Seri tertawa keras karena lelucon yang dilontarkan oleh temannya, air matanya keluar dari sudut mata, perutnya juga sakit karena terlalu banyak tertawa. Humor Seri terlalu receh hingga lelucon absurd saja tertawa hingga seperti ini.
"Cowok pertama yang lewat depan lo habis ini tembak ya Ser!" Guyon salah satu temannya.
Seri yang tidak fokus hanya mengangguk, dia hanya tau namanya disebut tanpa tau kalimat lengkapnya, dia pikir sebuah persetujuan untuk membuli salah satu temannya sebagai candaan semata.
"Nah-nah panjang umur ada yang lewat."
Tubuh Seri didorong keluar kelas, dia kaget pasti maksudnya apa coba? "Ngapain dorong-dorong gue?" Tanyanya bingung. Nabila berdecak kesal, "Lo tadi ngeiyain tentang nembak cowok pertama yang lewat didepan lo. Tuh adkel cakep lewat." Ujarnya.
Seri terbelalak, nggak terima pasti karena dia nggak tau apa-apa. "Kapan anjir?" Belanya mencoba mengelak. Tapi teman-temannya malah memelototinya, Seri berusaha masuk ke dalam kelas namun apalah dayanya yang satu orang lawan delapan orang temannya kalah pasti.
Akhirnya Seri terdorong keluar menabrak sasaran. "Duh! Maaf ya Dek nggak sengaja." Seri tersenyum tipis tak enak.
"Dek lo buru-buru nggak?" Tanya Cindy tiba-tiba.
Adek kelas itu menggeleng. "Nggak, ada apa Kak?" Cindy bertepuk tangan puas. "Minggir dulu bentar, temen gue mau ngomong sesuatu sama lo." Cindy dan teman-teman Seri mendorong gadis itu ke depan adik kelas bernama Jisung.
"Mau bilang apa Kak?" Tanyanya kalem kepada Seri yang sudah ada didepannya.
Seri menggaruk rambutnya bingung, dia bisa merasakan tatapan laser dari teman-teman laknatnya. Akhirnya dengan keberanian seadanya dan tarikan napas sebagai awalan.
"Dek mau jadi pacar gue nggak? Nggakkan pasti? Okey sip." Ujarnya cepat tanpa memberi celah kepada Jisung untuk menjawab.
Seri yang sudah berbalik badan dikejutkan oleh ucapan adik kelas itu. "Gue mau kok Kak."
Seri melongo, ini adik kelasnya nggak bodohkan? Kenal aja nggak masa jadi pacar? Gadis itu berbalik ke posisi semula, berjinjit untuk menyentuh kening Jisung. Merasakan suhu badan laki-laki itu normal dia menatap Jisung aneh.
"Gila lo? Kita kenal aja nggak."
Jisung tersenyum. "Kalo nggak kenal kenapa nembak?"
Seri terdiam, melirik teman-temannya yang mengerubunginya dengan ponsel untuk merekam kejadian itu. "Just for fun, cuma iseng Dek. Pasti jawaban lo juga guyonan kan ya? Hahaha." Seri tertawa garing di akhir kalimat.
Jisung menggeleng. "Nggak gue serius Kak--?"
"Seri namanya Dek!" Sahut salah satu teman Seri.
"Nah iya Kak Seri, gue serius jadi pacar lo. Kantin bareng yuk?" Ajak Jisung lagi-lagi dengan senyum.
Seri mengerjapkan matanya, batinnya menertawakan kebodohannya. "Nggak lo aja sana." Tolaknya. Bukannya pergi Jisung malah menarik Seri keluar kerumunan mengajaknya menuju kantin dengan pergelangan tangan Seri dicekal oleh Jisung.
"Ciyeeee!"
"SERI PJ YA!"
"GAS TERUS SER!"
Teriakan teman-temannya dan juga warga sekolah yang menonton kejadian memalukan tadi membuatnya menutup wajah dengan telapak tangan. Merutuk dalam hati kebodohannya yang mau-mau saja disuruh oleh temannya untuk melakukan hal gila tadi.
"Dek putus aja yuk, nggak punya muka lagi gue." Seri melas berharap jawaban Jisung tadi hanya guyonan.
"Wajah cantik nggak boleh disembunyiin Kak, baru juga beberapa menit jadian masa putus? Dijalanin aja dulu."
Dan rasanya Seri ingin menenggelamkan diri di Laut Mati saja. Ini pasti wajahnya bakal dikenal satu sekolah, tunggu aja sebentar lagi video sudah terunggah di sosmed sekolah dengan menampakkan wajah Seri dan pacarnya, eh?
"Beli apa Kak?"
"Soto deh sama es jeruk, pesenin ya uangnya entaran pas balikin mangkok."
Jisung mengangguk, dia memesan sementara Seri duduk dengan wajah yang disembunyikan dilipatan tangannya. Nggak berani ngangkat muka, malunya udah nyebar ke seluruh tubuh. Rasanya pingin izin sakit pakai surat dari BK tapi itu lebih malu-maluin karena admin sosmed sekolah itu guru BK.
"Nih Kak dimakan." Jisung menaruh pesanan Seri didepannya, duduk bersebrangan dengan gadis yang masih mengumpulkan rasa percaya dirinya yang terhempas ke dasar jurang.
"Kak udahlah jangan gitu, PD aja kayak gue. Lagian pacaran sama gue nggak malu-maluin banget kok."
Seri menegakkan duduknya, menatap Jisung tajam. "Lo tuh kenapa nerima juga sih? Yakali gue pacaran sama adek kelas." Seri menendang-nendang udara dengan sebal.
Jisung memberenggut tak terima. "Salahnya pacaran sama adek kelas apa? Tinggian gue dari elo Kak jadi sans aja kalo misal jalan bareng."
"Sapa juga yang mau jalan bareng dih?"
Jisung menghembuskan napasnya, ternyata Kakak kelas yang sekarang jadi pacarnya itu lebih kekanakan dari dirinya, lagaknya sangat malu karena berpacaran dengan adek kelas padahal sendirinya juga childish mengalahkan Jisung yang umurnya lebih muda dari Seri.
"Ketimbang Kakak ngeluh terus nggak nerima nasib, mending sotonya dimakan mumpung masih anget. Barangkali kalo udah kenyang pikiran Kakak jadi lebih waras." Ucap Jisung kalem tapi sukses bikin Seri mendelik tajam ke arahnya.
"Ngatain gue gila lo?"
"Nggak, kalau Kakak ngerasa sih ya udah."
Seri mendesis kesal, menyendok nasi soto yang masih berkepul uap dan memakannya tanpa meniupnya. "Heh ini panas babi!" Teriaknya tertahan merasakan kuah soto yang membuat lidahnya mati rasa.
Jisung tertawa sambil memukul-mukul meja, menikmati wajah sengsara Seri akibat kuah soto yang panas.
Tak
Seri yang tak tahan dengan tawa lebar Jisung menggetuk kepala laki-laki itu dengan garpu miliknya, Jisung mengaduh sakit sambil memegang bagian kepala yang diketuk keras oleh Seri.
"Gue doain benjol."
"Jahat banget sih Kak jadi pacar, kekerasan nih namanya."
Seri melotot. "Pacaran sama tong sampah sana! Nama lo aja gue nggak tau belagak ngakuin gue pacar lo dih."
"Nih name tag di seragam gue baca, Jisung Jovino Putra."
Seri melirik malas name tag diseragam Jisung. "Iya-iya Putra."
"Jisung bukan Putra!"
"Jovi kalau gitu."
"Kak, nama panggilan gue tuh Jisung bukan Jovi!" Gemas Jisung karena mengulangi perkataannya lagi.
"Anggap aja panggilan sayang gue ke elo." Ujarnya cuek yang membuat Jisung membeku terkejut.
"Kak, lo ngakuin gue jadi pacar lo?"
Seri tertawa kecil. "Nggaklah, pede gila." Sinisnya.
Jisung mendengus kesal. "Padahal elo yang nembak anjir."
"Yaudin jangan ngarep, sapa nyuruh nerima padahal lo gue kasih pilihan nolak."
🐣🐣🐣
30 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Adek Kelas | Jisung ✔
Fanfiction[Tamat] Akibat kebodohan Seri yang mau saja disuruh temannya untuk menembak laki-laki pertama yang lewat didepannya membuat dunia monoton gadis SMA itu berubah. Pada tahun terakhir Seri memakai seragam putih abu-abu, pemikiran tentang 3 tahun masa S...