4• Kesempatan

83 39 28
                                    

Ailen duduk termenung sambil menatap kosong ke arah papan tulis. Pikirannya terus berputar pada si lelaki tampan yang mempunyai tatapan tajam, ya siapa lagi kalau bukan arkan.

Arkan, sosok yang dingin namun berhati baik.
Itulah sifat yang ailen simpulkan.

"Ailennn!!!! " seru jeje ketika memasuki kelas yang hanya terdapat ailen di dalamnya.

Ailen beralih menatap jeje dengan tatapan bingung.
"Ailen!!lo harus ikut eskul ini!"

"Iya len! Harus banget! Arkan yang jadi pendiri eskul sains ini dan lo harus kepilih jadi sekretarisnya," ujar vivi sambil menyodorkan sebuah formulir ke ailen, ailen pun mematuhi saja apa kata mereka.

Ailen membaca ulang formulir pendaftaran yang baru saja ia isi, Ailen rasa ia sudah lengkap mengisi formulir pendaftaran ini.

"Dah cepat kasih ke arkan!Tunjukin lo tuh cewe yang pantas bersanding dengan dia, " ucap jeje seraya tersenyum mantap.

"Tapi sebelumnya, lo harus kita ubah, " ujar vivi seraya mengambil lipbalm dan liptint di kotak pensilnya lalu mengoles kannya ke ailen. Kemudian vivi mengambil bedak lalu mengoles tipis-tipis ke wajah ailen. Ailen hanya bisa pasrah dan menghargai perjuangan sahabatnya.

"Dah selesai, eh tunggu "

"Apa lagi? Gak mungkin kan ada alat make up yang lain di dalam kotak pensil itu, " gerutu ailen.
Membuat mata jeje dan vivi saling bertatapan kemudian tertawa. Ailen bingung.

"Lo gak tau aja, kalo ni kotak pensil, fungsinya hampir kaya kantong doraemon," ucap jeje, disambung dengan tawa oleh ailen dan vivi.

•••••

Ailen menunggu seseorang yang mau masuk ke kelas 12 IPA 1,Mata nya terbinar saat mendapati seorang perempuan cantik berambut sebahu ingin masuk kekelas itu. Ailen tersenyum.

"Hay! Boleh minta tolong?" Sapa ailen sopan

"Tolong apa? " jawabnya datar

"Tolong panggilin arkan, aku mau ngumpulin formulir nih."

Perempuan itu menatap tajam ke ailen, meng-isyarat bahwa kehadiran ailen sangat tidak di respon baik olehnya.

"Oh mau ikut sains? Lo kelas berapa? "

"Sama kaya kamu, cuma aku anak ips," ucap ailen sopan

"Anak Ips Gak boleh ikut eskul sains," tegas nya membuat ailen menohok dan hampir menjatuhkan lembar formulir nya.

"Kata siapa? " seseorang tiba-tiba datang seraya membawa sekumpulan kertas.

"Eh! Nih ar, dia mau ikut eskul sains," ujar perempuan itu dengan nada pelan tak seperti bicara pada ailen tadi.

"Yaudah mana formulirnya," ucap arkan

Lalu, menatap perempuan cantik tadi.

"Kenapa emang ? Karna dia anak ips? Kelas ips atau ipa itu cuma beda mapel, tapi tujuannya tetap sama, belajar." ujar arkan, ailen yang mendengar itu hanya bisa mematung

Sedangkan perempuan itu, terdiam dengan jawaban yang arkan berikan. Merasa malu, perempuan itu pun melengos pergi.

"Nih arkan formulirnya, " ucap ailen seraya menyodorkan lembar formulir,arkan pun mengambilnya

Only Four DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang