Happy reading.....
"Lo masih ingat dare lo kan?." Amanda memperingati Vanya.
Kini mereka sedang barada di dalam kelas. Mereka semua menatap ke arah vanya.
"Ia,njirrrr. Gua ingat, baru kemarin juga" gerutu Vanya.
"Nih, si Nabila, bedak lo kurang tebal nyet. Sini gua benerin." lanjutnya lagi. Sembari menarik rambut Nabila."Sakit babi." gerutu Nabila sambil memukul pelan lengan Vanya.
"Ini aja, pas gua mau masuk kelas, gua di ketawain sama osis sialan itu njir" lanjutnya sinis."Hahahaha rasain lo"
"Besok gua ngga mau lagi pake ginian, sat" ucap Nabila.
"Eh. Monyet kalau lo ngga mau jalanin dare lo, ya traktir aja kalau gitu. Tapi teraktiranya bebas yo, selama dua minggu." ancam Ziva.
"Eh kunyuk, perasaan ngga ada dah traktir traktirannya kemaren" protes Nabila.
"Yaudah peraturanya mulai sekarang, dan ngga ada penolakan." ucap Amanda tegas.
"Monyet. Ancam aja terus, sampe lo pada puas." ucap Nabila pasrah.
"Terus gimana?" tanya Ziva
"Mending gua dandan menor kek gini njir, dari pada duit gua habis cuma buat muasin lo pada." gerutu Nabila.
Padahal sebenarnya muka Nabila tidak menor-menor amat sih. Wajahnya hanaya di lapisi bedak tipis dan sedikit lipstik warna soff pink jadi tidak terlalu mencolok. Namun untuk wanita yang tak pernah dadan kaya Nabial basti lah ia merasa dandanaya itu menor."Tumben lo cantuk Bil, biasanya muka lo sangar?" Tanya teman sekelas mereka.
"Suka-suka dia lah. Mau cantik kek, mau burik kek, mau sangar kek, ga ada urusan sama situ" sewot Amanda.
"Ngga usah rese kali lo. Yang gua ajak ngomong kan Nabila"
"Serah lo nyet"
"Ini gurunya kapan datang sih?. Gua udah lumutan njir duduk disini." Gerutu Vanya.
"Cabut aja kuy!, tu guru ngga bakalan datang keknya." Usul Ziva.
Steffy dan kawan-kawan kini sedang berjalan di koridor sekolah, menuju kantin. Katanya untuk mengisi kekosongan.
"Heh. Lima kambing conge, mau kemana lo pada?, mau cabut ya?" Teriak seseorang dari belakang mereka. Sontak mereka berlima balik badan untuk melihat orang tersebut.
"ngapain sih ni orang nongol mulu, kaya jelangkung aja." Gerutu Vanya. Mungkin yang dapat mendengarnya hanya para sahabatnya.
"Inget dare lo" ucap Ziva mengingatkan.
"Eh anjing baru aja gua mau sumpah serapahin dia" gerutu Vanya.
"Eh. Kevin, kok lo ada di sini?" tanya Vanya sok manis. Padahal dalam hatinya ia sudah mengerutu tak jelas.
"Kesambet ya lo, tumben senyum-senyum sama gua?" tanya Kevin. Dia bingun dengan ekspresi yang diberikan Vanya padanya. Mengingat mereka selalu berdebat setiap kali jumpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BAD GIRL'S
Dla nastolatkówKisah 5 wanita bad yang bersahabat sejak mereka TK. Mereka adalah anak dari orang orang terpandang di indonesia. 3 diamtara mereka selalu memasang wajah datar, serta sifat yang dingin juga tatapan mata yang tajam. Sifat dingin mereka menjadikan me...