Pagi ini seperti biasa Steffy berangkat kesiangan ke sekolah, namun mungkin kali ini keberuntungan tidak memihak kepadanya.
Setibanya ia disekolah ia menatap pagar besi yang menjulang tinggi telah tertutup rapat.Klakson mobilnya ia bunyikan berulang kali berharap satpam sekolah akan membukakan gerbang.
Namun entah sudah berapa kali ia membunyikan klakson mobilnya, tetap pagar itu belum terbuka.Dengan mood yang tak baik, ia membuka pintu mobilnya berniat menghampiri satpam itu.
"Pak Mamat budekya, saya udah klakson beberapa kali, kenapa ngga dibukain" bentak steffi pada pak Mamat satpam sekolah.
"Maap neng, bapak ngha berani bukain!" ucap pak Mamat sedikit takut.
Ketika Steffy ingin kembali berbicara, ia mendengar suara motor yang berhenti di dekatnya.
"Yah telat gua." ucapnya sambil membuka helemnya.
"Eh ayang beb. Telat juga?" tanya lelaki itu yang taklain adalah Justin."Pak bukain gerbangnya cepetan." tukas Steffy. Steffy sempat melihat kearah Justin namun seketika ia kembali mengalihkan pandangannnya kearah pak Mamat
"aduh.. Neng... Bapak ngga berani lawan pak Mahardika. Tadi pak Mahardika udah titip pesen kalu udah bel ngga ada lagi yang boleh masuk, termasuk neng." jawab pak Mamat, dengan kepala yang sedikit menunduk.
"Udah bolos aja ayok beb" ajak Justin
"Udah telat juga, ngga bakal bisa masuk lagi kan?" lanjutnya lagi.Syeffy menatap Justin tajam "Dian lo"
"Udah pak cepetan bukain gerbang nya, saya mau masuk" ucapnya lagi setalah mengalihkan pandangannya."Aduhh.. Gimana ya neng? Nanti saya dimarahin pak Mahardika" jawab satpam tersebut.
"Aduh buruan deh, aku udah cepe nih betdiri. Biar nanti aku yang tanggung jawab." Ucapnya, seyalah itu ia masuk kedalam mobilnya.
Tin tin tin
Kalkson mobil Steffy kembali ia bunyikan. Gerbang pun dibuka oleh pak Mamat.
Namun ketika ia melihat Justin masih berdiri, ia menhentikan mobilnya dan membukakan kaca."Lo ngga ikut masuk?" Ucapnya tanpa melihat Justin. Setelah ia bica dia langsung melajukan mobilnya menuju parkiran.
Jastin tak tinngal diam, dia langsung mengikuti arah Steffy menggunakan mobilnya.Steffy keluar dari mobil, berjal mengendap endap ke arah belakang sekolah berniat ingin kekantin.
Namun langkahnya terhenti ketika merasa dirinya diikuti oleh seseorang dari belakang.Steffy berbalik badan, salah satu alisnya terangkat melihat sosok yang kini di depannya.
"Ngapain lo ikutin gua?" tanyanya."Maubeng sama kamu lah beb.." Ucap Justin.
"Lo kekelas aja sono!" ujarnya.
"Ngga ah, bareng kamu aja." Jawabnya santai.
"Serah!" ucapnya, sembari berbalik badan.
Baru dua langkah Justin dan Steffy berjalan. Langkah mereka terhenti ketika mendengar deheman seseorang. Tanpa pikir panjang dua sejoli itu langsung berbalik badan menhadap seseorang.
"Kalian masuk dari mana?" ucap orang tersebut.
"Eh. Pak Mahardika, kita masuk dari gerbang pak" ucap Justin, sembari cengar cengir.
"Pak Mamat bukain gerbang buat kalian?" Ucap pak Mahardika heran, pasalnya pak Mamat selalu tunduk padanya.
"Tadi ayang beb yang maksa pak Mamat buat buka gerbang pak" adu Justin. Steffy langsiung mebatap Justin.
"Udah ah aku mau pergi dulu" ucap Steffy. Steffy hendak melangkahkan kakinya, namun harus terhenti karena Justin menahan lengannya.
"Jangan pergi dulu dong yang, ini bapak pemilik sekolah kan mau ngomong" tahan Justin
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BAD GIRL'S
Teen FictionKisah 5 wanita bad yang bersahabat sejak mereka TK. Mereka adalah anak dari orang orang terpandang di indonesia. 3 diamtara mereka selalu memasang wajah datar, serta sifat yang dingin juga tatapan mata yang tajam. Sifat dingin mereka menjadikan me...