Boss Dicky

7.3K 277 2
                                        

Dicky Saputra merupakan pengusaha muda yang terkenal dengan kearogannya, ketampanan yang dimiliki pun tertutupi oleh sifat arogan yang melekat pada dirinya.
Namun, banyak gadis gadis di luar sana yang masih berani mendekatinya. Sayangnya Dicky sudah memiliki tunangan.

"Sekretaris baru saya sudah ada kan?" Tanya Dicky pada Pak Wahyu(orang kepercayaan Dicky dan lebih tua dari Dicky)
"Su.. sudah Pak" jawab Pak Wahyu gugup
"Sekarang sudah hampir jam 9 dimana dia?"
"Emm, mu..mungkin dia masih nyasar di divisi lain Pak" jawab Pak Wahyu semakin gugup
Dicky tersenyum miring melihat Pak Wahyu.
"10 menit dia belum kesini, Pak Wahyu tau kan konsenkuensinya?" Ucap Dicky santai tapi bagi Pak Wahyu itu sebuah ancaman
"Sa.. saya cari dia dulu Pak, permisi" Kata Pak Wahyu sambil berlalu pergi dengan tergesa-gesa

Di pintu masuk kantor ada gadis yang sedang memandangi tempat kerja barunya. Ya dia takjub sangat takjub. Matanya dibuat terpesoa dengan bangunan kokoh nan apik dan semua orang disini sibuk dengan urusan masing-masing.
Dia melihat ada bapak-bapak lari menuju tempatnya berdiri.
"Kamu siapa?" Tanya bapak-bapak tadi
"Saya Maudy pegawai baru disini Pak, saya staff.." jawab Maudy
Belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, bapak tadi menggeret tangannya sambil berlari kecil
"Kamu daritadi saya cari, malah masih di depan sana, kamu sudah ditunggu Pak Dicky dari tadi, kalau sampai 10 menit kamu gak ada diruangan Pak Dicky, saya bisa tamat" Ujar bapak itu, ya bapak itu adalah Pak Wahyu yang tergopoh mencari sekretaris baru Pak Dicky.
"Maaf Pak, tadi saya bingung mau tanya ke siapa dimana ruang kerja saya, semua pada sibuk."
"Sudah sudah nanti kamu jelaskan sendiri ke Pak Dicky."

Tok.. tok
"Masuk"
"Ini sekretaris baru bapak." Ucap Pak Wahyu pada Dicky
"Pak Wahyu boleh meninggalkan tempat kerja saya, dan kamu ikut saya meeting 5 menit lagi" tunjuk Dicky pada Maudy
"Ta..tapi pak sa.. saya.." ucapan Maudy berhenti ketika mendapat tatapan tajam dari Dicky.

Ketika meeting berlangsung Maudy tak hentinya-hentinya merapalkan doa dalam hati. Sebagai orang baru dia bingung harus berbuat apa, dan takut berbuat salah karena di ruang meeting ini sebagian orang yang hadir adalah orang-orang berpengaruh di kantor sini.
"Baik pertemuan hari ini sampai sini saja, dan selalu ingat target laba kita untuk bulan depan." Ucap Dicky
"Kamu sekretaris baru, setelah ini bawa laporan meeting hari ini ke ruang kerja saya."
Tambah Dicky
Deg "Mati gue, mau laporan apa coba? Dari tadi aja gue paham pada bahas apaan, mampuss, ayo Dy mikir keras jangan malu-malu in ayah yang udah nyekolahin sampek tinggi gini." Batin Maudy
Maudy hanya menggangguk pasrah, karena sepertinya sebentar lagi hidup dan matinya dipertaruhkan.

Di ruang kerja Dicky, suasana mencekam mulai terasa ketika Dicky membaca laporan yang Maudy berikan
Brakk.. Dicky menggebrak meja untuk meluapkan rasa emosinya.
"Saya gak main-main." Ucap Dicky penuh kesal
"Lah kan emang bapak lagi gak main apa-apa." Jawab Maudy polos
"Saya serius." Ucap Dicky penuh penekanan
"Bapak, ini masih awal pak belum sampai konflik bapak udah ngajak serius aja, kecepetan pak nunggu sampai 20 part dulu lah, lagian saya juga belum siap di seriusi." Ucap Maudy sambil menyilangkan tangan di dada.

Dicky hanya memijat pelipisnya yang mulai pusing, bagaimana tidak?
Laporan yang diberikan kepadanya hanya bertuliskan "Setiap orang harus mengingat target laba bulan depan." Titik gak pakai koma gak ada lebihnya gak ada kurangnya.
Dan sekarang dia mendengerkan ocohan yang sama sekali gak berfaedah menurutnya.
"Keluar dari ruangan saya sekarang atau.." Ucap Dicky menggantung kalimatnya
"Atau bapak mau nyium saya sekarang, biasanya di novel yang saya baca gitu pak, eh tapi bapak halalin saya dulu baru boleh nyium saya, mari pak saya antar ke.." Belum sempat Maudy mengakiri kalimatnya, Dicky berjalan ke arah Maudy lalu mendorong bahu Maudy tepat di dinding, dan Dicky mengunci pergerakan Maudy.
"Pak.. sa.. saya tadi cuman cu..man.." Ucap Maudy bergetar
"Cuman apa hmm?Kamu yang mancing saya." Kata Dicky yang jarak wajahnya hanya berbatas 1 senti dengan Maudy, bahkan hidung mancung mereka berdua pun sudah bersentuhan.
Dicky mulai menggesekan hidungnya dan hidung Maudy.

Maudy hanya mampu menahan napas, dan memejamkan mata.
"Coba kamu buka matamu." Ucap Dicky dengan suara sedikit serak, tangannya pun mulai mengelus pipi Maudy
Maudy membuka matanya dengan perlahan.
"Pfttt..Hahahaha." Suara tawa Dicky menggelegar dipenjuru ruangan.

"Kamu pikir saya mau ngapain? Mukamu sampek merah gitu, oh iya hebat juga kamu bisa nahan nafas lama gitu." Ucap Dicky karena geli melihat ekspresi Maudy tadi.
"Sial." Kata Maudy sambil mendorong tubuh Dicky. Rasanya dia ingin mencekik Dicky sekarang juga, bagaimana bisa tadi dia pasrah gitu aja dipermainkannya bosnya.

Dengan langkah di hentak-hentakkan Maudy meninggalkan ruangan Dicky dan menutup pintu dengan keras.
Bagaimana dengan Dicky? Iya dia masih setia dengan tawa yang sangat membahana.
"Astaga." Pekik Maudy karena kaget didepan pintu ruang kerja Dicky banyak orang yang sepertinya sedang kepo dengan insiden kecilnya dengan Dicky tadi, ralat menurutnya itu insiden besar yang sangat memalukan.
Mengingat nama Dicky saja sudah membuatnya ingin tenggelam saja.



Cinta Bos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang