Selama di perjalanan menuju pulang tidak ada yang memulai percakapan, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.Menelusuri jalanan sore yang sejuk, sampai saatnya air hujan turun mengguyur kota, membuat semua orang harus berteduh di tempat yang mereka mau biar tak basah kali.
"Kak Nathan berteduh dulu yuk, hujan nya lebat banget nih" ucap Citra yang menutupi mukanya yang basah oleh air hujan
"Dimana?"
"Hmm.. terserah yang penting berteduh" ucap Citra yang sudah basah
Akhirnya Nathan dapat tempat untuk berteduh selagi hujan.
Sama seperti halnya Citra dan Nathan yang sedang berteduh di tempat jualan bakso, sekalian mau isi perut makan bakso, lumayan untuk mengganjal perut dan kuah kaldu has bakso membuat badan terasa sedikit seger.Mereka duduk di sudut pojok bagian belakang, ya karna disana juga rame yang datang untuk membeli bakso.
Citra membersihkan baju nya yang sudah basah oleh air hujan, Citra tiba tiba bersin
"Aaacimm.. aaacimm" sambil menutup mulutnya agar tidak nyebarin virus
Nathan masih yang sedari tadi memainkan hp langsung berhenti tapi dia masih tak acuh
"Aaacimm..acimmm.." sambil mengusap hidungnya yang sudah memerah karna gatal.
"Mbak.."ucap Nathan mamanggil tukang bakso, ya tukang baksonya jualan sama istrinya
Perempuan itu menghampiri Nathan
"Mbak pesan baksonya 2 porsi, terus minum nya teh hangat 2" ucap Nathan memesan makanan, dan mbak jualan bakso pergi mengambil pesanannya.
Tiba-tiba " GLUGGRRR..DARRRTT..." Suara gemuruh dan petir menyelimuti telinganya, sontak Citra menutup telinga dan matanya sambil berucap "mama.. Citra takut" lirihnya pelan namun masih terdengar oleh Nathan.
Tiba tiba nathan ketawa liat tingkah Citra yang ketakutan mendengar gemuruh barusan terdengar.
Sontak Citra melihat sinis kearah Nathan, cuman sebentar citra langsung bersikap seperti biasa kayak habis tidak terjadi apa-apa, dasar bodoh! Citra menggerutu dirinya sendiri.
Namun, Citra masih bersin karena air hujan maknanya dia gak suka hujan ya walaupun kata mereka bermain hujan itu mengasikkan.
Flashback on
Seorang anak perempuan kecil umur 6 tahun sedang berlari-lari ditanam depan rumahnya, perempuan kecil itu asik bermain hujan yang deras.
Hujan membasahi tubuh mungilnya, hujan masih begitu deras, sampai saat petir menggelegar membuat sang empu lari masuki rumah sambil menutup telinganya, sangking takut gadis itu tiba-tiba menangis.
Dirumah hanya ada dia seorang karena orangnya sibuk berbisnis dan dengan pekerjaan mereka masing masing.
Gadis itu menangis sambil memegang kedua telinganya,kaki yang di tekuk dan diiringi suara tangisnya. Tiba-tiba pandangan mengabur, kepalanya terasa sakit tanpa sadar gadis itu pingsan di teras rumahnya.
Hujan sudah mulai mereda dan gadis kecil itu baru bangun dari pingsannya,dia melihat ke sekeliling kamar yang terlihat asing di mata Citra,karna itu bukanlah kamar miliknya. Tiba tiba wanita paruh baya datang membawakan makanan, dia yang membantu Citra dan membawa gadis itu kerumahnya, karena dia tau kalo dirumah Citra sedang tidak ada orang dan Citra tergeletak di teras rumahnya.
"Ibuk... si- siapa?"ucap Citra bingung
"Ouh iya.. saya sari"ucap wanita itu
KAMU SEDANG MEMBACA
CITRA STORY
Teen FictionHi gw Citra. Walaupun nama gw Citra tapi gw gak pencitraan, gw adalah seorang perempuan yang beruntung bisa mempunyai orang-orang terdekat yang gw sayang. Mereka tidak pernah menjauh dari ku dari itu aku mau buat cerita tantang diriku. ---------♡...