t w e n t y f o u r

1K 142 3
                                    

"APAAN ANJIR INI?!?"

"GAK USAH TEREAK-TEREAK BANGSAT!"

"LO JUGA DIEM GAK USAH KOMPLEN!"

"MULUT LO MAU GUE SLEPET?!?!"

Ryujin udah geram sama congornya Jaemin.

Baru aja mereka kumpul buat acara ghibah-mengghibah orang mati—canda hehe, udah disuguhi gelud-menggelud antara Ryujin dan Jaemin.

Jeno mau lenyap aja deh. Anak itu keliatan pusing banget sama perdebatan mereka.

"Terus benda ini mau buat apaan?"

"Etss, jangan salah Jeno." Chaewon memainkan kedua alisnya yang buat Jeno langsung merotasikan kedua bola matanya.

"Cepetan keburu masuk nih." Jeno terus mendesak.

Jeno gak mau dicap jadi anak jelek yang telat masuk kelas. Sekarang mereka ada di kantin yang masih sepi.

Maklum ini kantin tempatnya rakjel. Kaum rakjel biasanya udah pada sarapan di rumah masing-masing untuk menghemat uang jajan.

"Kata kakek gue benda ini bisa buat kita liat makhluk halus."

Semuanya keselek. Jaemin bener-bener keselek apalagi dia baru aja minum kopi sampai muncrat ke wajahnya Ryujin.

"NAJIS! LO BENER-BENER MINTA DIPISO ANU LO YA?!?!"

Jaemin mendelik dia buru-buru kabur sebelum Ryujin bener-bener kalap dan berubah menjadi psikopat.

Jeno bodo amat. Chaewon apalagi, dia menganggap mereka berdua adalah makhluk halus yang sebenarnya. Makanya Chaewon bisa melihat dengan benda yang dibawanya.

Kadang laknat. Tapi Chaewon memang laknat.

"Terus mau ngapain kita?" Jeno tanya lagi sama Chaewon.

"Bentar deh, gue sms Nancy dulu—"

"Anjir sms."

Oke, muka Chaewon berubah derastis. Itu suaranya baginda Chenle yang buat mood Chaewon anjlok.

"Iya sms, emang kenapa?!" Chaewon berkata ketus terus kirim pesan ke Nancy.

Gak ada awan gak ada badai Renjun yang segenk sama Chenle duduk manis di dekat Jeno anteng.

"Eh, bangke lo berdua ngapain ke sini?!? Lo berdua jadi miskin?!"

"Apa lo bilang? Miskin?!? Lo kira aja?!?"

Chaewon bedecih, "BODO AMAT!"

Renjun siap-siap mau mengeluarkan kata-kata sarkastisnya tapi langsung terhenti sama Nancy yang udah datang dengan gayanya yang anggun.

"Ngapain sih manggil gue?"

Renjun melongo. Gimana ya kecantikannya Nancy itu gak terganti di penglihatannya Renjun.

"Mo bahas yang kemaren." Jawab Chaewon santai.

Jeno bingung dong. Kayaknya lambenya Chaewon agak ember deh.

"APAAN GUE IKUT!!?!" Tiba-tiba masih gak ada awan sama badai Renjun nyeruduk.

GEDUBRAK!

"ANJIRR APAAN TUHH?!?!" Mereka kagetnya bareng-bareng. Tapi suara Renjun yang paling mendominasi cemprengnya.

Ternyata Jeongin ngintilin mereka. Dia nyengir dan ikut gabung.

Chaewon tambah frustasi. Jeno apalagi, jadi males gitu.

"Anjir, gak jadilah besok aja gue ceritanya." Chaewon mutung.

"Bodo amat!" Jeno minggat.

Chenle cengo.

Renjun keselek waktu Nancy ikut minggat bareng Jeno.

Jeongin ngupil.

"Gara-gara lo bertiga! Lo kelas mana sih pake mlipir-mlipir ke sini?!?" Chaewon mendelik dan ikut pergi dari kantin.

Waktu Chaewon udah deket mau ke kelas. Dia kayak liat makhluk familiar di matanya.

"Felix lo udah berangkat?!?" Chaewon shock dong liat Felix nongol di depan pintu kelas.

Felix melotot. Jelas kaget lah!

Dan saking lebaynya Chaewon jatuhin benda yang rencananya untuk bahan pengghibahan tadi sampai berbunyi nyaring.

Kebetulan Ryujin sama Jaemin di sana lagi jambak-jambakan.

Chaewon meringis. Kacau sudah. Ryujin yang tahu rasanya mau nikam Chaewon sampai ko-it.

"Do you wanna be salleped?" Ryujin berkata sarkastis.

"Ya mon maap gue gak sengaja, ets dah. Jan liatin gue gitu-gitu amat!" Chaewon meringis gak mau kena gibeng mbak Ryujin yang sadis.

Waktu Chaewon ambil benda itu tiba-tiba tubuh Felix hampir aja mau oleng kalau gak ditahan sama Jaemin.

"Lah, Lix lo belum sehat dah sekolah aja. Sini gue bantuin ke uks aja. Di sana lo bisa kerokan."

Ryujin yang denger melotot.

"Apa lo bilang?!? Kerokan itu lo jing! Jangan nurut Lix kerokan itu cuma suggestions."

Felix gak dengerin mereka ngomong apa. Karena Felix terlalu sibuk ngurus tubuhnya yang tiba-tiba lemes.

Mereka gak tau Felix baru ketakutan. Kotak musik yang dibawa Chaewon menimbulkan banyak mahluk yang beranggapan ingin mengganggu mereka jadi marah.

Hawa negative benar-benar kerasa di tubuh Felix. Felix takut! Mereka kelihatan marah ke Felix.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pen nangess, gantenk bngt huhuu😭Rambutnya piliq ganti model, buat dia tmbh gantenk😭💔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pen nangess, gantenk bngt huhuu😭
Rambutnya piliq ganti model, buat dia tmbh gantenk😭💔

[2] Hear Me ; lee felixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang