Forget-Me-Not🌼04

41 11 1
                                    

The represent the immortal love we have for those who go before us.

-----unknown

Sebentar lagi bunkasai di sekolahku digelar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebentar lagi bunkasai di sekolahku digelar. Sebagai sekolah swasta yang cukup terkenal di kota ini, tentu penduduk sekitar akan datang sebagai pengunjung. Agar tidak mengecewakan mereka, setiap ruang dan sudut sekolah sibuk mengurus berbagai hal.

Terutama kelasku yang sepakat membuat planetarium. Idenya cukup gila. Membayangkannya saja sudah ruwet. Tapi sebagian besar dari kami memaksa ide tersebut karena tidak ada opsi lain dan didesak waktu. Alhasil kami kelimpungan mencari alat, benda, dan peraga yang akan menghiasi kelas.

Selama beberapa hari ini aku pulang terlambat--atau tepatnya terlambat bekerja. Namun hal itu tidak berlaku padaku saja, Sakuraba-kun pun begitu. Malah kudengar ia dipilih mewakili kelas sebagai anggota seksi Pekerjaan Umum, yang mana tugasnya mengamati acara sebelum dan sesudahnya. Terkadang ia kembali ke toko bunga saat matahari sudah tenggelam. Mungkin karena ada Fujimura-san, ia bisa bergerak lebih leluasa sebagai siswa.

Langkahku terhenti di depan konbini. Di persimpangan jalan ke arah toko bunga da seorang wanita tengah bersembunyi sembari menengok ke balik jalan. Kupelankan langkah, berdiri di belakangnya. Sesuai dugaan wanita ini tengah melirik ke toko bunga Sakuraba. Tepat sekali di luar ada Fujimura-san yang tengah meladeni rayuan kakak-kakak pesolek.

Hoho~, gumamku jahil dalam hati pada sikap kakak misterius di depanku.

Aku sedikit mencondogkan tubuh padanya, seakan ikut mengintip bersamanya. "Fujimura-san memang seperti itu, senyam-senyum gak jelas pada siapapun."

Wanita itu menunduk dengan kepala mendongak padaku. Wajahnya tampak tertegun akan kehadiranku. Aku terkekeh pelan sembari mengulurkan tangan.

"Sakuraba-kun bilang sikapnya Fujimura-san sudah bawaan sejak lahir. Jadi jangan sungkan mendekatinya."

Ia masih terdiam, memandangku kebingungan.

"A-ah, eto, aku karyawan toko bunga juga, Fuusawa Hinaka. Maaf telah mengagetkan kakak."

Raut wajahnya mulai mengendur. Perlahan tangannya menjabat tanganku, dan aku pun membantunya berdiri.

"Kalau kakak mau aku bisa bantu mendekatkan kakak dengan Fujimura-san."

"Ti-tidak perlu." Ia menjawab dengan cepat dan gugup. "Tapi...."

Aku menunggu ia melanjutkan kalimatnya. Kakak itu hanya bergumam dengan tangan kanan menggosok pelan lengan kiri. Mataku tertuju pada anak kalungnya. Seperti tabung dengan isi bunga biru kecil. Sepertinya aku pernah melihat kalung tersebut. Di mana ya?

Hanakotoba (Sakuraba Ryouta x OC) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang