Lelah

5.3K 219 2
                                    

Pagi yang cerah tak secerah hati Maudy yang sedang mendung.
"Ceilah yang habis dari luar kota rajin amat pagi-pagi udah stay di kantor" kata Maya yang tak sengaja melewati tempat kerja Maudy
"Tau tuh, kirain ya mbak bakal dapat jatah libur sehari aja, ehh ini malah disuruh dateng pagi" ucap Maudy dengan kesal

Bagaimana Maudy tak kesal, jam 11 malam dia baru sampai rumah dan dengan teganya Dicky menyuruh Maudy datang ke kantor pagi-pagi dengan setumpuk laporan yang sudah hadir di atas meja Maudy.

"Haha yang sabar ya Dy ini masih pemanasan. Nanti lama-lama juga biasa"
"Maksut mbak?" Tanya Maudy bingung
"Pak Dicky itu suka langsung terjun ke cabang perusahaan yang ada diluar kota, jadi sering bolak balik sana sini"
Mata Maudy langsung melotot
"Itu orang gak percayaan sama orang apa gimana sih mbak? Kenapa harus terjun langsung coba? Perusahaan segede ini gak mungkin kan ngerekrut pegawai sembarangan ? Apalagi yang perlu diragukan?"

"Nikamati saja Dy, mayan kan keliling kota sama boss ganteng" kata Maya sambil menaik turunkan alisnya.

"10 menit lagi laporannya taruh di ruangan saya, dan setelah jam makan siang ikut saya meeting"
Maudy dan Maya syok karena Dicky yang tiba-tiba muncul dan menyuruh Maudy menyerahkan laporan yang masih seperempat dikerjakannya.

"T-tapi pak s-saya.." ucap Maudy terbata
"Dan kamu May, segera selesaikan laporan keuangan perusahaan bulan ini dan jangan lupa selesaikan laporan yang dari kantor cabang juga"

"Itu bukannya dibahas rapat minggu depan pak?" Tanya Maya
"Kalau saya maunya sekarang kenapa?"
Maudy dan Maya saling tatap dan mencurahkan segala kepedihannya lewat mata masing-masing. Ini masih pagi dan boss sialan itu sudah membuat ulah.

"Bukannya dari tadi kalian asyik ngobrol? Berarti kalian sudah siap rapatnya dimajukan dong? Laporannya pasti juga selesai semua."
Skakmat.
Maudy dan Maya langsung bersitegang dengan situasi sekarang. Apalagi setelah mendapat sindiran halus dari Dicky.

"S-saya permisi dulu pak" ucap Maya lalu berlalu pergi.
Maudy dengan tampang melasnya manatap punggung Maya yang hilang di belokan.

Baiklah mungkin ini memang jalan Maudy yang harus dijalani dengan hati lapang dan berhusnudzon kepada Allah bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang indah harus melalui berbagai rintangan yang terjal.
Fighting Maudy.

***
Ketika jam makan siang Maudy, Maya dan Alfin berada di satu meja yang sama.
Jika biasanya mereka heboh sendiri ketika makan, sekarang justru sebaliknya. Hanya keheningan yang menemani jam makan siang mereka. Maudy dan Maya menatap nanar makanan masing-masing.

Kecuali Alfin yang sebenarnya dari tadi berusaha mencairkan suasana. Sebenarnya Alfin bingung dengan situasi yang sekarang terjadi.
Maudy dengan mata sembabnya hanya mengaduk makanan tanpa berniat melahapnya sedangkan Maya berkali-kali menghembuskan napas berat seperti orang punya beban berat.

"Mereka kenapa fin?" Tanya Pak Wahyu yang baru bergabung dengan mereka.
"Kayaknya habis kesambet jin" bisik Alfin

"Enak aja, kalau kerasukan Jin bts mah gak apa apa, ridho banget malah biar langsung minta pertanggungjawaban" ucap Maudy

"Eh kampret kalau ngomongin korea aja baru konek dari tadi kemana aja mbak, gue takutnya raga lo disini tapi jiwa lo beda alam" kata Alfin.
"Iya tadi pulang dulu ke kayangan, selendang bidadari mau ditaruh disana aja biar aman" kata Maudy asal.

Semua tampak melongo dengan ucapan Maudy barusan,terkecuali Maya yang sepertinya masih enggan bergabung dengan perbincangan mereka yang mulai mencair.

"Itu mata kamu kenapa dy?" Tanya Pak Wahyu yang memang paling waras diantara mereka.
"Kena semprot boss dari tadi pagi, belum lagi habis ini ikut rapat bulanan gak kebayang pasti di jatuhin sejatuh jatuhnya" Maudy sedikut berkaca.

Cinta Bos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang