Michelia dihantui oleh perasaan bersalah. Dia bimbang antara arga atau danial. Bila boleh jujur, michel lebih memilih danial. Karena danial yang telah mendukungnya dan menjaganya dari kecil hingga detik ini.
Senyum michel mengembang ketika danial mengirim pesan kepadanya. Kata "maaf" dari danial membuat michel semakin bersalah. Seharusnya michel yang mengatakan itu terlebih dulu, tapi danial lebih bersikap dewasa dan memilih untuk mengalah.
Alur kehidupan, entah akan membawa mereka ke mana. Jika michel boleh memilih, dia akan memilih hidup bersama dengan sahabatnya meski dengan status sahabat. Itu sudah cukup membuat michel bahagia.
Suara teriakan givan, tiba tiba membuyarkan lamunan michel. Dengan refeks michel beranjak dari kasurnya.
"Michelll..turun" Teriak givan. Lalu michel mulai menuruni anak tangga.
"Kenapa bang?" Jawab michel dengan rasa panik.
"Beliin gue nasi goreng di abang abang dong." Ucap givan. Michel hanya memutar bola matanya malas dan pergi meninggalkan givan.
"Eh dek, kok ditinggal ke atas lagi sih. Nanti kembaliannya ambil aja" Ucap givan. Kata yang givan baru ucapkan, membuat michel berbalik badan dan menghampiri givan.
"Serius?"
"Iya serius"
"Yaudah, mana uangnya. Gue beliin" Ucap michel.
"Dasar adik gatau akhlak lo. Kalau ada uang pasti ijo tu mata." Ujar givan.
"ikhlas nggak sih lo bang? Ngasih gue duit? Kalau nggak ikhlas, gue nggak jadi beli" Jawab michel.
"Nggak gitu maksutnya. Yaudah lah lupain, udah sana beliin. Dasar bangke lo" Ucap givan.
"Sayang abang.. Emuah" Ciuman michel mendarat di pipi givan. Givan terpaku ditempat. Tidak disangka -sangka, adiknya yang enggan berbicara dengannya saja, kini michel menciumnya. Aneh.
•~•~•~•
Arga, menikmati dinginnya malam. Sambil merilekskan pikiran sejenak. Minum teh hangat dan menikmati angin malam itu sungguh surga duniawi. Bayangan michel kini memenuhi imajinasi arga. Sejak pertama kali mereka bertemu, arga sudah menyimpan rasa lebih dulu. Apakah itu cinta pandangan pertama?
Rasa tidak kepercayaan diri arga menghalangi dirinya untuk mengutarakan isi hatinya kepada michel. Karena ada benteng yang menghalangi rasa itu. Benteng yang tinggi dan sulit untuk digapai, membuat arga semakin putus asa. Berbeda keyakinan memang sangat sulit untuk di jalani.
Kalian tau cinta beda agama? Tapi, hanya sang pria saja yang mencintai. Entah orang yang dicintai itu akan membalas perasaan itu atau tidak.
Arga semakin resah dan khawatir. Jika bisa dibilang, banyak wanita yang sama keyakinan dengan arga. Namun arga lebih memilih michel. Kini perjuangan arga dimulai, tidak peduli apa itu resiko nya. Berjuang saja dulu, jika dia menolak, baiklah tidak masalah.
•~•~•Michel berjalan sambil menghindari genangan air. Tiba tiba pandangan michel menangkap sosok pria yang enggan untuk berbicara. Yass..itu Vino. Michel menepuk jidatnya, karena dia harus bertemu cowok aneh itu. Cowok yang sulit untuk diajak bicara, tapi kemarin dia menghajar danial habis-habisan, aneh. Ketika michel akan berjalan menghampiri vino, tiba tiba vino sudah tidak ada disana.
"Dasar cowok aneh!! Baru juga mau disamperin, eh udah ngilang aja kayak setan!!" Gumam michel dengan kesal.
"Siapa yang lo maksut cowok aneh?" suara itu mengagetkan michel. Suara berat dan sedikit serak itu sangat familiar di telinga michel. Saat michel berbalik badan, ternyata itu vino
"Wtf, dia ada disini. Anjir nasib gue, aduh pasti dia denger yang gue omongin barusan. Mampus." batin michel dan pura pura tidak menyadari keberadaan vino.
"Woe!" Panggil vino dengan tatapan datarnya. Terpaksa michel berbalik badan dan menyapa nya.
"Eh vino, lo disini ternyata. Hehehe" Ucap michel pura pura tidak menyadari.
"Jangan pura pura bego. Gue dengar apa yang lo omongin tadi" Jawab vino. Wajahnya yang datar membuat orang lain enggan untuk menatap, bukan karena jelek atau apa. Karena orang lain tidak akan nyaman, jika lawan bicaranya menatapnya dengan datar. Bisa diakui, kalau vino memang tampan, tapi kelakuannya yang seperti orang aneh.
"Eh gue mau beli nasi goreng dulu ya, bye." Ucap michel lalu berlari secepat kilat, agar vino tidak curiga dengannya.
"Dasar cewek nggak jelas. Gue tau kalau lo masih penasaran sama gue!" Batin Vino lalu berjalan meninggalkan tempat itu.
•~•~•
Danial bangun lebih awal kali ini. Seragam yang rapi ditambah dengan dasi yang terbentuk rapi. Berawal dari kejadian kemarin siang, danial ingin memperbaiki semuanya. Kali ini danial harus menjemput michel lebih awal.
"Bu, danial berangkat dulu ya" ucap danial lalu mencium punggung tangan lira.
"Iya, hati hati. Nih bekal buat kamu sama michel, dimakan ya." Jawab lira sambil memberikan 2 kotak makan.
"Ayah udah berangkat kerja?" tanya danial sembari memasukkan 2 kotak makan ke tas nya.
"iya udah berangkat dari tadi." jawab lira.
"Yaudah, aku berangkat dulu. Assalamualaikum bu" Ucap danial.
•~•~•
Setelah disekolah. Michel melihat lala yang sedang sibuk membungkus kotak kado. Michel menatapnya aneh, ada apa dengan temannya itu.
"La? Lo ngapain? Mau bikin suprise?" tanya michel kebingungan.
"Hmmm maybe." jawab lala.
"Buat siapa la?" Tanya michel.
"Arga" jawab lala. Michel pun terkejut mendengar jawaban dari lala. Yass, arga. Bisa dibilang, michel pernah menyukai arga namun itu sementara.
"Seriusan buat dia?"
"Emang nya kenapa? Lo suka juga sama arga?" Tanya lala.
"Mmmm, enggak lah." jawab michel sambil memalingkan pandangannya.
"Bagus deh"
Tidak disangka sangka arga datang menemui michel di kelas. Lala pun tersenyum simpul karena kedatangan arga.
" Chel, nanti ke kantin bareng yuk" tawaran arga membuat michel menyerngitkan dahi. Lalu danial datang dan menjawab tawaran arga.
" Nggak! Nyokap gue udah bikinin bekal buat gue sama michel, jadi sorry michel nggak bisa ikut lo makan di kantin bareng" sahut danial.
"Wih, danial. Nyokap lo masakin gue apa?" tanya michel.
"Rendang, kesukaan lo chel" jawab danial. Arga merasa bahwa dirinya harus mundur kali ini, tapi ini awal perjuangan. Tidak masalah, jika sekarang tidak bisa. Besok bisa dicoba lagi.
"hmm, maaf ya ga. Aku nggak bisa nolak kalau udah ada rendang heheh" ucap michel. Arga hanya mengangguk pelan.
"Yaudah, arga ke kantin sama gue aja" Sahut lala.
"tuh, lala ngajakin lo Ga. Terima aja" sahut danial. Lalu arga meninggalkan mereka.
"Kok gue ditinggalin sih" Ucap lala dengan rasa kecewa.
Maaf kalau ada typo.
Author bakal sering up.
Maaf juga kalau misal cerita ini nggak sebagus seperti cerita yang lain.Jangan lupa vote and coment.
Salam hangat
•anggita
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE
Teen Fiction"DISTANCE" Memiliki arti yaitu jarak. Jarak yang kadang membuat mereka semua resah,jenuh,bosan. Kali ini berbeda dengan 2 manusia yang tak memperdulikan apa itu jarak. Mereka terobsesi dengan hidup nya masing masing hingga tidak menyadari bahwa masa...