"Jangan memberiku harapan jika setelahnya kamu yang menjatuhkan."
Alesya Adeline Sungkar
°°°
SALON. Saat ini Alesya dan mamah Andrian sedang berada di salon. Alasannya, mamah Andrian ingin mengubah sedikit penampilan Alesya. Sedangkan Nilam, ia tengah berada di sebuah kafe yang tepat berada di depan salon. Ia sangat lapar tapi mamahnya itu masih saja sibuk.
Alesya ingin menolak, bukan apa. Dia hanya tidak ingin masalalunya terulang kembali.
"Mah, Ale gak perlu diginiin tau. Ale udah sayang banget sama Ale yang sekarang."
"Sayang, mamah cuma mau liat mutiara dalam karang mamah. Mamah pengin bikin calon menantu mamah jadi pusat perhatian. Udah kamu diem aja ya, terima beres. Kita bikin surprise buat Andrian." Mamah Andrian mengelus lembut rambut Ale.
Setelah sekitar satu jam, Ale selesai dimakeover. Rambut digerai, dengan kriwil diujungnya. Make up yang tidak terlalu tebal, tapi sangat cocok di wajah Ale. Jangan lupa dengan dress selututnya yang menambah point Alesya.
Mamah Andrian menatap kagum Alesya, tebakannya memang tidak pernah salah. Sebelumnya ia merasa jika Ale bisa menjadi lebih cantik lagi jika dimakeover.
"Ya ampun! Ini siapa? Cantik banget sih."
"Makasih, Mah," ucap Alesya dengan senyum manisnya.
Tak berselang lama, Nilam datang dan menghampiri mamahnya, "Mah, udah belum? Kok malah ngobrol sama orang sih?"
"Kamu kenal dia nggak?"
"Enggak mah. Ngapain coba, Alesya mana? Ayo pulang kalau udah."
"Astaga Ale! Nilam saja sampai tidak mengenalimu." Mamah Andrian tersenyum sangat puas.
"Wait, maksud mamah, cewek ini-."
"Iya Nilam, dia Ale, calon menantu mamah."
"Wah gila! Cantik banget." Nilam memutar tubuh Alesya dan mengamatinya dari atas sampai bawah.
"Udah ah, ayo pulang. Mamah nggak sabar mau kasih liat adik kamu."
°°°°°
"ANDRIAANNN! MAMAH PULANG!"
"Wa'alaikumsalam," sinis Andrian saat sedang bermain ps dengan Kevin di ruang tengah. Kevin yang melihat akan ada adu mulut antara anak dan ibu itu pun hanya terkikik geli.
"Ehehe, Assalamualaikum putra mamah yang paling ganteng," ucap mamah Andrian sambil tertawa.
"Hm, loh mah, Ale mana? Terus itu siapa cewek yang mamah bawa? Perasaan kita gak punya saudara kayak dia. Mah jangan kebiasaan bawa anak gadis ke rumah ah, lagian Andrian kan mau main sama Ale kenapa Alenya malah nggak ada sih!?" Andrian membanting stik psnya, sedangkan kevin menautkan kedua alisnya, ia tidak tau siapa yang dibicarakan, Ale itu siapa?
"Nyerocos aja terus kayak bajaj, ini calon mantu ma-."
"Mah! Andrian gamau, Andrian cuma mau Ale."
"Diem lu anak kecoa! Ini Ale, calon mantu ma-"
Andrian melongo melihat ke arah Alesya, ia segera bangkit dan memutar tubuh Alesya. Ia mengamati dari atas sampai bawah, mata itu. Mata itu adalah mata Alesya, sungguh bidadari turun dari surga.
Ale yang ditatap seperti itu jadi kikuk sendiri.
"Em jelek ya?" cicit Alesya sambil menautkan kedua tangannya dan menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesya
Teen Fiction'Tentang sebuah hubungan, tentang lara yang tak kasatmata, tentang rasa yang tak pernah ada' Selama ini hidup Alesya biasa saja, tidak ada yang menonjol terkecuali penampilannya. Sebelumnya kehidupannya, dirinya, dan rasanya tidak ada yang luar bias...