Happy reading.....
Maaf typo...Jastin membuktikan ucapanya kemaren, untuk menjemput Steffy hari ini.
Kini ia telah berada di depan rumah mewah nan megah, bernuansa putih milik Steffy. Eh, lebih tepatnya milik orang tua Steffy. Steffy mah cuma numpang,hehehe.Jastin perlahan berjalan kearah pintu utama rumah tersebut, lalu mengetuknya.
Terdengar jawaban dari dalam rumah,kemudian pintu terbuka lebar. Mucul lah wanita paruh baya dari balik pintu tersebut.
"Ehh..nak Justin rupanya" ucap Riana, ya yang membuka pintu itu adalah bunda Steffy."Selamat pagi tante." sapa Justin sembari tersenyum ramah.
"Pagi nak. Ada perlu apa datang pagi-pagi kemari?" tanya Riana.
"Saya mau jemput Steffy tante. Steffy nya ada?" jawab dan tanya Justin.
"Ooh, Steffy masih di dalam, dia sedang makan." jawab Riana.
Terdengat langkan kaki dari dalam rumah menuju ke tempat mereka.
"Siapa bun?" tanya Steffy. Seketika mata Steffy melotot melihat sosok di depanya.
"Ngapain lo pagi-pagi datang ke rumah gua?" semprot Steffy."Mau jemput kamu lah beb, eh. Maksudnya steffy." ralat Justin disertai cengirannya.
"Kalian pacaran?" bisik bunda pada Steffy.
"Apaan sih bun." kesel Steffy.
"Udah sana lo pergi aja, gua bisa pergi sendiri." ucap Steffy pada Justin."Aku kesini juga sekalian mau izin ke tante." Kemudian pandanganya beralih ke Riana.
"Tante, Justin izin yah, mulai hari ini sampai tiga hari kedepan Steffy Justin yang jemput. Soalnya kita mau kerja kelompok. Sekalian pinganya juga Steffy kayanya bakalan sorean deh." Ucap Justin.Riana melirik Steffy sekilas, kemudian beralih pada Justin.
"Yaudah, boleh kok, tapi jagain anak tante yah." Ucap Riana sembari tersenyum menggoda kearah Steffy."Bunda ih" rengek Steffy. Kemudian melangkah menuju motor milik Justin.
"Udah ayo, lo mau disini aja" ucap Steffy pada Justin yang masih berdiri di hadapan bunda.
"Eh. iya iya..." ucap Justin, kemudian melangkah medekati Steffy.
"Gimana naiknya ini? Gua pake rok, Udah motor lo tinggi banget lagi." gerutu Steffy.
"Yaudah, kamu pake jaket aku aja buat nutupin." ucap Justin, sembari melepas jaketnya dan ia berikan pada Steffy.
"Yaudah ayo!" Ucap Steffy.
"Senyum dong." goda Justin.
"Taik"
.........
"Ini guru pada kemana sih, gua udah bosen banget ini." gerutu Amanda.
Kini mereka tengah berada di dalam kelas. Mereka hanya berdiam dan bergelud dalam pikitan mereka masing masing."woi ngomong woi, diam diam bae." Gerutu Amanda. Pasalnya ke empat sahabatnya tak kunjung menjawab ucapanya.
Ia melihat satu persatu sahabatnya itu.Vanya. Wajah cantiknya memperlihatkan bahwa dirinya sedang gusar. Mungkin sedang merenungi nasib nya yang harus berbaik hati pada rivalnya itu. Siapa lagi jika bukan pada Kevin
Steffy. Wajah datar namun berbeda dari ekspresi yang ia berikan pada orang orang. Nampaknya ia tengah kesal pada seseorang, entah pada siapa, Amanda tak tau.
Nabila. Wajah datar tanpa ekspresi ini, memenga sudah lama ia lihat dan pada dasarnya ia memang paling irit bicara setelah Steffy.
Ziva. Entah apa yang sedang merasuki anak ini. Biasanya ia dan Amanda pasti akan menggerutu jika dalam situasi seperti ini. Namun nampaknya ia tenang dengan ponsel di genggamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BAD GIRL'S
Novela JuvenilKisah 5 wanita bad yang bersahabat sejak mereka TK. Mereka adalah anak dari orang orang terpandang di indonesia. 3 diamtara mereka selalu memasang wajah datar, serta sifat yang dingin juga tatapan mata yang tajam. Sifat dingin mereka menjadikan me...