BAB 8

34 12 4
                                    

Danial membuka kalender, lalu melihat bahwa sekarang tanggal merah. Kalian tau kan, kalau tanggal merah itu kebahagiaan para pelajar. Itu yang dirasakan danial saat ini. Seketika danial melampiaskan kebahagiaan nya itu ke vespa kesayangannya. Hingga beberapa menit, danial langsung pergi keluar untuk menikmati angin pagi.

"Ayah, ibu. Aku mau jalan jalan dulu ya, assalamualaikum" ucap danial sambil mencium punggung tangan ayah dan ibunya.

"Apa nggak makan dulu? Ini kan masih pagi nak, ini ibu udah siapin makanan kesukaan kamu loh" jawab lira

"Hmmm, nggak deh bu. Nanti aja kalau udah pulang. Okee" ucap danial sambil menepuk lembut bahu ibunya

"Yaudah, hati hati ya" sahut baskoro dan lira

Akhirnya danial pun pergi dengan perasaan yang begitu bahagia. Rencana danial kali ini akan memberika suprise kepada michel, karena ini hari jadi persahabatannya.
Lalu danial membuka line nya untuk menghubungi michel.

Danial : Halloo michell..keluar yuk, cari angin, mumpung tanggal merah nih. Gue jemput ya.

Monyet bau : nggak dulu deh nil, gue lagi nggak enak badan. Lain kali aja ya.

Danial : emang lo sakit apa chel?

Monyet bau : maag gue kambuh. Muntah terus, kalau gue ikut lo cari angin hari ini, yang ada gue malah muntah dijalan.

Danial : hmm, kok lo bisa sakit sih. Ini firs time gue liat lo sakit. Yaudah gue otw kerumah lo buat jenguk lo, oke. Lo harus pastiin, gue orang pertama yang jenguk lo.

Monyet bau : Ok. Jangan lupa bawa roti gandum ya, lo beliin gue di indomaret sebelah kompleks gue aja. Disitu lebih murah. Nanti gue ganti kok, tenang aja.

Danial : Kenapa nggak makan nasi aja  chel, kan biar kenyang.

Monyet bau : Gue nggak bisa makan nasi. Sekali makan nasi gue muntah, lo tau kan orang yang punya sakit maag itu gampang muntah. Pokoknya lo beliin gue roti gandum ya, oh iya satu lagi, jangan ngebut ngebut, oke.

Danial : Oke, gue otw sekarang.

Monyet bau : (read)

Danial sedikit kecewa, karena di hari jadi persahabatan mereka, michel malah sakit. Tapi danial tidak mempermasalahkan itu, dia tau kalau sahabatnya sedang butuh istirahat. Jadi mereka bisa merayakan nya setelah michel sembuh dari sakitnya.

                           *********

Michel terbaring lemas di kamarnya. Perutnya sangat mulas dan melilit. Mungkin karena efek maag nya yang kambuh. Givan yang melihatnya, tidak tega melihat michel teriak teriak kesakitan

"Aduhhhh, sakit bangettt..hiks hiks hiks" teriak michel sambil menangis.

"Dek?Masih sakit?" tanya givan sambil mengelus lembut bahu michel

"Lo nggak lihat apa bang?kalo gue lagi teriak kesakitan, malah ditanya lagi!" Ucap michel dengan kesal

"Yaudah kalau gitu obatnya diminum dulu, abang ambilin makan sekalian. Kan obatnya diminum sebelum makan." ucap givan sambil beranjak dari kasur

"eh bang bang, nggak usah diambilin makan, bentar lagi danial kesini bawa roti gandum. Michel nggak bisa makan nasi kalau maag michel kambuh." sahut michel

"Hmm apa danial bakal lama datangnya?" Tanya Givan sembari duduk kembali ke kasur.

"Mungkin bentar lagi dateng kok, tadi dia bilang otw kok bang." Jawab Michel

"Yaudah, kalau gitu abang tinggal ke kamar dulu ya, mau ngerjain skripsi soalnya. Nanti kalau ada apa apa panggil abang aja, soalnya mama nggak dirumah, lagi ada urusan di luar" Ucap Givan. Lalu beranjak dari kasur

"Siap bang"

Tidak lama danial pun datang dengan perasaan cemas. Danial sangat khawatir dengan keadaan michel saat ini. Wajahnya pucat tapi tidak menghilangkan kesan cantik di wajahnya.

"Eh danial, sini masuk" Ucap michel sambil melambaikan tangan.

"Chell, gue nggak tega liat lo kayak gini. Lo telat makan kan? Atau lo sering makan pedas?" tanya danial sambil mengelus rambut michel

"Gue cuman telat makan. Lagian ini nggak sakit banget kok, tadi udah ke rumah sakit, terus dokter ngasih gue obat. Nah ini obat nya harus gue minum sekarang, sebelum makan. Mangkannya itu gue nyuruh lo buat beliin gue roti gandum" Ucap michel sambil menunjukkan obatnya.

"Oh gituu ya, yaudah kalau gitu obatnya di minum dulu trs rotinya dimakan." Jawab Danial sambil meletakkan roti di meja kecil milik michel.

"Tolong bukak'in dong, hehehe. Sekali kali lah nil, lo manjain gue" Ucap michel sambil tertawa tipis.

"Hmmm, yaudah" Jawab Danial sambil membuka bungkus obat dan roti.

"Makasih danial"

"Eh chel, lo inget apa..kalau hari ini, hari jadi persahabatan kita yang ke 16. Nggak kerasa ya, kita udah 16 tahun sahabatan." Ucap Danial sambil tersenyum menatap michel. Memang, danial begitu manis dan tampan ketika tersenyum. Jujur, danial memang jarang tersenyum. Dan kali ini danial tersenyum kepada michel.

"Haahhaha, iya. Tadi Gue juga mau ngomong soal ini ke lo. Eh lo duluan yang ngomong." Jawab Michel

"Tadi itu rencana gue, mau ngajak lo ke loli park sekalian lihat senja, eh nggak taunya lo sakit. Yaudah deh nggak jadi." Ucap Danial. Terlihat jika danial sangat kecewa.

"Hmmm. Maaf ya nil, gue jadi gagalin rencana lo kali ini. Tapi gue janji kok, setelah gue sembuh, kita bakal ke loli park. Lagian gue juga udah lama nggak ke loli park, kangen banget sama tempat itu." Jawab michel sambil memegang tangan danial. Jantung danial berdegub lebih kencang dari pada sebelumnya. Danial takut jika michel medengar detakan jantungnya. Yang danial rasakan kali ini, seperti dibawa terbang ke awan.

"Hmmm, iya chel gpp kok. Lagian kan lo sakit, jadi butuh istirahat. Gue nggak masalah kok chel. Gue kan orang nya enjoy." Ucap danial.

"Hahahaha oke deh."

                           ********

Pukul 19.30 danial masih dirumah michel. Keduanya tertidur pulas. Mungkin danial sangat lelah dan michel juga butuh istirahat. Lalu michel terbangun dan melihat jika danial tertidur pulas. Ingin sekali michel membangunkan danial, tapi michel tidak tega karena terlihat jika danial sangat kelelahan, apalagi danial telah menjaga michel dari pagi hingga malam.

"Duhh, danial tidur lagi. Ini juga udah malam, takutnya orang tuanya nyariin" Batin michel

Tiba tiba ponsel danial berdering.

Kartonyono ning ngawi medot janjimu🎶

"Nih anak, masang dering telfon aja pakek lagu ambyar. Ya bener aja nih anak suka ambyar" gumam michel sambil menatap layar ponsel danial. Disitu tertulis nama ibu. Michel pun langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum tante"

"waalaikumsallam, ini michel ya?"

"iya tante, ini michel"

"Danial ada disitu nggak nak?dari tadi nggak pulang pulang. Tante sama om khawatir."

"Hmm iya te. Danial dari pagi jagain aku dirumah. Soalnya aku lagi sakit, terus anaknya ketiduran disini. Aku nggak tega bangunin te. Capek banget keliatannya si danial. Maaf bangett ya te"

"Yaudah gpp chel, nanti kalau danial udah bangun suruh pulang ya chel. Tante tutup dulu telfonnya"

"Iya tante"

Tittt titt titt( sambungan tertutup)

Maaf guys jika ada banyak typo🙏

Semoga suka ya😍
Author bakal sering sering up🙌
Jangan lupa vote and coment❤💕

Dan maaf juga jika ada kesamaan nama tokoh atau alur ya teman teman, karena itu unsur tidak kesengajaan.🙏
Cerita ku ini murni hasil pemikiranku sendiri, jadi maaf kalau ada kesamaan. 😇






DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang