecewaan dimatanya , tapi Silla benar benar belum siap

Silla mendekap tubuh reynan , reynan pun membalas dekapan itu

Setelah itu Silla berjalan menuju balkon kamar mereka dan duduk di sofa balkon , di ikuti oleh reynan

"Kaka tau ga, aku dulu pingin banget punya Kaka cowo"

"Kenapa?"

"Biar ada yang jagain"

"Aku ngerasa tuhan ga adil, kenapa temen temen aku di kasih Kaka , sedangkan aku engga"

"Ternyata sekarang aku tau jawabannya"

"Apa?" Tanya Rey

"Tuhan kirim Kak rey buat aku" Silla tersenyum

"Silla, kamu tau arti nama belakang mu?"

"Apa?"

"Dalam bahasa Rusia varischa artinya takdir"

"Oh ya?, Terus Kaka tau arti nama marga keluarga Kaka?"

"Dineshcara? " Silla mengangguk

Tapi Rey menggeleng

"Dalam bahasa sansekerta artinya matahari"

"Jadi?"

"Kaka matahari buat aku" Silla tersenyum

"Dan kamu takdir buat aku sill"

Silla menatap ke arah Rey lekat, tatapan matanya yang tajam, bibirnya yang datar pesona seorang reynan dineshcara telah membuat Silla luluh

Rey menatap Silla, perlahan lahan Rey mendekat menyentuh kepala silla dendekatkan wajahnya , Rey mencium puncak kepala silla, kening Silla, hidung dan terakhir Rey mencium bibir Silla

Silla yang di perlakukan seperti itu hanya terdiam memejamkan mata , merasakan hangat nya cinta

Rey menjauhkan wajahnya , dan menatap lagi kedua mata shilla

"Mungkin ini adalah cara teraneh yang di lakukan orang untuk mengungkapkan perasaan , tapi percayalah Silla, i love you"

Silla meneteskan air matanya lalu mendekap erat tubuh reynan, menangis sekencang kencangnya di tubuh suaminya

"I love you too my dineshcara"

***

Sudah satu pekan pernikahan mereka sekarang, di hari Sabtu ini Silla tidak ada kegiatan hanya rebahan di kamar, istirahat dari kegiatannya sebagai seorang pelajar, setiap hari selalu di bebankan dengan tugas tugas dan tugas , di sekolah juga Silla sudah jarang bolos karna tuntutan pelajaran yang harus dia kejar