Part 10

24 8 0
                                    

"Karena aku mencintaimu, maka aku harus siap jatuh karenamu."

Alesya Adeline Sungkar😊

¤¤¤

Bel istirahat sudah berbunyi, anak-anak yang tadinya bosan di kelas langsung berhamburan menuju kantin, toilet, dan lapangan. Alesya mengeluarkan bekalnya dari dalam tas, ia tidak berniat untuk pergi ke kantin. Selain membuang waktu, ia juga lebih suka berhemat.

"Le, lo nggak kantin?" tanya Mira yang sudah berdiri di depan Alesya.

"Aku bawa bekal, kamu sendiri aja ya, Mir." Alesya mulai menyuapkan roti ke mulutnya.

Sedangkan Mira mengangguk dan segera pergi dari hadapan Ale dengan membawa sepotong roti Alesya. Ale menggelengkan kepala, sedikit heran kenapa ia betah berteman dengan Mira. Tapi, ia juga beruntung, karena Mira selalu ada untuknya.

"Sendirian aja neng." Alesya mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang baru saja menempati tempat duduk di depannya.

"Andrian kamu nih, kamu nggak ke kantin?"

"Nggak ah, bidadari aku aja di sini. Kantin rasanya hambar," ucap Andrian sambil membersihkan sisa saus di sudut bibir Ale.

"Emangnya kantin ada rasanya?" tanya Ale sambil menyuapkan roti pada Andrian dan diterima dengan senang hati olehnya.

"Ada kalau kamu di sana, tapi sekarang enggak. Karena yang manis-manis ada di kelas."

"Gombal aja terus sampai kenyang."

Andrian tertawa sangat kencang mendengar penuturan Alesya. Ia mengacak gemas puncak kepala Ale.

"Abis makan temenin aku ke kantin, ya?"

"Iya."

'Tadi nggak mau, sekarang minta ditemenin. Dasar aneh, untung sayang,' batin Alesya.

"Oh ya, kamu nanti bisa pulang sendiri, kan? Aku mau nganterin  Anna sekalian mampir ke rumah dia. Kan selama aku di Bandung belum ketemu sama mamahnya. Boleh, kan?" tanya Andrian dengan sangat hati-hati. Ia berharap semoga Alesya mau mengerti.

"Kamu ngapain pakai izin? Iya boleh kok. Kalian nanti hati-hati ya." Alesya menutup kotak bekalnya yang sudah habis rotinya.

"Yuk," ajak Alesya sambil menarik Andrian keluar kelas.

"Makasih kamu udah ngertiin aku," ucap Andrian dengan menatap Alesya intens.

Alesya tersenyum mendengar ucapan Andrian. Cewek manapun pasti mengizinkan pacarnya bertemu kangen dengan sahabat kecilnya yang sudah lama tak bertemu, bukan? Begitupun Ale, ia tidak ingin terlalu mengekang Andrian yang akan membuatnya terasa tertekan.

"Kamu nanti dijemput atau pulang sendiri?"

"Aku naik bus aja," jawab Ale.

"Yaudah, kamu cari tempat duduk dulu. Aku mau pesan makanan."

"Iya." Alesya segera mencari meja yang masih kosong, kebetulan di pojok belakang ada 4 bangku kosong. Ia segera menuju ke sana.

"Hai, gue boleh duduk di sini?"

"Eh, Anna. Iya boleh."

"Lo ceweknya Andrian?"

Alesya mengangguk menanggapi pertanyaan Anna.

"Kok Andrian mau sama lo, ya?" Alesya menatap mata Anna yang sedang menilai penampilannya. Ia sedikit tak nyaman jika berada di dekat Anna.

"Maksudnya? Aku kira cinta itu nggak butuh alasan."

AlesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang