Hanakotoba (Sakuraba Ryouta x OC) [END]

Forget-Me-Not🌼02

Wasuretakunai.
Aku tak akan melupakan,
hari yang telah kau sinari,
pada kelabu pot hati,
tersenyum bak Mentari.

Wasurenai de.
Jangan lupakan,
walau bukan janji patri,
maupun sepasang merpati,
Aku untukmu sampai mati.

Wasuretemo....
Kala antara kita melupakannya,
tak mengapa, bukanlah dosa,
takdir tak akan berdusta.
Ada kala ingatan ingkar,
Hatilah mengarahkan jalan keluar.

-----ALana

Sebuah pot kecil lebat dengan bunga biru kecil terletak begitu saja di depan toko bunga Sakuraba yang belum buka.

Sakuraba-kun sendiri tidak akan ceroboh meletakkan pot bunga sembarangan. Pemuda itu juga tampaknya belum pulang. Jika tidak, ia telah menaikkan rolling door, pertanda toko segera dibuka.

Aku melipat rok belakang sebelum setengah duduk untuk menggapai pot kecil itu. Keningku berkerut kala mengingat nama bunga manis ini. Jika tidak salah....

"Forget-me-not."

Pertanyaanku sudah dijawab oleh suara yang tak lagi familier. Aku mendongakkan pandangan, dan berdiri sembari membawa pot itu kehadapannya.

"Bunga ini berasal dari ladangmu?"

Sakuraba-kun sedikit menelengkan kepala. "Di musim gugur seperti ini kurang cocok menanamnya. Tapi masih ada kemungkinan untuk tumbuh."

Dia malah menjawab dengan pengetahuan botani. Aku diam saja daripada disemprot akan kalimat judesnya.

"Lalu, artinya apa?" tanyaku yang akhirnya kalah dengan rasa penasaran.

"Sesuai namanya, ada seseorang yang tak ingin dilupakan."

Ia melenggang dengan santai melewatiku. Berjongkok untuk membuka kunci rolling door, lalu menaikkannya.

"Eeh, apa ini dari mantan pacarmu?" tanyaku sedikit antusias akan mendengar cerita romansa.

Ia menoleh sembari menatapku ketus. "Aku tak pernah pacaran!"

"Masa?"

Aku tidak percaya pemuda manis ini belum sekali pun memiliki pacar! Dia kan populer, sama seperti Yaegashi-kun sebagai kapten baseball yang punya pacar cantik.

Kepala Sakuraba-kun menoleh kiri-kanan, lalu berhenti pada satu titik. Persimpangan jalan ke perumahan bebas kendaraan. Di balik pagar dinding itu ada seseorang bersembunyi, dengan wajahnya sedikit menimbul ke arah kami. Mimiknya terlihat takut, bergemetar bagai anak anjing yang tersesat.