"Help me, it's like the walls are caving in
Sometimes I feel like giving up
No medicine is strong enough
Someone help me
Sometimes I feel like giving upKeep telling me that it gets better
Does it ever?"In My Blood by Shawn Mendes
***
Hari ini Seren menjalani aktfitas seperti biasanya.
Pemotretan
Meeting dengan brand
Mengerjakan jurnal untuk keperluan pekerjaan
Dan juga memasak di apartemen.
Setelah ia disibukkan dengan jadwal yang padat dengan projek iklan Game kemarin, ia sekarang hanya tinggal menunggu meeting terakhir untuk proses perilisan iklan nya. Seren begitu tidak sabar menanti iklan yang ia tungu-tunggu. Seojun bilang, itu membutuhkan proses yang cukup memakan waktu. Tetapi tidak sampai berminggu-minggu juga. Karena sudah jelas, perusahaan itu sudah memiliki keahlian dan pengalaman yang tidak sedikit untuk hanya merilis sebuah iklan yang akan ditampilkan kepada seluruh jagat Korea Selatan.
Sore ini, Seren telah berada di apartemen nya lagi. Setelah tadi ia melakukan beberapa pemotretan dengan brand. Membuat nya ingin istirahat sejenak, kegiatan syuting di pulau Nami kemarin masih meninggalkan sedikit rasa lelah bagi Seren.
Tadi siang, saat di studio pemotretan, ia mendapat panggilan telpon dari Seojun. Mengabari nya tentang kapan meeting terakhir akan dilaksanakan. Dan itu membuatnya sedikit tidak sabar.
"Meeting terakhir kali ini akan dilaksanakan disebuah villa"
Cukup senang rasanya ketika Seren yang mendengar kabar tersebut, lalu ia juga bertanya pada Seojun kapan meeting akan dilaksanakan.
"Lusa nanti, kita akan bermalam di Villa setelah meeting selesai. Dan juga kita dan semua tim akan melihat bersama iklan yang telah selesai dirilis oleh tim perusahaan. Jadi bersiaplah"
Seren hanya menyetujui perkataan Seojun ditelpon tadi siang, ia rasa pemilihan tempat meeting kali ini cukup bagus, agar bisa menambah kesan terakhir yang akan mereka ciptakan pada projek ini sebelum projek ini benar-benar selesai.
-
Seren merenung, menatap bingung pada layar ponsel di hadapan nya.
Setelah segar sudah membersihkan diri dan makan malam, ia mengecek ponselnya, untuk melihat siapa yang mengiriminya sebuah pesan.
Ia tidak mengerti mengapa lelaki itu menghubunginya lagi.
Bukan lagi telpon yang ia dapat dari lelaki itu.
Tetapi, ia menerima sebuah pesan yang membuatnya bingung dan juga sangat kesal.
Aku sangat tidak sabar untuk bertemu denganmu, Park Seren
Seokjin―lelaki itu, menghubunginya lagi setelah apa yang terjadi di acara makan malam tempo hari.
Seren hanya mendengus, kesal dengan apa yang lelaki itu perbuat. Mengapa setelah sekian lama ia dapat hidup sedikit lebih tenang, tiba-tiba Seokjin kembali hadir di hidupnya. Dan hal itu membuatnya terganggu. Seren hanya ingin luka yang sudah ia coba tutup rapat-rapat tidak koyak dan berdarah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archetype {arketipe}
Fanfiction{ALL CHAPTER'S EDITED} Seren tidak akan pernah lagi mempercayai kasih sayang seorang lelaki, 7 tahun waktu yang cukup lama untuk memegang tekad itu. Bahkan ketika sahabatnya selalu setia menemani kehidupan nya, tidak pernah sedikitpun ia berniat m...