D E L A P A N

482 82 0
                                    

"Kak pinjem HP."

"Ambil aja, nggak di kunci kok."

Jisung mengambil ponsel Seri di tas milik gadis itu, mengotak-atiknya dengan membuka hampir semua aplikasi di ponsel milik kekasihnya. Seri tidak peduli, dia sedang fokus belajar untuk ujiannya.

"Dah Kak, makasih." Seri mengangguk tanpa berkata, matanya masih fokus kepada lembar buku yang penuh latihan soal. Sementara itu Jisung hampir mati kebosanan untuk kesekian kalinya, kesehariannya tidak jauh-jauh dari mengikuti Seri layaknya anak ayam kepada induknya. Pulang sekolah seperti ini harusnya mereka mengahabiskan waktu dengan bertukar cerita atau mengobrol ringan, tapi nyatanya sekarang yang ada Seri sibuk dengan bukunya dan Jisung yang kebosanan.

Jisung meraih tangan Seri yang menganggur, menaruhnya di atas telapak tangannya yang lebih besar dan lebar. Laki-laki itu terkikik melihat kecilnya tangan Seri dibandingkan tangannya. Tak berhenti sampai di situ, Jisung menggenggam tangan Seri yang begitu pas dan hangat ditangannya. Sangat nyaman hingga dia enggan melepaskannya. Dengan iseng dia memotret tautan tangan mereka untuk di upload ke sosial media miliknya.

Kakak kelasnya itu tidak mau diajak selfie, jadi hanya sedikit foto mereka berdua. Ada pun hanya 3 foto sewaktu bazar sekolah bulan lalu yang diambil oleh teman kelasnya yang membawa kamera, dengan segala paksaan dan bujukan akhirnya gadis itu mau foto bersamanya. Tapi foto Seri tidak bisa dikatakan sedikit di galeri ponsel Jisung karena dia sering memotret Seri diam-diam ketika sedang bosan seperti sekarang.

"Pulang yuk Jov, capek gue mau istirahat." Seri menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.

Jisung menepuk lengannya. "Senderan sini Kak kalo capek." Ujarnya dengan senyum lebar. Seri tertawa sambil menepuk lengan Jisung. "Mau istirahat di kasur aja, enak." Jisung memberenggut mendengarnya lalu dia merentangkan tangannya yang panjang. "Kalo gitu peluk gue aja Kak."

Seri menggeleng dengan tawa yang tak bisa ditahannya, Jisung yang jengkel langsung memeluk Seri dengan erat layaknya boneka dan dibalas dengan lingkaran tangan Seri di pinggangnya. "Dah Kak gini aja nyaman banget soalnya, hehe."

Ketika mengingat dimana mereka berada langsung saja keduanya melepaskan pelukan dan kecanggungan meliputi mereka karena pelukan singkat itu. Jisung berdehem untuk membersihkan tenggorokannya lalu berdiri dan menarik tangan Seri ke motornya, tidak ada yang berbicara selama perjalanan padahal biasanya Jisung akan menggoda Seri dengan memainkan laju motornya, kali ini Jisung mengendarainya dengan normal tidak brutal seperti biasanya.

"Makasih udah nemenin gue belajar, hati-hati di jalan jangan ngebut lo." Jisung mengangguk sambil mengacungkan dua jempolnya, dia kemudian membunyikan klakson lalu melaju pergi. Seri masih di posisinya setelah Jisung pergi hingga menghilang di pertigaan jalan baru dia masuk ke dalam rumah. Suasana hening menyambutnya karena kedua orangtuanya yang sedang keluar kota dan Kakaknya mungkin tidak pulang ke rumah karena menjadi panitia acara di kampusnya.

Seri mengambil makanan di piring lalu memakannya di kamar, meja makan terlalu besar untuk ditempatinya sendiri. Gadis itu duduk di kursi yang menghadap halaman samping yang berisi jejeran bunga kertas dan pohon yang sudah dipangkas rapi jika dipikir-pikir lagi dia masih tidak percaya sudah berpacaran selama ini dengan Jisung dan dia masih belum bisa percaya jika beberapa bulan lagi dia akan melepas seragam putih abu-abunya dan meninggalkan sekolah yang penuh kenangan. Perasaannya menjadi sedih karena memikirkan hal itu, Seri berusaha menahan air matanya yang mendesak untuk keluar dan meluruh turun menyusuri pipinya. Dia makan dengan cepat walau pun makanan itu terasa hambar di lidahnya.

Ponselnya berdering ketika dia selesai makan dan sedang meminum air, melirik dari jauh layar ponsel yang menampilkan nama 'Jovi' itu. Segera dia berjalan ke kasur dan duduk bersila diatasnya, menggeser ikon hijau lalu me-loud speaker panggilan mereka.

"Kak Seri!" Sapa di seberang sana dengan nada ceria, Seri menyunggingkan senyumnya mendengar suara berat itu.

"Tumben nelpon pas sore biasanya malem." Tidak ada jawaban, keadaan hening sejenak.

"Eum kalo malem gue takut ganggu lo belajar, hehe." Seri mendengus dan terkekeh geli.

"Tapi kalo lo nelpon sekarang lo juga ganggu waktu istirahat gue yang mau tidur sore 15 menit." Seri bisa merasakan jika Jisung tengah bingung di seberang sana, dia tidak bisa menahan tawanya karena membayangkan wajah bingung Jisung yang begitu menggemaskan.

"Kok ketawa sih Kak? Nggak ada yang lucu juga." Rajuk Jisung di seberang sana.

"Sorry Jov, abis gemes sih inget wajah lo pas bingung bawaannya pingin nyubit gitu."

"Kalo gitu gue ke rumah lo ya Kak?"

"Heh? Ngapain ke rumah gue? Udah besok aja pas jemput gue."

"Dih pas jemput lo mah gue cuma nangkring di motor bukan masuk ke dalam rumah, mau dibawain apa nih? Terang bulan cokelat keju sama es krim? Oke gue ke sana, see you Kak!"

Tut

Panggilan itu dimatikan oleh Jisung, Seri melongo berusaha memproses ucapan Jisung yang panjang tadi. Jadi tadi katanya Jisung akan ke rumahnya dan membawa terang bulan serta es krim. Sementara keadannya dia masih kumel dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya, itu buruk, Seri harus mandi agar Jisung tidak ilfeel dengannya. Segera Seri melompat dari kasur menuju kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air shower yang dingin dan menuangkan banyak sabun ke tubuhnya. Tunggu, ini rasanya tidak benar, Seri menghentikan gerakannya.

"Wait, ngapain gue perlu buru-buru mandi kalo Jisung ke sini? Udahlah bodo amat udah terlanjur juga."

Setelah itu Seri melakukannya dengan perlahan dan santai, dia menggunakan pelembap diwajahnya dan lipbalm di bibirnya. Kaos santai dengan celana training membalut tubuhnya, itu adalah gaya berpakaiannya di rumah yang mementingkan kenyamanan. Saat baru membuka pintu kamar, suara deru motor menyapa indra pendengarannya secepat itu Jisung datang. Dia membukakan pintu dengan mengulas senyum di bibirnya.

"Cepet amat sampainya." Ucap Seri sambil menerima dua kantong plastik yang disodorkan oleh Jisung.

Jisung tersenyum hingga matanya melengkung sipit, ah sungguh menggemaskan pacarnya ini. "Duduk dulu gue mau ambil piring." Seri berjalan lurus menuju dapur, meletakkan terang bulan manis di atas piring dan mengambil 2 sendok untuk menyendok es krim bercup besar yang dibeli oleh Jisung, tidak lupa sebagai tuan rumah yang baik dia membuat minum untuknya dan Jisung.

"Nggak usah bikin minum segala kali Kak, kalo gue haus bisa ambil sendiri. Ngerepotin-kan jadinya." Omel Jisung yang menghampiri Seri di dapur lalu membantu membawa gelas ke ruang santai. "Masa lo udah beliin gue terang bulan sama es krim lo-nya nggak gue suguhin apa-apa." Ujar Seri tertawa kecil.

🐣🐣🐣

24 September 2020

Adek Kelas | Jisung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang