4. GARA-GARA FARRAS

3.3K 365 10
                                    

Lava sudah menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi apa yang terjadi hari ini, tapi cowok didepannya ini tetep aja marah. Tangannya dia lipat didepan dada sambil menatap lurus kedepan, memperhatikan teman-temannya yang lagi main futsal dilapang.

"Lo dengerin gue ngomong gak sih! Gue udah ngasih tau ya, lo jangan bikin bete dong!" Lava jadi ikutan kesal karena Gunung diam saja.

"Terus maksud lo duduk deket-deketan sambil makan batagor berdua tuh kenapa? Baper sama murid baru itu?"

Lava menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gue udah jelasin tadi, Kak Gunung. Lo gak ngerti ya apa yang gue omongin?!"

"Ngerti kok! Tapi, tetep aja lo tega, kok bisa-bisanya deket-deketan sama cowok lain dibelakang gue!"

"Ih terserah lo deh! Mau percaya bagus, kalo engga juga, bodo amat!" Lava juga ikutan kesel jadinya, udah jelasin serinci-rincinya tapi si Gunung ini malah suka banget ngegede-gedein masalah sepele gini.

Lava niat untuk berdiri dan pergi dari tribun, tapi tangan Gunung menahannya.

"Lo kok malah mau pergi! Bujuk gue dulu dong harusnya!"

"Gak peduli!"

"Oke, gue gak akan gede-gedein. Tapi mulai sekarang, lo gaboleh ngobrol atau deket-deket sama laki-laki lain! Gaboleh!"

"Apaan sih ngomong gitu, kayak anak kecil."

"Lo gamau?"

Lava mengangguk. "Masa lo nyuruh gue gak boleh ngobrol sama laki-laki? Kayak, ini disekolah loh, Kak Gunung. Interaksi sama temen cewek atau cowok tuh gabisa dihindarin! Lagian gue gak deket-deket, lo nya aja yang overthinking."

"Overthinking apa? Orang tadi gue liat lo deket-deket sama si Farras jelek itu!"

"Tuh kan! Lo balik kesana lagi, kesana lagi. Terserah lo deh, terserah!!"

Tanpa memperdulikkan Gunung yang masih marah, Lava langsung beranjak begitu saja. Lava berjalan dengan santai ke arah UKS, niatnya mau tiduran bentar disana, kebetulan waktu istirahat juga masih tersisa setengah jam lagi.

"Woy, cintaku! Udah putus sama cowok tadi belum?"

Ingin rasanya Lava tendang cowok itu ke akhirat, gara-gara cowok ini, Lava jadi berantem 'kan sama Gunung. "Lo belum sehari kenal sama gue, udah bikin pusing aja."

"Pusing karena ketampanan gue, ya?" tanyanya tapi Lava hiraukan. "Pacar lo jelek, mendingan juga gue, La."

"Jelek-jelek juga dia punya pacar, ya! Gak kayak lo, jomblo ngenes!"

Buset.
* * *

"LAVA BANGUUUUNNNNNNNN!!!!"

Seperti suara alarm kematian, suara Lilu cukup untuk mengguncang mental semut-semut yang lagi jalan-jalan santuy ditembok. Lava, gadis yang tadinya sedang tertidur langsung membuka matanya.

Hatinya berdebar, tapi bukan tanda jatuh cinta, melainkan karena terkejut. "APA SIH LILU?! NGAGETIN AJA!!" kesalnya sambil berteriak.

"KALO MAU TIDUR DIRUMAH AJA! KE SEKOLAH ITU BELAJAR!"

"TERSERAH GUE DONG! UKS NYA JUGA LAGI KOSONG INI!"

UNTUNG PACAR! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang