21 - dukungan

1.6K 130 6
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Silla untuk ujian nasional, rasanya cepat sekali waktu berputar kemarin Silla rasa dia masih mengikuti mos tapi sekarang dia sudah ujian nasional, terlebih lagi dia sudah menjadi istri orang.

Hari ini juga adalah hari yang sudah Silla tunggu-tunggu karena hari ini adalah hari pelaksanaan tes masuk universitas desainer di new York.

Gugup? Tentu saja Silla gugup , bagaimana jika dia tidak si terima? Semoga itu tidak terjadi.

Silla dan Cecil melangkah kakinya ke kantin, Silla sebenarnya sudah memberitahukan keinginannya untuk kuliah di luar negeri seperti biasa Cecil mah iya-iya aja.

"Lo jadi mau masuk UI?" Cecil mengangguk

"Ambil jurusan fakultas kedokteran?"

"Iya rencananya si gitu"

"Gilak nanti gue punya sahabat dokter, kalo gini mah berobatnya kaga usah bayar da" ujar Silla

"Bayar lah gila, gratisan Mulu Lo" Silla terkekeh

"Hari ini mau balik sama gue?" Silla menggeleng

"Di jemput laki gue, gue mau persiapan buat tes hari ini, Lo mau ke Bagas?" Cecil mengangguk

"Titip salam dari gue ya?"

"Iya tar gue salamin, udah ah yu cabut"

Saat Silla dan Cecil melangkahkan kakinya tiba tiba rasanya perut Silla mual dan Silla berlari ke arah toilet.

Silla mencoba memuntahkan isi perutnya , namun nihil tidak ada yang bisa dia keluarkan namun dia benar benar mual .

"Lo gapapa sil? Masuk angin?"

"Gatau gue juga"

"Yaudah paling juga kecapean"

Silla dan Cecil kembali melangkah kakinya ke parkiran, di sana sudah ada reynan yang menunggunya.

"Kak bini Lo sakit" ujar cecil yang di balas toyoran oleh Silla

"Sakit apa" Reynan mendekat dan menyentuh dahi Silla dengan punggung tangannya

"Gak panas kok"

"Tadi dia muntah muntah" reynan mangut mangut paham

"Kecapean kali, yaudah yu pulang"

"Gue duluan ya?" Cecil mengangguk

Di dalam perjalanan pulang Silla diam saja, dia sudah tidak mual hanya sedikit lemas, Rey menatap Silla yang lesu. "Mau ke dokter ga?"

"Gausah kak"

"Ke dokter aja ya?"

"Gausah aku cuma mual doang, paling kecapean nanti di bawa tidur juga ilang" Rey tidak menjawab perkataan Silla

Mereka sudah sampai rumah, Silla melangkahkan kakinya ke kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya, sedangkan reynan sekarang sedang membuat teh hangat untuk Silla

Reynan melangkahkan kakinya ke kamar menemui Silla dan memberikan tehnya.

"Nih di minum dulu"

Silla tersenyum. "Kak Rey yang bikin?"

"Iyaa siapa lagi?"

"Makasih" Silla tersenyum dan meminum tehnya perlahan

"Tes nya jam berapa?"

"Setengah jam lagi"

Silla sudah mengganti pakaiannya, Rey juga sudah, mereka sedang bersiap untuk tes,  Silla sedang gugup menghadap ke arah laptopnya, Rey hanya tersenyum melihat tingkah Silla.

My Destiny of Married [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang