PMS

5.5K 254 41
                                    

"Kan kamu biasanya banyak alesan"
Seketika ada suara yang menyahut dan semua langsung menoleh pada sumber suara.

Maudy yang sudah hafal suara itu langsung pura-pura pingsan lagi, sedangkan yang lainnya hanya bisa cengar cengir kayak orang gak punya dosa.

"Alfin kamu sudah gak sakit lagi kan? Sana kembali kerja"
Alfin menganggukkan kepala lalu dengan segera meninggalkan klinik

"Kamu May? Kenapa masih disini?"
"Eh iya Pak ini mau otw pergi kok" ucap Maya sedikit takut lalu berlalu pergi

"Udah gak usah pura-pura pingsan lagi, yang tadi juga pura-pura kan?" Ucap Dicky yang berada disamping ranjang pesakitan Maudy
"Enak aja, tadi beneran pingsan tau, bapak aja yang gak mau nolongin saya" Maudy langsung bangun dan menjawab ucapan Dicky.
Iya tadi yang tiba-tiba muncul adalah Dicky boss yang sangat ditakuti.

"Sana kerja lagi, enak banget cuman tidur-tiduran disini tapi dapet gaji"
"Saya sakit pak bukan tidur-tiduran"
"Sakit tapi kok gak ada lemes-lemesnya gitu"
"Ha.. emhh aduh pusing ini"

"Saya tunggu 5 menit kalau kamu gak ada ditempat kerja berarti saya anggap kamu alfa hari ini"
Lalu Dicky pergi meninggalkan klinik, tak hanya itu Dicky juga meninggalkan Maudy yang dibuat dongkol oleh Dicky.

"Bos sialan, suka banget nindas bawahan dapet jodoh kacung kayak gue mampus lo, eh gue yang ogah deng dapet jodoh macem dia ihh" Maudy bergidik ngeri lalu dia langsung memakai alas kaki dan berlari menyusul Dicky.

***
Setelah berada ditempat kerjanya Maudy mengerjakan tugas seperti biasa.
Berada didepan komputer mengetik beberapa laporan, mengarsip laporan, dan mengecek beberapa laporan yang perlu ditanda tangani sang bos.

"Maudy bawa laporan dari cabang perusahaan, ada berkas yang perlu saya cek" Dicky mengintrupsi lewat intercom.
"Siap pak, saya cari dahulu"jawab Maudy

Tok tok tok
"Permisi pak ini berkas yang bapak minta" Maudy menaruh berkas di meja Dicky

Dicky hanya menganggukkan kepala, sedangkan matanya tetap fokus pada komputer didepannya.
Maudy yang sudah biasa dengan situasi seperti ini berlalu pergi dengan perlahan karena perutnya masih sakit

"Ohya sekalian tolong.. "ucapan Dicky terhenti ketika tak sengaja melihat rok Maudy dan seketika Maudy menoleh padanya
"Tolong apa pak?" Tanya Maudy

"Kamu... hari ini dapet?" Tanya Dicky
"Saya dapet? Dapet apa pak? Dapet gaji tambahan?" Tanya Maudy dengan polos

Dicky menghembuskan nafas kasar sedikit greget dengan ketulalitan otak Maudy
"Kamu bocor?"
"Ha? Bocor? Apanya pak? Bapak dari tadi nanyanya kok nga...co" Maudy sedikit kaget karena baru paham dengan pertanyaan yang dilontarkan Dicky.

Maudy menoleh kebelakang mengecek rok nya.
"Astaga" Maudy menutup mulutnya dan bergegas mengambil apapun untuk menutup roknya.

Dicky mendelik ketika Maudy dengan lancang mengambil jas miliknya.
"MAUDY.. kamu tau jas saya harganya mahal dan itu limited edision saya beli di.."
Dicky tak melanjutkan kata-katanya karena Maudy dengan lancang langsung keluar dari ruangan Dicky.

Ceklek
Maudy kembali masuk ke ruangan Dicky dengan hati-hati.

"Kenapa kamu balik lagi?" Tanya Dicky dengan penuh penekanan
"Saya lupa pak kalau gak bawa ganti, ya kali saya beli pembalut pakek jas bapak kayak gini nanti dikiranya kita ada apa-apa lagi pak"

Dicky memijat pelipis kepalanya karena heran dengan pikiran sekretarisnya itu.
"Terus kamu mau disini sampai kapan?" Ucap Dicky dengan tatapan membunuh

"Sa..sampai bapak berkenan membelikan saya pembalut dan rok untuk ganti" Ucap Maudy diakhiri dengan cengiran untuk memcairkan suasana

Brakkk
"Maksud kamu apa?" Tanya Dicky sambil menggertakkan giginya
"Saya kira bapak cukup paham dengan perkataan saya, apalagi bapak punya IQ tinggi jadi.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Bos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang