T U J U H

540 88 3
                                    

Seri menatap rumah didepannya dengan horor, dia masih duduk di atas jok motor Jisung tanpa ada niatan untuk turun dari sana, ayolah dia belum siap untuk masuk ke sana. Mentalnya itu lemah jika menyangkut hal seperti ini tapi sepertinya Jisung tidak memperdulikan dan malah menariknya untuk turun dengan paksa. Merangkul bahu Seri dengan erat agar gadis itu tidak berlari kabur.

"Besok nggak usah anter jemput gue lagi." Gumam Seri dengan penuh ancaman yang dihiraukan oleh Jisung.

Pintu rumah itu terbuka, ruang tamu yang kosong tapi terdengar suara dentingan wajan dari arah dapur. Jisung membawa Seri ke sana dengan setengah menyeret gadis itu. "Bunda, Jisung pulang bawa calon mantu." Ucapnya sambil membuka pintu dapur dan tersenyum lebar.

Bunda Jisung menoleh, beliau mengulas senyum lalu mengusapkan tangannya pada kain serbet. Menghampiri mereka yang berdiri di pintu dapur. "Seri ya, pacarnya Jisung?" Tanya Bunda Jisung yang diangguki Seri dengan gugup.

"Ajak duduk dulu pacar kamu Sung, bentar lagi Bunda selesai masaknya. Kamu pasti laperkan?"

Seri tersenyum canggung ketika Bunda Jisung menoleh dan bertanya kepadanya, Jisung membawa Seri ke ruang tamu. "Kak, gue mau ganti baju, lo jangan kabur ya! Eh, apa perlu gue pinjemin baju sekalian biar lo nyaman?" Ucap Jisung.

Seri berpikir sejenak lalu mengangguk. "Kaos aja ya, ini baju olahraga gue udah bau keringet banget." Jisung berjalan menuju kamarnya, membasuh kaki, tangan dan wajahnya lalu mengganti bajunya dengan cepat, tak lupa dia mengambil kaosnya untuk Seri.

"Nih kak ganti di kamar mandi, itu pintu putih deket pintu dapur."

Seri masuk ke kamar mandi, dia berkaca sambil membekap mulutnya yang berteriak pelan, mengumpati Jisung dengan berbagai macam umpatan karena tiba-tiba membawanya ke rumah laki-laki itu.

Gadis itu keluar dengan kaos Jisung yang kebesaran di tubuhnya, ternyata Bunda Jisung sudah selesai memasak dan sedang menata masakan di meja. Seri segera memasukkan baju olahraganya ke dalam tas lalu menuju dapur untuk membantu Bunda Jisung.

"Eh nggak usah bantu, dikit lagi selesai kok." Tolak Bunda Jisung dengan halus.

Seri menggeleng dan tersenyum, rasanya sungkan jika tidak membantu sedikit, lagipula dia juga numpang makan siang di sini. Seri mengambil mangkok di tangan Bunda Jisung, menatanya di atas meja, ternyata beliau memasak banyak untuk sekedar makan siang.

Jisung menghampiri Seri yang selesai menata makanan, bibirnya menipis menahan tawa. "Kelelep lo Kak pake baju gue." Ledeknya dengan senyum jahil. Seri memutar bola matanya malas, lagipula kenapa juga Jisung memilihkan baju big size seperti ini. Di badan Jisung saja kebesaran apalagi di badan kecilnya ini.

"Diem ya lo, lagian minjemin baju asal banget milihnya." Gerutu Seri dengan bibir ke depan.

"Males nyari Kak, gue takut lo kabur makanya asal ngambil. Lagian lo makin imut pake kaos itu, jadi kecil banget, segini." Jisung membuat huruf c dengan jari telunjuk dan jempolnya, memberi sedikit renggang untuk menunjukkan sekecil apa Seri dengan kaos big sizenya itu.

Mata Seri melotot tidak terima, dia memukul bahu Jisung dengan keras hingga remaja laki-laki itu mengaduh pelan. Bunda Jisung yang melihat kelakuan mereka berdua hanya bisa memaklumi. "Sudah jangan bertengkar, ayo makan." Ucapnya menengahi.

Seri baru saja mengunyah suapan pertama ketika suara bariton menyapa mereka. Gadis itu mendongak mendapati laki-laki yang wajahnya mirip Jisung dengan perawakan yang lebih tinggi dan kaca mata bulat yang membingkai matanya. Mungkin laki-laki jangkung itu Kakak Jisung yang pernah diceritakan kepadanya.

"Ada tamu ternyata. Pacarmu eh?" Laki-laki itu menepuk bahu Jisung 2 kali lalu duduk di kursi sampingnya, dia melemparkan senyumnya kepada Seri. "Jisung sering cerita tentang kamu, Seri. Matanya semangat banget pas nyeritain tentang kamu sampai bikin aku heran." Ucap laki-laki itu yang membuat Seri tersipu dan Jisung menepuk keras lengan sang kakak.

"Kak, ngapain diceritain? Kan aku sudah bilang itu rahasia." Gerutunya dengan imut yang membuat Seri gemas. Bahkan gadis itu baru sadar jika pacarnya itu imut setelah sekian lama bersama. Salahkan gengsinya yang tidak ingin menatap Jisung lama-lama dan mengamati bagaimana kebiasaan remaja itu yang selalu mencebikkan bibirnya ketika sebal.

"Kakak lupa. Kenalin aku Jinhyuk Ardan Putra, Kakaknya Jisung. Panggil aja Kak Jinhyuk, atau mau panggil Kak Ardan juga gak papa."

Seri semakin malu ketika menangkap maksud lain dari ucapan Jinhyuk, ya secara tidak langsung laki-laki itu menyindir tentang panggilan Seri kepada Jisung yang berbeda dari lainnya. Gadis itu meminum airnya guna menetralkan panas yang dirasakannya.

"Udah makan aja jangan godain adiknya Hyuk. Kamu pulang tapi nggak ngajak Ayah sekalian." Jinhyuk meringis kecil mendengarnya, lagi-lagi disalahkan karena pulang sendiri tanpa Ayahnya. Ayahnya itu terlalu gila kerja jadi pekerjaan hari ini harus selesai hari itu juga meski pun beliau harus menambah jam kerjanya.

Setelah ditegur oleh Bunda, Jinhyuk masih tidak berhenti menggoda pasangan muda itu. Sesekali setelah menelan makanannya dia akan melontarkan godaan yang membuat kedua remaja itu malu dan ingin cepat-cepat pergi dari sana. Bunda sebagai yang tertua hanya bisa pasrah jika begini, inilah alasannya menyalahkan Jinhyuk jika putra sulungnya itu tidak kembali dengan Ayahnya, hanya suaminya yang bisa membuat meja makan tenang dengan kehadirannya dan diamnya Jinhyuk karena takut terkena teguran sang Ayah.

"Lain kali main lagi ya Seri, nanti Bunda ajarin masak makanan kesukaan Jisung atau bikin kue bareng." Ucap Bunda ketika Seri berpamitan pulang, gadis itu tersenyum dan mengangguk. Dia akan senang hati berkunjung ke rumah ini jika Jinhyuk tidak berada didalamnya. Cukup hari ini saja dia merasakan malu yang berkepanjangan karena godaan dari Kakak Jisung itu.

"Pasti Tante tapi kalo Kak Ardan nggak ada aku ke sini." Kata Seri sambil melirik sebal Jinhyuk yang bersandar pada pilar dengan senyumannya.

"Nggak bisa gitu, Kakak pastiin pas kamu main ke sini Kakak bakal pulang saat itu juga."

"Kakak mah jangan bikin Kak Seri nggak pernah main lagi ke sini." Rajuk Jisung sambil menggenggam tangan Seri dengan tidak tahu malunya.

🐣🐣🐣

28 Agustus 2020

Adek Kelas | Jisung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang