If you wish to left
just go wherever you want to
But, if you want to know
that me
The one who never
forget anything of youMinggu menjadi hari bebas dari tugas sekolah, tapi juga hari kerja penuhku. Hari ini tidak ada yang spesial, berjalan seperti biasa. Tapi dengan kemurahan hati Sakuraba-sama, kami merencanakan sebuah tipuan sederhana untuk Fujimura-san. Meski tidak ada jamin kesuksesan.
Target baru saja pulang sehabis mengantar bunga. Ia meletakkan sepedanya di samping toko, lalu masuk dengan senyuman riang menghampiri Sakuraba-kun yang tengah menata bunga di pot.
"Pesanan baru?" tanyanya bersemangat untuk mengantar.
Sakuraba-kun mengangguk. "Tepat sekali hampir selesai." Setelah semua bunga tertata cantik, bingkisan itu dibungkus dengan plastik tipis agar tatanannya tidak rusak saat diantar. Terakhir diberi pita warna merah hati. "Ini antarkan."
Fujimura-san membaca alamat di selembar kertas yang diberikan Sakuraba-kun. Biasanya alamat penerima ditulis olehku, tapi kali ini dengan tulisan tangan Sakuraba-kun. Karena jika ia tahu aku yang menulis pasti ia curiga. Walau begitu raut wajahnya langsung mengeras, senyum di bibirnya menghilang. Alamat yang tertera tidak lain nama rumah sakit, nomor ruangannya, dan nama menerima, 'Ageha-sama'.
"Kenapa mematung begitu? Cepat antar!" Sakuraba-kun ketus seperti biasa, entah ia bisa berakting atau tidak merasa deg-degan mengikuti rencana.
Fujimura-san melirikku. "Hina-chan membicarakan dia pada Ryo-kun?"
Iya, kan? Ia langsung menebak akulah pelaku dibalik buket bunga itu. Karena tak pandai berkilah, aku hanya diam di tempat dudukku.
"Membicarakan apa? Cepat antarkan. Nanti pelanggan kita menunggu kelamaan."
Fujimura-san mengalihkan pandangan, lalu menatap Sakuraba-kun agak lama, seakan mencari kebenaran di balik pandangan Sakuraba-kun yang ketus.
"Aku... tidak bisa mengantarkan pesanan ini." Ia menolak, mundur selangkah, tampak enggan mendekati buket bunga tersebut. "Tidak akan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanakotoba (Sakuraba Ryouta x OC) [END]
Fiksi RemajaDunia terasa hampa begitu mendapat kabar kematian kedua orangtuaku. Suatu hari, Sakuraba Ryouta memanggil dan mempekerjakanku di toko bunganya. Kupikir sekedar bekerja demi memberi warna dalam hidup. Selain bunga, secara tidak sadar aku mempelajari...