S U G A R

2.6K 181 33
                                    

       Halaman rumah Sasuke tampak ramai sore ini, dengan kesibukannya masing-masing. Menata tempat, menyiapkan pemanggang, membersihkan bahan makanan, mengatur cahaya lampu gantung, bersih-bersih. Sakura merasa ini sangat menyenangkan. Sepanjang perjalanan ke sini dia terus berpikir bagaimana kalau teman Sasuke mengacuhkannya, atau mengganggapnya aneh? Dia tidak tau bagaimana pergaulan Sasuke. tapi setelah berada di sini, semua pikiran itu hilang dengan sendirinya. Ada sekitar 7 orang lelaki, dan ditambah Ino yang di ajak Sai dan Hinata yang di ajak Naruto juga Sakura yang tadi dijemput tuan rumah sendiri. Mereka menyambutnya dengan senang dan mudah mengakrabkan diri. Sakura senang karna Sasuke tidak salah bergaul.

     Tapi dari tadi dia tidak melihat tanda-tanda penghuni rumah lain, selain semua teman-teman Sasuke. dimana keluarganya? Seingatnya Sasuke masih punya orangtua yang lengkap dan satu saudara lelaki, tapi tidak ada satupun yang terlihat sejak tadi. Rasanya dia harus bertanya pada seseorang.

"Ino?" Ya, tentu Sakura hanya berani menanyakannya pada Ino saat ini.

"Ya, ada apa?"

"Aku tidak melihat ada penghuni rumah lain selain Sasuke dan teman-temannya sejak tadi." Kata Sakura.

"Lalu?"

"Ck, tentu saja itu artinya kemana keuarganya yang lain Ino?" Kadang Ino memang bisa sangat lamban.

"Ooh, aku juga tidak tau." Jawab Ino mengangkat bahunya.

"Sai tidak pernah mengatakannya padamu?" Tanya Sakura lagi.

"Kau kira aku dan Sai-kun adalah mata-mata di sini?"

Sakura meletakan paprika yang sedang di potongnya, "tidak sih, aku hanya berpikir kau dan Sai mungkin tau."

"Aku tidak tau,tapi mungkin Sai-kun tau. Lagi pula kenapa tidak bertanya langsung pada Sasuke saja?" Saran Ino.

Sakura mulai mencucuk daging dan paprika menjadi satu, "Hm, iya juga. akan ku tanya nanti."

.

"Hai gadis-gadis cantik, ada yang bisa ku bantu?" Gaara datang, dan langsung duduk di kursi depan meja tempat mereka menyiapkan daging.

Hinata yang sedang menyiapkan piring mejawab, "Tidak, tanganmu jorok."

Gaara melihat kedua tangannya yang baru selesai memasang lampu gantung, "Aku bisa mencucinya kalau kau mau." Ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata.

Sakura dan Ino hanya tersenyum dan menggeleng kepala melihatnya.

"JANGAN MENGGANGGU KEKASIHKU GAARA.." Suara Naruto terdengar keras.

Gaara mengangkat bahunya acuh, "Aku hanya ingin membantu gadis-gadis cantik ini." Dan memberi senyumnya pada kami.

Kiba mendekat kearah Gaara dan memukul kepalanya dengan kipas kertas.

"Akh.. apa masalahmu sialan?" Tanya Gaara kesal.

"Kepalamu perlu di pukul, agar kembali normal." Jawab Kiba acuh.

"Aku memang sudah normal asal kau tau."

"Kalau kau normal, jangan hanya merayu gadis-gadis itu. Bantu aku menyalakan api ini." Jawab Kiba.

"Tidak mau, melihat gadis-gadis cantik ini jauh lebih menyenangkan." Ucap gara dengan seringainya.

"Cih, cari gadismu sendiri. Setiap saat kau hanya bisa melihat gadis milik orang lain."

Garaa melihat para gadis satu persatu, "Karena gadis milik orang lain memang selalu lebih menarik."

Sakura yang mendengarnya terkekeh pelan, " kau ini bicara apa gaara?"

SAKURA IN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang