14. Trust

24 4 0
                                    

"When one day, one month, one year passes
Will we be living different lives?"

fine by Taeyeon

***

        Pelik, rasanya.

        Tak semua jawaban dapat terurai begitu saja dari sang pemilik galaksi.

        Seuntai kata tak mudah terucap untuk mengadu, meloloskan derai tangis dari sang pemilik hati yang tersakiti.

       Kebahagiaan sesaat melesat pergi menjauhi pandangan.

       Kegelapan lah yang lalu menggantikan nya, sebagai tanda bahwa seseorang yang telah menepi, kembali hadir untuk menyapa bak suara gelegar petir di tengah deras nya langit yang menangis.

        Menangis,

        Rapuh, bak setangkai mawar usang yang telah layu. Merontokan sebagian kelopak nya nan indah yang biasanya harum, memikat penciuman insan yang tengah menghirupnya.

        Diam,

        Menyembunyikan setumpuk luka,

        Membiarkan, sang waktu bekerja untuk membantunya mengurai tahanan aduan nya pada sang malaikat yang datang untuk merengkuh dengan sayap putih nya.

        Mencoba melindungi sang pujaan hati yang sedang terluka.

        Sejatinya, Seren di didik dan di ajar untuk menjadi pribadi yang tangguh. Bukan sebagai wanita lemah, selemah hatinya-sekarang.

         Berkat acuan sang ayah, yang notabene nya ialah seorang tentara. Menggarap pekerjaan mulia, untuk sanggup melindungi apa yang patut harus dilindungi. Dan melawan, apa yang seharusnya patut di lawan.

          Ia sangat amat mencintai ayahnya, sosok yang dapat membuat dirinya tangguh. Saat harus berjuang mengarungi dunia yang kejam. Tapi, tuhan tau mana yang terbaik untuk makhluknya.

         Jika kehendak sang kuasa mengambil wanita yang  telah melahirkan nya, maka ia tak dapat mencegah. Meskipun tau, bukan hanya dirinya yang akan kehilangan. Tetapi, ayah nya pun demikian. Meneguhkan, ini semua sudah direncanakan tuhan. Bahwa, wanita-istri yang dicintai nya seumur hidup lebih baik melanjutkan hidup nya di surga.

         Seren tak pernah membiarkan dirinya yang hanya merasakan kehilangan, sang ayah pasti lebih dari itu. Ia tahu, ketika pada suatu malam. Tangis sang ayah pecah. Dalam bilik, yang ia intip pada malam hampir menuju pagi itu. Bersimpuh lutut, memegang erat pakaian dan bingkai foto istri nya lalu memeluknya.

         "Tak salah tuhan yang mengambilmu, kau membiarkan anak kita hidup untuk menikmati dunia tanpa penderitaanmu. Gadis itu, akan tumbuh menjadi wanita dewasa nan cantik, seperti dirimu Aeri-ya.."

         Maka,

         Sepandai-pandai nya tupai melompat, pasti akan terjatuh juga.

         Kiasan itu sangat tepat untuk menggambarkan keadaan saat malam itu. Rungunya, mendengar pernyataan dari bibir sang ayah yang sedang menangis untuk dicerna oleh indera pendengaran nya.

        Kecelakaan itu, harus membuat ibunya menyelamatkan ia sebab darah terus mengalir keluar dari tubuh pucat nya.

         Betapa sial-nya, mengingat hanya sang ibulah yang mempunyai golongan darah yang sama. Maka dengan segenap hati, tanpa pikir panjang ia merelakan ber kantung-kantung darah nya tersalurkan pada tubuh gadisnya yang semakin memucat di pangkuan nya. Membuat wanita yang bernama Jung Aeri itu harus merelakan nyawa nya. Darah nya telah ia serap dari sang ibu, untuk membuat detak jantung nya kembali.

Archetype {arketipe}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang