10

53 11 2
                                    

Danila terlihat baru saja keluar dari ruangan theo. Danial berjalan menuju kamar zea, cea dan vea. Untungnya mereka satu kamar, jadi ia tidak bolak balik.

Tokk...tokk....tokk....

Danial mengetuk kamar adik adiknya, tapi pintu juga belum dibuka. Ketika danial ingin mengetuk pintu lagi, tiba tiba pintu terbuka dan munculah vea dengan muka batalnya.

"apa"ucap vea pelan dengan mata yg masih agak tertutup.

Danial tersenyum.
"siap siap sana, kita makan malam sama sama"ucap danial lembut. Vea hanya mengangguk lalu menutup pintu kamarnya lagi.

Sabar danial sabar batin danial mencoba sabar. Lalu danial pergi dari kamar mereka bertiga.

Vea berjalan kearah kasur dan membangunkan cea dan zea yg masih tertidur pulas.

"eh bangun"ucap vea menggoyangkan bahu cea dan zea agar keduanya terbangun.

"hmm"cea dan zea hanya menjawab dengan deheman. Lalu vea berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan badanya.

Beberapa menit kemudian, vea keluar dari kamar mandi dengan handuk yg melilit di kepalanya. Ternyata cea sudah bangun dan sedang bermain ponsel, sedangkan zea, ia masih tidur dengan selimut membungkus tubuhnya.

"cea, mandi sana"ucap vea sambil berjalan kearah zea yg tertidur, cea hanya mengangguk lalu berjalan kearah kamar mandi.

Dengan kesal, vea mendekatkan mulutnya ke arah telinga zea dan berteriak dengan keras.

"ZEA, BANG-"teriakan vea terhenti ketika zea memukul kepala vea dengan keras.

Plakk

"nanti kalo gue budeq gimana"pekik zea kesal sambil mengelus telinganya yg sakit akibat teriakan seorang vea.

Sedangkan vea, ia justru sibuk mengelus kepalanya yg habis di pukul oleh zea.

"elo di bangunin susah bener"ucap vea ngegas sambil melempar handuk bekasnya tadi kearah wajah zea, lalu berlari kedalam kamar ganti.

"VEA LO KURANG AJAR"teriak zea lalu membuang handuk itu dengan kasar.

***

Pukul 19.00 cea dan vea sudah siap, tinggal menunggu zea yg entah ngapain. Padahal mereka berdua sudah menunggu hampir 15 menit, tapi zea belum selesai juga. Lalu tak lama kemudian zea keluar dari ruang ganti dengan santai.

"lo ngapain aja sih"ucap cea gemas. Sedangkan zea, ia malah keluar dari kamar mendahului cea dan vea.

Cea dan vea saling pandang lalu menyusul zea yg sudah menghilang.

"ze"panggil vea yg sudah entah kapan sudah ada di samping zea. Begitupun cea.

"ze, lo marah"ucap vea, zea hanya diam sambil berjalan dengan santai.

"zea, lo kok diem sih"ucap vea lagi.

Cea yg tadinya diam, akhirnya membuka suara.

"lo berisik banget sumpah"ucap cea lalu mengapit leher vea dengan lenganya. Dan terjadilah perkelahian antara 2 vampir itu, sedangkan zea ia hanya diam tanpa ada pikiran untuk melerai.

Tak terasa kini mereka bertiga sudah sampai di ruang makan istana, ternyata semua anggota keluarga berkumpul. Ruangan yg tadinya ramai seketika menjadi hening ketika mereka bertiga masuk kedalam ruangan. Mereka bertiga duduk dengan wajah andalan mereka, yaitu datar.
Di meja sekarang menyajikan berbagai makanan, ada daging, buah buahan dll. Sebenarnya kita para vampir boleh boleh saja memakan makanan manusia, asalkan mereka tidak melupakan makanan utama, darah. Tapi entah kenapa, zea, cea dan vea tidak terlalu suka dengan makanan manusia, sekarang saja mereka terpaksa.

Lalu tak lama kemudian, 3 laki laki tampan masuk ke dalam ruangan. Sontak zea, cea dan vea melihat kearah pintu, dan betapa terkejutnya mereka bertiga. Begitupun juga dengan 3 laki laki tampan itu, mereka juga sama kagetnya ketika melihat zea, cea dan vea. Tapi sedetik kemudian senyum terbit di bibir 3 laki laki itu.

"Nathan, alex, mexime kalian sudah datang"ucap theo lalu menyambut ketiga laki laki tadi. Sedangkan yg dipanggilpun hanya tersenyum simpul.

"bagaimana keadaan raja dan ratu"ucap eldy ramah.

"ayah dan ibu baik baik saja paman"ucap nathan lalu juga tersenyum, berbeda dengan alex dan maxime yg masih menatap sendu kearah cea dan vea.

"syukurlah mereka baik baik saja"ucap theo lega, karena dulu kedua orang tua nathan, alex dan maxime di kabarkan sakit.

Nathan, alex dan maxime merupakan vampir dari negara asing. Tapi meskipun begitu mereka bertiga sudah cukup lancar berbahasa indonesia. Mereka bertiga merupakan saudara, nathan anak pertama, maxime anak kedua, dan alex anak ketiga.

Lalu nathan, alex dan maxime duduk didepan zea, cea dan vea yg sedang diam.

***

Acara makan bersama baru saja selesai. Ketika zea, cea dan vea ingin berdiri, tangan vea di cekal oleh theo.

"mau kemana?"tanya theo lembut.

"kamar"ucap vea dingin.

"duduk dulu, ada yg ingin kakak omongin sama kalian bertiga"ucap theo menyuruh mereka bertiga untuk duduk lagi, dengan terpaksa mereka duduk.

"jadi gini, paman ingin kalian bertiga memimpin kerajaan ini"ucap theo sambil melihat kearah zea, cea dan vea secara bergantian.

Sedangkan mereka bertiga menatap bingung kearah theo.
"maksudnya, paman nyuruh kita gantiin paman?"tanya cea, theo hanya mengangguk dan tersenyum.

"t-tapi kenapa harus kita bertiga, kan masih ada paman eldy dan kak danial"ucap cea.

"kami berdua tidak bisa memimpin kerajaan ini cea"ucap danial.

"kenapa?"tanya vea.

Danial tersenyum.
"hanya vampir pemilik berlian biru yg boleh menjadi seorang pemimpin"ucap danial.

"berlian biru? Apa itu berlian biru"ucap zea.

"sekarang kalian masih belum boleh tau apa itu berlian biru, intinya kalian bertiga memiliki apa yg vampir lain tidak miliki"jelas eldy.

"kami masih belum siap memimpin kerajaan, paman"ucap vea pelan tapi masih bisa di dengar oleh semuanya.

Jessi, istri theo yg kebetulan duduk di samping vea, jessi menggegam tangan vea dengan lembut sambil tersenyum hangat.

"gak harus sekarang kalian siap memimpin kerajaan, karena menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah, dan kita semua berharap, kalian bertiga mau menjadi pemimpin"ucap jessi lembut.

***
Jan lupa vote and comen oke.
Thanks

BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang