Debat

5.8K 223 20
                                    

Sesampainya di kantor Maudy langsung menuju kantin, karena memang sekarang jadwal jam makan siang.

"Eh busyet itu model rambut baru dy" ucap Alfin
"Sembarangan, kalau bukan karena Dicky siapa lagi" jawab Maudy dengan kesal.
Bagaimana tidak kesal, rambut Maudy jadi acak acakan karena naik sepeda motor tadi dan dia tidak diajak makan dulu setelah rapat selesai, Maudy juga manusia butuh makan dan juga perhatian ehh.

"Bukannya tadi habis rapat dy? Gak belok ke hotel kan?" Tanya Maya sambil menaik turunkan alisnya.
"Mbak Maya ih lama-lama kayak mas Alfin, tadi itu mobilnya Pak Dicky mogok terus naik sepeda motornya kang bengkel biar gak telat ke rapatnya, boss makein helmnya gak pas lagi jadi gini nih"

"Uhuk uhuk jangan bilang yang bonceng boss?" Ucap Dicky sedikit tersedak karena kaget
Maudy hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban

"Dia gak bisa bawa motor lho dy, ini beneran lo kan bukan arwah lo yang mau pamit ke kita kan?" Ujar Alfin
"Makin kesini kok makin bangke aja sih mas, udah jelas kaki gue napak di tanah ya jelas bukan arwah lah"
"Tapi beneran kamu gakpapa kan dy?" Maya nampak khawatir
"Gapapa mbak, eh tapi seriusan boss gak bisa bawa motor? Terus yang tadi itu apa dong?"

"Iya, kata tunangannya trauma sama motor padahal tunangannya pingin banget ngerasain dibonceng pakek motor biar kayak ala-ala anak jalanan gitooo" kata Alfin
"Tunggu-tunggu jangan bilang disini gue pertama yang pernah dibonceng pakek motor?" Tanya Maudy masih tidak percaya
"Bisa jadi gitu sih dy"

Brakkk
"Suatu kehormatan bagi saya, Maudy Yolanda Putri Ardana menjadi orang pertama yang dibonceng Pak Dicky Saputra menggunakan sepeda motor, ya walaupun motor butut bukan kayak di anak jalanan yang penting jadi yang pertama" ucap Maudy mendrama dengan menggebrak meja kantin sambil berdiri seperti pidato

Semua orang yang berada dikantin sekarang fokus pada meja Maudy karena tindakan Maudy tersebut.
Maudy hanya nyengir mendapati banyak tatapan yang mengarah padanya, sebelum Maudy duduk kembali tiba-tiba ada yang menarik telinganya dan menjauh dari meja yang ditempatinya.

"Aduhhh duh, aduhh kampret siapa sih ini maen tarik aja, sakit njirr" keluh Maudy sambil berusaha melepas tangan yang berada ditelinganya. Maudy tidak tau siapa pelakunya karena dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah sang pelaku yang terus menghadap depan.

"Lepasin kamprettt"
"Bukannya tadi kamu saya suruh ngerjain laporan rapat, kenapa malah nyelenong ke ke katin?"

Deg
"Kok suaranya gak asing ya? Suaranya kayak bisikan setan yang bisa bikin khilaf, tunggu! Ini mah bukan suaranya setan lagi, tapi boss nya setan" batin Maudy

"Ampun pak tolong lepasin, malu tuh diliatin banyak orang, nanti orang salah paham dikira bapak mau nganu saya lho" ujar Maudy
"Ck, kamu itu kalau ngomong dipikir dulu lagian juga saya gak bakal napsu nganu kamu"
"Lah lagian nganu juga gak butuh napsu kali pak"
"Ya butuh lah, emang kamu kalau nganu gak pakai napsu?"
"Gak lah, tinggal nganu kenapa mesti pakai napsu"

Banyak orang yang melihat perdebatan antara boss dan sekretaris tersebut karena mereka sedang berada dilorong yang sering dilewati banyak orang.

"Ini nganu apasih?" Dicky nampak sangat kesal
"Ya gaktau lah kan bapak yang nganu saya"
"Kamu berharap banget ya saya anu" ujar Dicky sambil mendekatkan dirinya ke Maudy

Maudy mendelik dan berusaha menghindari Dicky yang semakin mendekat. Setiap tindakan Dicky tak luput dari pandangan setiap orang.

"Kenapa mundur? Bukannya kamu yang mancing saya buat nganu kamu hmm?" Bisik Dicky yang sudah sangat dekat dengan Maudy
"Pak.. banyak yang lihat lho" lirih Maudy
"Kenapa kalau banyak lihat?"
"Nanti kita jadi bahan ghibah"

"Nih kamu kerjain filenya, jangan kebanyakan menghayal, siapa juga yang napsu sama kamu, body aja flat gitu" ucap Dicky ketus lalu meninggalkan Maudy yang masih syok.
"Dasar boss setan untung gue sabar" desis Maudy

***
Jam kerja kantor selesai Maudy segera meninggalkan tempat kerjanya sebelum bossnya meminta dia untuk lembur.

"Woy dy, kayak dikejar setan aja lo cepet gitu jalannya" ujar Alfin yang berpapasan dengan Maudy
"Iya noh setannya masih didalem" kata Maudy
"Siapa?"
"Ya Dicky lah dia tuh bukan setan lagi, tapi bossnya setan"
"Lah kalau Dicky boss setan berarti lo setannya dong kan Dicky boss lo hahaha"
"Ih mas Alfin udah capek masih aja bikin kesel"
"Hahaha yaudah sana sebelum Pak Dicky keluar"
"Eh iya duluan mas"
"Iya tiati"

***
Sampai dirumah Maudy langsung merebahkan tubuhnya dikasur.
Tiba-tiba tanpa di undang adiknya Salwa masuk ke kamarnya.

"Mbak aku punya cerita" ujar Salwa
"Hmm" jawab Maudy masih memejamkan mata
"Seru mbak"
"Hmm"
"Mbak ih bangun dulu kek hmm hmm mulu kayak nissa sabyan"
"Yang dengerin telinga kan bukan mata? Mbak gak budek ya" ujar Maudy masoh setia dengan memejamkan mata

Salwa nampak kesal dengan tingkah kakaknya itu.
"Jadi cerita gak nih? Diem mulu" ucap Maudy karena Salwa masih diam saja
"Gini, temenku itu punya kakak yang udah kerja kayak mbak, tiap pulang itu selalu bawa makanan atau apa pun itu yah nah mbak tiap pulang gak pernah bawa apa-apa, gak pernah digaji apa gimana sih mbak?"

Maudy yang mendengar langsung beranjak bangun dan duduk dikasur
"Mbak selalu bawa sesuatu kok" ucap Maudy dengan senyum semanis mungkin
"Apa? Sini coba kasih tau"
"Bentar" Maudy beranjak dari kasur dan mengambil barang di bawah meja riasnya.

"Taraaa mbak bawa ini, nih ambil buat pengharum ruangan" kata Maudy
"Aaa.. mbak Maudy jorok ihhh, kaos kaki busuk dikasih ke aku, pantes joness" ujar Salwa sambil menutup hidungnya
"Iya ini yang dibawa tiap pulang, nih ambil nih hahahaha" Maudy tak mau kalah dan melempar kaos kaki ke arah adiknya.
"Bundaaa mbak Maudy jorokkkkkkk" ujar Salwa berlalu pergi dari kamar Maudy.
"Hahahahaha" Maudy tertawa terbahak melihat adiknya, lalu menutup pintu kamarnya dan melanjutnya tidur yang sempat tertunda tadi.

***
"Assalamu'alaikum ayah, bunda, adik-adikku yang cantik tapi cantikan mbak Maudy haha" kata Maudy menyapa seluruh anggota keluarganya yang sedang sarapan

"Wa'alaikumsalam, Salwa kamu apain semalem?" Tanya bunda
"Dikasih yang mantab mantab bun" jawab Maudy
"Dih massa ya bun, kaos kaki busuk dilempar ke aku, udah disimpennya dibawa meja kan jorok ya bun pantes gak laku-laku" ujar Salwa

"Lagian udah dikasih uang jajan, masih aja minta jajanin makanya jadi orang itu yang hemat kayak mbak gini dong" ucap Maudy membela diri
"Emang uang kamu ditabung buat apa dy?"tanya Ayah
"Buat bantu mas kalau nikah nanti yah, aku bukan tipe cewek yang nyusahin calon suami"

"Pfttt" semua yang ada dimeja makan namoak menahan tawa mendengar jawaban Maudy
"Mas siapa mbak?" Tanya Anggi yang daritadi hanya diam
"Ya.. ya.. mas yang.. emm mau nikah sama mbak lah" jawab Maudy sedikit berfikir

"Dih jomblo udah mikirin nikah aja, cari calonnya dulu sana jangan cuman halu" kata Salwa
"Banyak ya yang mau sama mbak, mbak nya aja yang masih gakmau pacaran dulu" ucap Maudy sambil menjulurkan lidah

"Sudah-sudah debat mulu, kapan makannya ini? Nanti telat lho" ucap ayah menengahi

Lalu semua melanjutkan sesi makan yang sempat tertunda dengan khitman, dan setelahnya mereka berangkat kerja dan sekolah.

Hayyyy haloooo😂
Author balik lagi
Gimana ceritanya menurut kalian? Makin gak nyambung apa gimana😁

Maapkeun author updatenya lama😪

Cinta Bos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang