1 minggu setelah ujian berlangsung. Michel dan danial menunggu pengumuman hasil ujian mereka di papan mading. Meskipun ini ujian sekolah, bukan ujian nasional. Tapi jantung mereka berdua berdegub lebih kencang. Michel sangat takut jika hasilnya mengecewakan. Sedangkan danial selalu santai, karena orang tuanya tidak pernah memaksa danial untuk mendapat nilai tertinggi.
"Duhh. Gue takut nih, pegang tangan gue, dingin kan." ucap michel sembari mengenggam tangan danial.
"Wah gila lo, emangnya lo ikut indonesian idol, sampai keringet dingin gitu." jawab danial
"Ya lo tau kan, gue butuh nilai tinggi. Karena universitas di korea itu hanya menampung orang orang yang ber IQ tinggi" Ucap michel
"Kalau nggak bisa ya jangan dipaksa lah chel." Jawab danial
"Yeleh, gue kan pengen banget ke korea. Pengen ketemu oppa oppa" Ucap michel
"HALU LO!"
"Terserah lo mau ngomong apa"
Pak Ali datang membawa tumpukan kertas. Para siswa dan siswi kini heboh, apakah itu kertas hasil ujian?
Michel memutar bola matanya ketika pak ali datang, begitupun dengan danial. Semua siswa siswi berkumpul di depan pak ali dan mendengarkan intruksi dari pak ali."Assalamualaikum anak-anakku semua" Ucap pak ali
"Waalaikumsallam pak" sahut semua siswa dan siswi
"Baik anak anak, kali ini bapak akan membagikan hasil ulangan kalian berupa data nilai saja, bukan kertas jawaban kalian, karena ini sesuai permintaan dari kepala sekolah. Kalian semua harap mundur sebentar, bapak mau tempel ini dulu" Ucap pak ali sembari menempelkan kertas hasil ujian dan dibantu oleh pak anton.
Kertas hasil ujian pun telah ditempel di papan mading, kini semua murid kelas 12 bersenggol-senggolan, berdesak-desakan karena penasaran ingin melihat hasil nilai mereka. Michel yang bertubuh pendek dan kecil mungil itu tenggelam diantara banyaknya siswa dan siswi. Danial sangat bingung, mana michel? Akhirnya michel pun memutuskan mengalah, dan keluar dari segerombolan siswa siswi.
"Haduhh, pengap bangettt. Gila sih, gue tertimbun diantara banyaknya murid. Kurang ajar juga si kudanil, nggak mau nolongin gue, padahal kan gue di samping nya." gumam michel sambil mengibaskan rambutnya.
"chel, kok nggak lihat hasil ujian sih? Kalau udah lihat, emangnya lo dapet berapa?" Ucap Reyhan. Kedatangan reyhan mengagetkan michel. Anak itu datang tak dijemput pulang nggak diantar.
"Hmm, belum Rey. Pengap juga disana, nunggu sepi dulu, baru gue lihat" Jawab michel
"Oh gitu, yaudah gue balik dulu ya" Balas Reyhan sambil melambaikan tangan.
Lama sekali danial tidak terlihat batang hidungnya. Michel sudah menunggu terlalu lama, tapi suasana di depan papan mading masih ramai. Akhirnya michel memutuskan untuk pergi ke kantin.
"Bu, beli aqua nya 1" ucap michel
"Ini neng, aqua nya." ucap bu ningsih sambil memberikan botol aqua.
Setelah sekian lamanya, danial pun keluar dari segerombolan para murid. Dan kini dia mencari keberadaan michel. Padahal danial akan memberikan suatu kejutan, karena michel mendapatkan nilai tertinggi dengan total "1025".
"Mana nih anak. Dari tadi nggak kelihatan batang hidungnya. Gue yang susah payah buat ngelihat total nilainya. Malah sekarang dia ngilang, dasar sahabat nggak ada akhlak." gumam danial sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari michel.
"hmmmm, enak banget ya lo. Dikantin, mimum. Hmmm, haus banget ya neng?!" Ucap danial sambil memukul meja kantin.
"Uhukk uhukk" michel pun tersedak dan kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE
Teen Fiction"DISTANCE" Memiliki arti yaitu jarak. Jarak yang kadang membuat mereka semua resah,jenuh,bosan. Kali ini berbeda dengan 2 manusia yang tak memperdulikan apa itu jarak. Mereka terobsesi dengan hidup nya masing masing hingga tidak menyadari bahwa masa...