Saat ini keadaan bumi sangatlah tenang, damai, sejuk dan rindang tanpa adanya kekacauan. Sejauh mata memandang banyak ladang petani yang ditanami sayur-sayuran, padi, jagung, tebu, dan masih banyak lagi. Semua tanaman ini tumbuh sangat subur diladang para petani. Ini semua adalah mata pencarian mereka para masyarakat yang tinggal di pedesaan. Tidak semua penduduk desa memiliki sawah, ada beberapa penduduk desa yang tidak memiliki tanah. Mereka hanya bisa bekerja pada orang-orang penduduk desa yang memiliki tanah. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Setiap hari orang-orang penduduk desa bekerja diperkebunan milik mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka. Biasanya mereka pergi pagi-pagi sekali sesudah sholat subuh bergegas pergi keladang untuk mengais rezeki di ladang dan ketika dhuhur mereka pulang kerumah untuk melakukan sholat dhuhur dan sesudah solat dhuhur mereka kembali keladang sampai matahari terbenam. Itu dilakukan orang-orang penduduk desa setiap harinya, karena ini merupakan salah satu mata pencaharian mereka.
Cuaca yang tidak setabil kadang panas dan terkadang hujan yang menimbulkan masalah bagi penduduk desa. Dengan cuaca yang tidak menentu ini, menentukan panen tidaknya hasil perkebunan mereka. Ketika musim kemarau para petani kesulitan untuk menanam sayur-sayuran dan padi karena tanahnya akan sangatlah tandus.Petani akan lebih memilih untuk menanam tebu, karena tanaman ini tidak banyak membutuhkan air tidak sepeti sayur-sayuran. Tetapi kalau tanah sangat tandus hasil panen tebu juga tidak maksimal. Dan ketika musim penghujan tiba petani akan lebih memilih untuk menanam sayuran. Sayuran tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memanenya tidak seperti tebu yang harus membutuhkan waktu lama untuk memanen.
Aku sangat bahagia dan senang hidup disebuah desa yang sejuk, damai dan nyaman ini. Sebuah desa yang belom mengenal jauh tentang tekologi. Kami setiap harinya bermain di sungai, dan bermain permainan tradisional. Permainan tradisional yang biasanya kita mainkan seperti bermain kelereng, sepakbola, lempar sendal, dan lempar gaco. Dari beberapa teman-temanku via adalah teman perempuan yang ku miliki. Kebanyakan teman ku laki-laki, tetapi ak tidak malu kalau harus bermain sama anak laki-laki. Terkadang aku bahagia bermain bersama mereka karena aku merasa jadi adik perempuan yang selalu di lindungi. Meski aku sering menangis karna kalah dalam sebuah permainan.
Dengan seiringnya waktu berjalan kami berpisah karna harus melanjutkan sekolah yang kita inginkan, untuk menggapai cita-cita. Dan sekarang dari beberapa temanku sudah ada yang menikah, bekerja, dan ada juga yang masih melanjutkan setudinya. Seperti yang aku lakukan saat ini, aku masih meneruskan studiku untuk meraih cita-citaku.
Pada hari itu aku bersama keluarga melihat berita di SCTV tentang covid-19 di Wuhan Cina. Virus ini banyak memakan korban jiwa dan penyebarannya begitu cepat. Pada saat itu virus ini belom sampai menyebar di Indonesia. Setelah selang beberapa minggu, virus ini mulai menyebar sampai kebeberapa negara termasuk Indonesia. Kemudian menyebar dengan cepat di daerah-daerah Indonesia. Sampai menyebar di kota tempat ku menuntut ilmu, pada saat itu aku berada di asrama. Dan ketika itu pula asrama langsung panik ketika pihak kampus mengirimkan surat edaran bahwa kampus diliburkan. Karna pada saat itu asrama yang ku tempati merupakan salah satu yayasan milik kampus, jadi asrama ku juga diliburkan.
Ketika setelah sholat subuh seluruh mahasiswa di kumpulkan dan para musrifah menyampaikan beberapa pengumuman kepada para santri. Bahwasanya untuk menindak lanjuti surat edaran dari kampus maka seluruh mahasantri diwajibkan pulang pada hari itu pula. Tetapi bagi mahasantri yang daerahnya sudah dinyatakan zona mera seperti Thailand tidak diperbolehkan untuk pulang. Setelah pengumuman selesai seluruh mahasantri bergegas untuk membereskan kamar dan persiapan untuk pulang kekampung halamannya masing-masing. Kemudian beberapa mahasantri ada yang keluar sekedar untuk membeli masker dan hand sanitizer. Tetapi pada saat itu masker dan hand sanitizer sudah tidak tersedia di beberapa toko-toko dan Apotek. Semua mahasantri pada kebingungan untuk membeli masker, karena untuk melindungi diri dari sesuatu yang tidak diinginkan pada saat perjalanan pulang. Ada salah satu toko dekat asrama yang masih menjual masker, tetapi harganya tiga kali lipat dari sebelomnya.
Setelah surat dari Rektor beredar dan didalam surat itu berisi bahwa semua kegiatan perkuliahan di lakukan dengan online. Setelah 1 minggu kuliah dengan sitem online banyak siswa yang merespon negatif bawasanya kuliah online itu tugasnya semakin banyak, matanya ada yang perih, ada yang susah sinyal dan ada juga yang gak kuat kalau teus-terusan beli paketan. Ketika kuliah online banayak dari mahasiswa yang tidak dapat uang saku padahal mereka perlu untuk memberi kuota. Dan ketika iku surat edaran untuk menindak lanjuti surat yang beredar sebelomnya bahwasanya kegiatan kuliah online di perpanjang sampai akhir semester. Para mahasiswa banyak yang mengeluh karna "kuliah online satu minggu aja sudah seperti ini, apa lagi kalau sampai akhir semester ya??". Tapi kita sebagai mahasiswa bisa apa kalau sudah ada surat dari Rektor. Kita hanya bisa bersabar dan berdoa semoga keadaan ini cepat membaik dan bisa melakukan perkuliahan seperti biasa. Ada beberapa mahasiswa yang ingin mengusulkan kepada Rektor, ketika perkuliahan online ini setidaknya kampus memfasilitasi para mahasiswa dengan memberikannya kuota gratis buat para mahasiswa.
Selain itu dengan keadaan seperti ini, juga berdampak pada perekonomian masyarakat. Banyak jalan-jalan yang ditutup, angkutan umum di batasi, sekolah-sekolah di ganti sistem online, tempat peribadahan ditutup, warung-warung ditutup dan para masyarakat yang berada di luar kota tidak diperbolehkan untuk pulang kekampung halaman. Pemerintah menyarankan para masyarakat untuk stay home untuk mencegah penyebaran virus covid lebih luas lagi. Dengan ditutupnya jalan masyarakat tidak bisa keluar lebih leluasa lagi. Banyak pedagang keliling yang tidak bisa berjualan karena akses jalan yang biasa dilalui ditutup, ini dapat menimbulkan penurunan penghasilannya. Dan dengan di batasi angkutan umum membuat menurunnya penghasilan dan akan perdampak pada perekonomian mereka. Kemudian dengan diberlakukannya sistem online banyak pelajar yang kesulitan untuk memahami materi yang seharusnya mereka dapatkan ketika kegiatan pembelajaran seperti biasanya. Ketika diberlakukan sistem online siswa hanya disuruh mengerjakan soal tanpa di terangkan guru, "mana bisa paham dengan materi kalau hanya disuruh mengerjakan tanpa di jelaskan".
Ketika itu perekonomian masyarakat semakin menurun, apalagi masyarakat yang bertempat tinggal didesa. Mereka tiap hari harus bekerja, tetapi dengan keadaan ini mereka harus stay home. Masyarakat desa "kalau kita tetap dirumah aja tidak bekerja tiap harinya kita mau makan apa, karna sumber pendapatan kita kan Cuma ini". Para masyarakat menghiraukan anjuran dari pemerinta untuk tetap tinggal di rumah. Mereka tetap keluar utuk bekerja para pedagang keliling tetap berjualan keliling sedangkan para petani tetap pergi kesawah untuk mengurus perkebunanya. Tapi mereka tetap melakukan anjuran pemerintah menggunakan masker ketika keluar.
Penghasilan para pedagang mulai dari pedagang kecil sampai pedagang besar menurun. Mereka kebingungan kalau sampai virus ini tidak kunjung selesai penghasilan mereka akan semakin menurun, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Meskipun pemerintah sudah memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok bagi masyarakat kecil, setidaknya dengan bantuan ini dapat meringankan beban mereka. Semoga keadaan ini cepat membaik dan kembali seperti biasa. Agar masyarakat dapat melakukan kegiatan seperti biasanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Cerita
Short StoryBerkarya bukanlah hal sederhana, karena dengan berkarya kita dianggap ada. Kali ini author bakal menampilkan kumpulan cerita pendek dengan berbagai macam tema dan tentunya tentang kehidupan sehari hari di panggung kehidupan ini. Kalau penasaran deng...