Kemuliaan Hati Yang Bisa Menciptakan Suatu Keberhasilan

10 2 0
                                    

Di sebuah desa tinggalah seorang wanita berhijab yang cantik. Ia bernama Ani. Ia berasal dari keluarga yang sederhana dan merupakan anak yatim. Ia tinggal bersama ibunya, karena ayahnya meninggal ketika ia masih kelas dua SMK. Hingga kini ia sudah kelas 3. Kesehariannya ia selalu mengantarkan ibunya ke pasar untuk berjualan tempe yang merupakan satu-satunya penghasilan untuk menhidupi keluarganya. Setiap hari ia selalu bangun pagi dan tidak lupa meninggalkan beribadah, serta selalu membantu ibunya untuk menyiapkan tempe yang akan dijual di pasar sebelum berangkat ke sekolah.

Tiap hari ia selalu murah senyum dan ramah terhadap orang lain. Suatu hari, ketika di tengah perjalanan untuk mengantarkan ibunya, ia melihat seorang kakek yang sedang mengais makanan di tong sampah. Karena tidak tahan melihatnya, ia langsung berhenti dan turun menghampiri kakek tersebut.

"Buk, tunggu sebentar. Aku mau kesana dulu !" ujar si Ani sambil berlari menghampiri kakek.

"Eh...nak......kamu mau kemana ???" serontak si ibu.

Kemudian Ani langsung menghampiri dan bertanya kepada kakek yang kelaparan.

"Assalamualaikum, permisi kek. Kakek lagi ngapain ?" tanya si Ani dengan rasa kasihan.

"Waalaikumsalam, kakek lagi mencari makanan, nak." jawab kakek dengan suara menahan rasa lapar.

Lalu Ani langsung mengajak kakek tersebut untuk menepi dan duduk di bawah pohon. Ia memberikan beberapa lembar uang di sakunya untuk kakek. Padahal uang tersebut merupakan uang saku sekolah Ani. Tetapi ia ikhlas memberikan uang tersebut kepada kakek.

"Kek, ini ada uang sedikit yang bisa membantu kakek untuk beli makanan, aku harap kakek membelikannya, ya !"

"Aduh nak, kakek tidak bisa menerimanya. Karena ini uang kamu untuk sekolah."

"Tidak apa-apa kek, ini rejeki kakek. Untuk saya sudah ada, kek. Jadi terima saja kek uang ini, saya sangat ikhlas kek." menyodorkan lagi uang tersebut.

Dan akhirnya kakek tersebut menerima uang tersebut.

"Beneran nak, alhamdulillah ya Allah. Terimakasih nak, semoga Allah membalas kebaikan kamu nak." ujar kakek sambil menangis.

"Iya, kek. Amiiiinnnn!!!" tersenyum dan tersentuh.

Kemudian Ani langsung meninggalkan kakek tersebut dan kembali mengantarkan ibunya ke pasar. Sesampai di pasar, ia membantu menata tempe-tempe di meja. Pukul sudah menunjukkan angka 7 kurang 15 menit, ia langsung berpamitan dan bergegas berangkat ke sekolah karena keburu telat.

Setelah tiba di sekolah, Ani mengikuti jam pelajaran seperti biasanya. Ia selalu semangat mengikuti pembelajaran di dalam kelas dan lebih antusias dari anak lainnya. Ia tidak mau menyia-nyiakan waktu untuk bercanda dan bermain seperti yang dilakukan anak jaman sekarang. Saat jam istirahat tiba, ia lebih suka mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Baginya, perpustakaan itu merupakan suatu tempat dimana ia bisa belajar dengan tenang dan nyaman. Saat membaca buku, ada salah satu temannya yang menghampiri Ani.

"Hai, Ani. Aku boleh gabung sama kamu nggak?" sapa Tania.

"Hai, Tan. Ya boleh dong, inikan tempat umum, bukan punya saya! Hehehe!" jawab Ani sambil bercanda.

"Aku lihat-lihat, kamu koq sering ke perpustakaan daripada pergi ke kantin?" ujar si Tania yang heran.

"Ooohhh...karena aku suka aja, disini tempatnya nyaman dan lebih tenang, Tan. Kalau di kantin sana, kepingin njajan terus. Hehehe!!! Dan lebih baik uangnya saya tabung untuk melanjutkan kuliah, Tan."

"Wahhh...kamu hebat, An! Aku sangat iri kepada kamu."

"Mmmm, enggak juga sih, Tan. Karena namanya kehidupan itu seperti air yang mengalir, kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Kita harus menggunakan waktu tersebut dengan sebaik-sebaiknya agar nantinya kita tidak akan menyesali dan kamu tidak boleh iri terhadap orang lain, kamu harus percaya diri terhadap pendirianmu. Sebab pendirianmu tersebut akan membuatmu berhasil." nasehat Ani kepada Tania.

Karena keenakan mengobrol dan jam istirahat telah usai, mereka langsung bergegas menuju ke kelas. Tiba-tiba di depan kelas, Ani tidak sengaja menabrak temannya yang tidak suka dengan Ani. Ani langsung membantunya untuk berdiri dan minta maaf, tetapi temannya tersebut menolak dan marah-marah kepada Ani, serta menghina yang tidak pantas dibicarakan. Ani cukup terdiam saja dan menahan rasa sakit atas perlakuan temannya yang tidak suka terhadapnya, serta berusaha keras untuk meminta maaf.

Saat waktu kelulusan telah tiba, Ani sangat ingin melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Islam yang ia mimpikan. Ia berusaha dan belajar keras untuk bisa melanjutkan kuliah di Universitas tersebut. Suatu hari di sekolahannya ada pengumuman kalau ada pendaftaran di Universitas yang ia impikan. Ia langsung mencari informasi-informasi dari pihak sekolah. Pendaftaran tersebut lewat akademik PTKIN yang hanya melampirkan nilai rapot. Ani langsung mengumpulkan persyaratan tersebut dan mendaftarkan dirinya, serta ia mengajukan beasiswa untuk mengurangi beban biaya yang harus ia keluarkan. Sambil menunggu pengumumannya, ia selalu berusaha dan berdoa kepada Allah agar di beri kelancaran dan keberhasilan. Meskipun ia sibuk untuk menyiapkan ujian-ujian, ia tetap saja membantu ibunya.

Setelah beberapa minggu berlalu, waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Ani langsung membuka web Universitas yang ia impikan.

"Ya Allah, semoga saya keterima dan mendapatkan beasiswa. Amiinn !!" berdoa sambil menatap layar laptop dengan hati berdegup kencang.

Beberapa menit menunggu.

"Alhamdulillah, ya Allah. Terimakasih telah mengabulkan doa saya !" teriaknya sambil menangis terharu.

Ibunya langsung kaget dan menghampiri si Ani.

"Ada apa nak, koq teriak-teriak ?" tanya si ibu.

"Bu alhamdulillah, saya keterima di Universitas yang saya impikan. Ini juga berkat doa ibu yang tidak ada hentinya, terimakasih buk." ujar Ani sambil memeluk ibunya.

"Alhamdulillah nak, perjuanganmu tidak sia-sia." jawab ibu sambil menangis.

Ani sekarang sangat lega dan berterima kasih kepada Allah yang telah mengabulkan doanya. Ia juga tidak lupa berterima kasih kepada ibunya yang telah membantu memperjuangkan keinginan anaknya. Ia sekarang menunggu iformasi-informasi perkembangan selanjutnya untuk masuk ke Universitas tersebut. Sehingga ia berharap keberhasilan yang ia capai ini tidak akan pernah untuk disesali.

Kepingan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang