Sepeda Motor

4.6K 183 9
                                    

"Dy ayo makan dulu, dari tadi kamu gak makan lho" ucap Maya
"Nanti aja mbak, ini masih banyak"
"Kesehatanmu juga perlu dijaga, percuma kamu kerja kayak gitu dapat gaji banyak tapi pas gajian malah buat beli obat bukan buat liburan"
"Gakpapa kok mbak, lagian ini juga udah jadi tanggungjawab Maudy, cukup sekali aja Maudy bikin salah jangan lagi hehe"
"Terserah kamu aja, nih tadi Alfin nitip roti buat kamu" kata Maya sambil memberikan sekantong plastik berisi roti dan susu.
"Makasih mbak, kalau gak ada mbak Maya sama mas Alfin gaktau deh Maudy jadi apa disini" ujar Maudy sambil tersenyum kecut.
Maya hanya menanggapi dengan senyum tulus sambil menepuk pundak Maudy untuk menguatkan.

Maudy lanjut dengan pekerjaan yang menumpuk bahkan roti yang diberi Maya tadi tak tersentuh sama sekali.
Saking fokusnya bekerja Maudy tidak sadar kalau daritadi ada Dicky di depannya.

"Tumben kamu kerjanya rajin, kenapa gak dari dulu aja seperti ini" ucap Dicky
Maudy langsung mendongak dan terkejut melihat Dicky yang sudah ada didepannya.

"Bapak dari tadi disitu?" Tanya Maudy dengan was was
"Emang kenapa? Masalah buat kamu?"
"Nahkan! Pasti salah lagi, disini gue jadi tau rasanya jadi cowok yang serba salah" batin Maudy

Maudy ngapain aja entah itu benar atau salah pasti dimata bossnya dia tetap salah. Maudy jadi miris sama kaum lelaki yang apa-apa serba salah, pasti tekanan batin terus kayak yang dirasakan Maudy sekarang.

"Ikut saya sekarang" ucap Dicky dengan khas nya yang menurut Maudy sok tegas.
"Kemana pak?"
"Rapat di luar, bawa file yang dibutuhkan sekalian bawakan tas saya, saya tunggu di lobby"
"Baik pak" kata Maudy diselengi dengan senyum yang sedikit dipaksa
"Makin kesini makin ngelunjak itu boss dikira gue kacungnya apa bisa disuruh-suruh kayak gini, lah kampret kan gue emang kacung" batin Maudy.

Setelah Maudy siap dengan barang-barang yang disuruh Dicky, Maudy menuju lobby dan masuk ke dalam mobil Dicky.
Selama perjalan hanya keheningan yang tercipta, Maudy tidak berani memulai obrolan karena dia sudah lelah untuk sekedar di salahkan.

"Loh loh dy, ini mobilnya kok jadi gini" ucap Dicky dengan tampang sangat panik
"Ya saya gaktau pak, saya kan gak pernah nyetir" jawab Maudy santai.
Dalam hitungan detik mobil semakin tak terkendali, Maudy yang tadinya santai mulai ikut panik

"Bapak awas pak, bapak bisa nyetir gak sih!"
"Pak rem pak pakkk"

Cittttttttttt
"Fiuhh akhirnya" Dicky dan Maudy akhirnya bisa bernafas lega setelah beberapa waktu lalu mobil yang mereka kendarai sulit untuk dikendalikan

"Tadi kamu bilang apa? Saya gak bisa nyetir?" Tanya Dicky setelah rasa paniknya hilang
Maudy langsung menoleh ke arah Dicky dan sedikit melotot. Bagaimana bisa bossnya itu masih mempermasalahkan perkataan spontan Maudy tadi dalam keadaan genting seperti ini.

"Uhuk uhuk" Maudy batuk karena ada asap yang tiba-tiba masuk ke dalam mobil.
"Bapak! Itu di depan kok keluar asapnya, pak cepat keluar pak, itu bapak cek dulu" kata Maudy yang reflek tangannya mendorong-dorong Dicky agar cepet keluar.
Dicky yang juga panik pun langsung keluar. Maudy juga ikut keluar karena dia ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Gimana pak?" Tanya Maudy
"Masih saya telfonin montir langganan saya, kamu tunggu aja didalem"
"Kok gak bapak cek sendiri?"
"Ngapain harus saya, saya gakmau baju saya kotor, apalagi sampai bau keringat"
"Nih ya pak kalau di film film yang saya lihat, ada cewek yang mobilnya mogok, tiba-tiba ada cowok yang datang nyamperin buat bantu benerin, wahh ceweknya bisa terpesona pak"
"Maksud kamu? Saya harus benerin mobil ini terus kamu lihat saya biar kamu jadi kesemsem gitu? Nih ya saya gak perlu benerin mobil ini juga udah banyak yang suka karena ketampanan saya"
Maudy hanya melongo mendengar ucapan Dicky.

Montir yang ditelfon Dicky sudah sampai dan mengecek keadaan mobil.
"Wah ini kayaknya lama benerinnya pak, bannya juga bocor tuh" ujar montir
"Padahal sebentar lagi saya harus rapat" kata Dicky sambil berpikir bagaimana cara dia datang ke tempat rapat.

"Dy ambil barang2 di mobil! Cepet!" Perintah Dicky pada Maudy.
"Buat apa pak? Ini kan masih lama kata masnya tadi"
"Jangan kebanyakan nanya, cepet!"
"Iya"

Maudy keluar dari mobil sambil kedua tangannya menenteng tasnya dan Dicky. Sebenarnya Maydy sedikit kesusahan. Tapi toh juga kalau dia mengeluh, Dicky juga bakal acuh.

"Lho bapak ngapain naik motor itu?" Maudy melongo melihat Dicky yang sudah berada diatas motor milik montir.
"Kita pakai ini aja, ayo cepet naik, nih pakai helmnya"
"Ya gak bisa lah pak, nih tangan saya penuh barang"
"Ck manja! Sini saya pakaikan"
"Eh.. eh pak" Dicky menarik tangan Maudy agar sedikit mendekat dan bisa memasangkan helm dikepala Maudy.
Sebenarnya Maudy sedikit grogi, tapi seketika groginya hilang karena ekspetasi dipasangkan helm romantis seperti di film-film yang dia tonton ternyata gak terjadi.
Dicky memasangkan dengan cepat, tanpa membetulkan posisi rambut Maudy agar nyaman.

"Pak ini rambut saya nutupin mata lho, helmnya juga terlalu maju"
"Gak usah banyak omong lagian yang nyetir saya, cepet naik"
"Tuhkan bener lagi, gue heran sebenarnya dia cewek apa cowok sih, mana gak ada romantisnya lagi" batin Maudy.

Montir yang melihat interaksi antara Maudy dan Dicky hanya menahan tawa, Dicky yang terlalu kaku sedangkan Maudy ingin lebih dari ini.

***
Sesampainya ditempat rapat, Dicky langsung memulai rapat dan rapatpun berjalan dengan lancar.

"Langsung ke bengkel langganan saya ya, mobil saya sudah ada disana" kata Dicky
"Terserah bapak kan yang nyetir bapak" jawab Maudy sambil menekan kata *nyetir*
Dicky tampak acuh lalu berlalu pergi mendahului Maudy.





Author itaknya lagi gak maen wkwk
Vote dan Voment jangan lupa yaa😚

Cinta Bos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang