Apa sih yang tersirat dalam benak kalian saat mendengar bunga dewi malam apakah seorang pekerja seks komersial, apakah wanita yang menemani kalian nongkrong yang biasa di sebut warung pangkon, apakah wanita yang bangun di sepertiga malam dan mendirikan shalat. Tapi semua itu bukan yang aku cerita kali ini, ini ceritaku pengalaman hidup ku yang di pertemuan sama Tuhan dengan insan yang sangat luar biasa.
Ini kisahku sendiri, waktu itu di hari di mana semua mahasiswa mencari ilmu yaitu kampus, eh lupa aku lupa memperkenalkan diri namaku Mohammad Firman ash Shidiq aku semester dua di fakultas ilmu pendidikan keguruan, aku prodi PGMI aku sering di tertawakan karena jurusan yang aku ambil, karena satu - satunya jurusan yang ada senamnya tetapi semua aku bantah karena itu adalah keunggulan yang dimiliki jurusan yang aku banggakan.
Karena sebuah yang di anggap kekurangan bagi orang lain itu yang harus kita jadikan keunggulan yang kita patut banggakan dan tujuan ke semua orang.
Nexs kita lanjut ke cerita ini karena kebanyakan ngelantur maka enggak selesai - selesai dan saya cakep menulis nya, alias pikiran saya sudah buntu. Kampus adalah tempat yang unik karena disana ada ayam tapi bisa segalanya, kampus yang aku buat belajar adalah institut agama islam negri Tulungagung, dan semoga cepat menjadi universitas Islam negara syahid rahmatullah, dengan minta doa kalian semua.
Tuh kan ngelantur lagi maaf, pas waktu yang aku bertemu pertama kali dengan orang yang sama sekali enggak aku kenal karena itu awal masuk Madin atau madrasah diniah ini lah salah satu kebanggaannya kampus karena setiap jam 7 pagi semua mahasiswa semester satu dan dua ada madin. Dan ketika masuk pertama madin itu ada perkenalan antara satu sama lain ya lah, tapi di kampus ini tuh unik 1 banding 4, satu cowok empat cewek dan itu pas sama sunnah nabi.
Emang ini kampus islam banget, belum apa udah ngamalin sunnah nabi
Ya pas hari pertama itu aku nemuin wanita yang benar unik banget. Postur tinggi udah kayak jerapah, tetapi punya wajah yang manis dengan sedikit lesung di pipi punya kulit yang sawo matang tapi dia maunya di bilang putih dan yang unik ada memiliki bibir kecil tapi setajam pedang dan sepedas sambal mamakmu.
Pertemuan bukanlah kebetulan tetapi memang sudah di takdirkan, hari pertama bukan lah orang langsung kenal tapi masih cuma pandangan dan pikiran yang masih ada, singkat cerita sudah hampir lima bulan lebih madin dan kita masih belum kenal tapi dan belum ada koneksi apa-apa, dan dia chat aku karena dia mencari pacarnya yaitu teman se asramaku, dan dia cuma chatting an kalau dia cari pacarnya. Malang kali nasibku tapi waktu itu singkat aku sudah mau semester dua, dan itu pun aku masih ada konflik besar sama orang yang dari dulu aku mbak kenyeh (kakak perempuan bawel) padahal ulangan akhirnya semester menyertai ku dan itu ada waktu yang sering disebut mubial bagian anak sekarang atau pusing tapi bukan sakit.
Ibarat sakit tak berdarah
Dia datang dengan kehangatan hati, kenyamanan diri yang selalu menemani dalam suka maupun duka, penyemangat dan sepeaker setiap saat, semua itu yang di perlukan orang saat lagi down banget. Semua kompleks dalam susunan tulang, daging, hati, dan pikiran yang kita sebut idaman.
Maaf dalam cerita ini saya tak sebutan siapa si penyemangat tersebut mungkin lain cerita.
Dalam mulai hal yang kecil kita bisa ambil hikmah yang besar, dan yang di mulai chat cari pacar nya dan menjadi penyemangat yang hebat, dan kita setiap malam yang nama jalan raya itu enggak pernah lepas dari ban sepeda motor ku yang kami berdua kendari untuk menghabiskan waktu berdua.
Dan buat setiap hari adalah waktu yang takkan pernah lupa untuk bersyukur, padahal kita bertengkar setiap berbeda pendapat itu pun menjadi pelajaran yang penting untuk orang yang sedang berkembang.
Hari demi hari yang menjadi masa lalu dan pelajaran yang penting, tiba sebuah dewi malem tiba di saat kita bertengkar besar dan semua cuma gara-gara yang di luar nalar manusia remaja lakukan, dia minta aku jemput jam 11 malam, itu hal wajar bagi laki-laki tapi berbeda dengan perempuan, dingin menyertai perjalanan.
Dan ternyata dia cuma nyuruh ngantar ke rumah om nya semua perasaan pun sirna saat udah sampai depan gerbang rumah dan dia pun turun dan pamitan ke aku mau tidur disitu, hidup itu tak perlu tegang dengan suasana yang mendadak, semua itu bisa dihadapi dengan tanpa emosi yang tinggi cukup dengan senyuman dan ketenangan hati.
Dan aku pulang dengan hati tenang semua perjalanan kita itu didunia hanya sekali entah kita mau ngapain itu terserah kita, karena jalan itu memang banyak. Dan semoga kita memilih jalan yang benar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Cerita
Short StoryBerkarya bukanlah hal sederhana, karena dengan berkarya kita dianggap ada. Kali ini author bakal menampilkan kumpulan cerita pendek dengan berbagai macam tema dan tentunya tentang kehidupan sehari hari di panggung kehidupan ini. Kalau penasaran deng...